Gue Nggak Minat Bunuh Orang

18K 1.3K 9
                                    

Jodoh diciptakan untuk saling melengkapi dan melindungi, bukan menyakiti.

_Renata Fernandes_

_Renata Fernandes_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seusai sarapan, Renata mengantar Devan dan Devanka hingga kedepan pintu. Hari ini ia tidak ada kelas, jadi Renata berniat menemani Devanka bersekolah. Tapi Devan menolak permintaan Renata, dengan dalih kondisi perempuan itu belum sepenuhnya membaik.

Setelah berbicara dibalkon pagi tadi, Renata tak sekalipun memejamkan mata. Hanya ada kekhawatiran dan rasa takut yang terpancar dari mata sayu, yang lekat dengan kantung mata hitam itu.

"Aku ikut Devanka ya mas?" pinta Renata setengah memohon, namun Devan menggelengkan kepalanya tegas.

"Kamu istirahat aja ya, biar bi Jati yang jagain kamu dirumah."

"Tapi Devanka gim..."

"Mama tenang aja, om itu nggak akan berani deketin Devan lagi."

"Devanka benar sayang, mas nggak akan membiarkan dia mendekat apa lagi sampe nyentuh kalian."

"Tapi mas," Renata setengah merengek.

Devan mengulurkan tangannya, ibu jarinya menelusuri pipi Renata. Devan meringis sendu ketika sentuhannya berakhir pada kantung mata sang istri. Ada rasa bersalah, kesal, marah dan sedih yang bercampur jadi satu.

"Kamu dirumah aja ya, istirahat. Dua hari ini mas lihat kamu kurang tidur loh, sampe hitam gini."

"Tapi Devanka..."

"Mama tenang aja, Devan nggak percaya kata-kata om itu. Devan juga bisa jaga diri kok." ucap Devanka mengintrupsi.

Devan tersenyum senang melihat perkembangan Devanka, Renata pun tak jauh beda. Meski sering kali ia takut jika sewaktu-waktu Devanka berpaling karena terpengaruh oleh perkataan Marsel. Entah bagaimana nasibnya nanti, jika Devan gagal mendapatkan bukti dan saksi kunci untuk kasus kejahatan Marsel.

Usapan Devan beralih pada puncak kepala Devanka.

"Pinternya. Anak papah udah gede aja nih,"

"Pagi pak Devan," sapa dua orang pria berbadan tinggi besar, dengan seragam serba hitam layaknya seorang bodyguard.

"Pagi."

Renata mengernyit melihat kedua pria didepannya, jangan lupakan juga dengan Devan yang seolah mengenal keduanya.

"Oh iya sayang, mereka bodyguard yang akan menjaga kamu dan Devanka." jelas Devan menjawab semua pertanyaan dalam benak Renata.

Perempuan itu mengangguk-anggukan kepalanya, selebihnya hanya ada kebungkaman saja.

"Dia Pedro,"

Devan menunjuk pada pria yang lebih pendek, Renata menoleh, tak lupa membalas senyuman pria itu.

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang