Tring
Bel cafe berbunyi, pertanda jika ada seseorang yang baru saja melewati pintu kaca itu. Dia adalah Renata yang baru saja mengundurkan diri dari tempatnya bekerja, banyak kenangan yang sudah ia cetak disana. Tentang awal mula Renata bekerja sebagai pegawai ditengah situasinya yang sedang hamil muda, hingga ia melahirkan Devanka dan anaknya beranjak besar.
Dulu Renata sering mengajak Devanka ikut serta ke cafe, karena dulu ia tak mampu meski sekedar menyewa seorang babysister. Jangankan menyewa tenaga babysister, untuk memenuhi kebutuhannya dan Devanka, hingga biaya kontrakan sudah membuat Renata ketar ketir.
Beruntung ada Rafa dan teman-temannya yang terkadang membantu Renata mengurus Devanka kecil, alhasil Renata merasa sedikit tertolong. Sampai akhirnya Renata diangkat sebagai manajer cafe di tahun ketiga, senang dan haru bercampur menjadi satu. Setahun kemudian Renata membeli rumah mungil satu lantai, dia juga menjadikan bi Jati sebagai asisten rumah tangga sekaligus babysister Devanka jika Renata harus bekerja.
Bi Jati adalah tetangga Renata, jadi wanita paruh baya itu memilih untuk pulang selesai bekerja. Karena memang jarak rumah mereka hanya terpaut 200 meter saja.
Renata juga tak lupa soal pendidikan, saat Devan menginjak usia 3 tahun atau tepatnya awal mula Renata diangkat sebagai manajer. Perempuan itu memilih untuk mengambil paket c, beruntungnya Renata mampu membagi waktu antara mengurus Devanka, bekerja dan menuntut ilmu. Meski tak di pungkiri setiap hari badannya terasa remuk.
Renata mengulas senyum, mengingat semua rentetan peristiwa itu. Bahkan dirinya sudah menganggap semua pelayan disana sebagai saudaranya sendiri. Rasanya menyenangkan sekali saat tau banyak yang peduli dengannya.
"Ka Ren?"
Renata menoleh, senyumnya tersungging.
"Eh Bayu, kenapa Bay?"
"Aku cuma mau bilang terima kasih, selama ini kakak udah baik banget. Bahkan kakak nyaranin nama aku sebagai calon manajer baru,"
Renata mengulas senyum "Aku tau potensi kamu Bay, dan aku rasa kamu cocok jadi manajer."
"Terima kasih ya ka."
"Yang penting jangan sampe bikin aku kecewa,"
Bayu terkekeh pelan, diikuti oleh Renata.
"Aku janji ka, aku bakal berusaha sebaik mungkin."
"Oh iya, ini buat kakak."
Renata menatap kotak hitam yang disodorkan kearahnya, kotak dengan lambang V yang tercetak tebal dengan tinta emas.
"Kamu mau nyogok aku?"
Mendengar pertanyaan Renata membuat tawa Bayu kembali pecah.
"Mana mampu aku nyogok ka Ren, aku beliin ini sebagai ucapan selamat tinggal. Kakak kan bakal jarang ke sini, dan aku tau kakak sama Devanka suka kue buatan toko roti V. Jadi tadi pagi aku beliin deh, pas tau kakak bakal kesini." papar Bayu jujur, Renata menerima kotak itu dengan senang hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGLE MOM (END)
Narrativa generalePerempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah, tak heran mereka sering menjadi target kejahatan yang dilayangkan orang-orang tak bertanggung jawab. Tak terkecuali dengan Rania Mahendra, gadis 17 tahun yang harusnya hidup dalam selimut kebahagiaan d...