Saya Takut Ustadz

37.2K 2.7K 38
                                    

Saat ini Rania sudah duduk beriringan didepan masjid, dengan pria paruh baya yang biasanya dipanggil ustadz Syam oleh warga sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Rania sudah duduk beriringan didepan masjid, dengan pria paruh baya yang biasanya dipanggil ustadz Syam oleh warga sekitar.

"Maaf ustadz, apa boleh saya tanya sesuatu?"

"Silakan, adek mau nanya apa?" tanya ustadz Syam yang tak pernah sekalipun menghilangkan senyuman dari bibirnya.

"Maaf jika saya lancang, tapi apa boleh saya tidur disini untuk malam ini?"

"Cuma malem ini kok ustadz, saya janji besok nggak tidur disini lagi." ucapnya meyakinkan.

Untuk sesaat kening ustadz Syam berkerut halus, sebelum akhirnya semua tanda tanya dalam benaknya menghadirkan sebuah senyum.

"Tentu, ini rumah Allah. Siapapun boleh pergi atau berada disini,"

"T... tapi ustadz, saya banyak dosa, apa saya masih layak ada disini?" tanya Rania sendu.

"Satu yang harus adek ingat, masjid memang tempat bagi para pendosa. Mereka datang kemari, beribadah dan memohon agar diampuni segala dosanya oleh Allah swt."

Allahu akbar

Allahu akbar

"Alhamdulillah, kita sholat dulu dek?"

Rania diam sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

"Apa ada masalah?"

Rania menunduk "S... saya takut ustadz,"

"Apa yang adek takutkan?"

"D... dosa saya banyak ustadz, sebenarnya saya malu jika harus pergi kemari. Saya takut Allah nggaj mau memaafkan dosa-dosa saya. Tapi saya sendiri nggak tau harus pergi kemana, karena itu saya memutuskan untuk datang kemari."

Tanpa sadar kedua kelopak mata Rania mulai penuh dengan cairan bening, yang siap meleleh kapanpun si empunya berkedip.

"Ada kutipan yang berbunyi seperti ini 'Allah akan memaafkan seluruh dosamu, meski dosamu sebanyak buih dilautan', yang terpenting percaya dan jangan lupa berdoa meminta ampunan pada Allah. Insya Allah, sedikit demi sedikit dosa kita akan dilebur oleh Allah."

"A... apa mungkin Allah mau memaafkan saya ustadz?"

Ustadz Syam tersenyum lembut, tatkala kedua bola mata Rania terpaku kearahnya. Ia tau jika gadis kecil didepannya pasti sedang dilanda masalah, yang mungkin tidak bisa diselesaikan sendiri. Tapi ia tidak mungkin mengungkit privasi orang lain, apa lagi ustadz Syam baru mengenal Rania beberapa menit lalu.

Sungguh tidak etis sekali, jika ia ikut campur tanpa diminta. Ustadz Syam membalas tatapan menuntut gadis didepannya, namun baru beberapa detik Rania mengalihkan wajahnya menjadi tertunduk.

"Insya Allah, jika Allah berkehendak."

"Oh iya ustadz, saya mau bertanya satu hal lagi. Apa boleh?"

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang