Nggak Kangen Sama Aku Ya?

31.6K 2.2K 16
                                    

"MAMA!" teriakkan memekakkan telinga menggema ke seluruh penjuru rumah, sudah menjadi rutinitas harian perempuan berambut sebahu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MAMA!" teriakkan memekakkan telinga menggema ke seluruh penjuru rumah, sudah menjadi rutinitas harian perempuan berambut sebahu itu.

"Apa sih Devan?" tanya perempuan itu, tanpa sekalipun melepaskan pandangannya dari setumpuk sayur mayur yang ada dibawah pisau tajamnya.

"Seragam Devan dimana?"

"Kan ada dilemari,"

"Nggak ada mama."

"Coba cari dulu, masa iya nggak ada."

Anak laki-laki dengan surai hitam legam itu merotasikan bola matanya pusing.

"Udah Devan cari ma, di lemari nggak ada."

"Coba mama Rena yang cari."

Perempuan itu berbalik, garis bibirnya terlalu sulit ditahan hingga akhirnya membentuk garis tipis. Ia berkacak pinggang menatap penampilan buah hatinya, dengan handuk putih yang melilit sebatas dada.

"Ini apaan coba, udah kaya cewek aja!"

Renata menurunkan handuk Devan hingga sebatas pinggang.

"Aish.... dingin mama!" rengek Devan.

Renata terkekeh pelan, melihat tingkah lucu Devan membuat perempuan itu gemas sendiri. Bahkan tangannya tak tinggal diam, Renata mencubit hidung putranya hingga memerah seperti tomat. Lucu sekali.

"Aduh cerewetnya, kaya siapa sih?"

"Ih, sakit mama!"

Anak laki-laki itu, mengusap hidungnya yang terasa berdenyut. Sementara Renata bukannya meminta maaf justru berlalu pergi, dengan suara tawa yang terus menghiasi pagi mereka. Devan mengekor dibelakang Renata dengan bibir mengerucut panjang.

"Nah ini apa?"

"Loh? Tadi Devan cari nggak ada kok."

"Alesan."

"Ih serius ma, mana mungkin Devan bohong sama mama."

"Iya, iya. Makanya lain kali cari yang bener,"

Renata menyerahkan seragam merah putih pada putranya kemudian pergi. Sama seperti hari-hari sebelumnya, Renata akan menghabiskan waktu sarapan bersama Devan dirumah mungil berlantai satu yang dibelinya dengan hasil keringat sendiri. Setelah 3 tahun bekerja sebagai pelayan cafe, akhirnya Renata naik jabatan menjadi seorang manajer.

Sedikit demi sedikit gaji yang diperolehnya ia kumpulkan dengan baik, hingga mereka bisa pindah dari kontrakan kecil ke rumah mungil satu lantai ini. Sudah setahun mereka menetap disini, Renata juga menata rumahnya sedemikian rupa hingga tampak nyaman untuk ditempati.

Soal Devan sendiri, Renata sudah lost contact sejak peristiwa 9 tahun lalu. Terakhir kali mereka bertemu saat Renata melahirkan, itu pun Devan hanya datang untuk mengumandangkan azan ditelinga putra kecilnya. Setelah itu mereka kembali jauh.

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang