Mas Yang Mulai

18.7K 1.3K 9
                                    

Marsel menyeringai tajam, saat melihat Devanka dari kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marsel menyeringai tajam, saat melihat Devanka dari kejauhan. Anak laki-laki itu terlihat sibuk menyiram beberapa bunga ditaman mungil milik keluarganya, namun bukan itu yang berhasil merebut atensi Marsel.

Melainkan keberadaan dua orang bodyguard yang berdiri tak jauh dari posisi Devanka berdiri. Dua pria berbadan kekar dengan ekspresi datar itu sama sekali tidak membuat Marsel gentar, justru sebaliknya dia merasa semakin tertantang untuk mengambil hak asuh Devanka.

Gila? Mungkin saja, karena jika menyangkut Devanka dan Renata pikirannya mendadak gelap. Seperti ditutupi oleh sesuatu tak kasat mata, hingga membuatnya ingin bermain-main dengan dua orang yang berhasil menghancurkan hidupnya itu.

"Bersenang-senanglah Renata, selagi lo masih punya waktu. Karena setelah ini dunia bakal berubah, hak asuh Devanka bakal jatuh ke tangan gue. Dan gue bakal pastikan, hanya ada kehancuran buat lo dan suami keparat lo itu!"

Pria itu terkekeh dibalik kaca mobilnya.

"Perlahan suami lo hancur ditangan gue, dan artinya... kehancuran lo udah dekat Renata,"

"Atau harus gue panggil Rania?"

Marsel menaikkan kaca mata hitamnya, dia memacu SUV silver miliknya menjauh. Hatinya merasa bahagia, apa lagi karena ia sudah berhasil menusuk perut Devan saat dibar beberapa hari lalu. Menurut kabar dari anak buahnya, Devan sedang sekarat dan terbaring lemah diranjang rumah sakit.

Karena setelah dari bar itu, Devan dan tangan kanannya mengalami kecelakaan mobil. Kondisi tangan kanannya tidak parah, justru Devan lah yang harus ditangani secara intensif.

"Sebentar lagi, lo bakal mati!" desisnya rendah.





🐝🐝🐝🐝


Penyelidikan terus berlanjut, bukti-bukti sudah terkumpul. Mulai dari keterangan dokter Raisa dan saksi mata lain, juga rekaman CCTV dari apotik yang menjual obat peluruh pada Marsel.


Saat ini Devan sedang duduk tegak penuh wibawa, didepan tiga pria yang duduk dengan wajah tertunduk penuh penyesalan. Atau mungkin mereka ketakutan setelah mendengar ancaman Devan yang terdengar lembut, namun menusuk dan sangat mengintimidasi lawan bisnisnya itu?.

"Saya tidak pernah main-main dengan perkataan saya,"

Gio yang sejak awal menyaksikan tingkah bosnya, berjalan mendekat saat mendapat aba-aba. Tiga lembar dokumen diserahkan, Devan langsung mengangsurkan dokumen itu pada ketiga pria dewasa didepannya.

"Jika kalian setuju, tanda tangani perjanjian ini."

Ketiga pria itu mendongak, beradu tatap dengan Devan yang menatap mereka intens.

"Saya tidak akan memaksa kalian untuk menandatangani perjanjian ini, tapi jika kalian menolak saya akan menarik semua saham saya dari perusahaan kalian."

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang