Vivi baru saja selesai merapikan pakaiannya. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil menatap langit-langit. Kamar yang ditempatinya sekarang adalah milik ibu Nana dulu. Vivi mengulas senyum, rumah Nana memang tidak seluas miliknya, bahkan terbilang cukup kecil dan sederhana. Tapi dalamnya sangat nyaman, segala sesuatu tertata rapi, bersih dan sangat terkondisi.
Mata Vivi tertuju pada sebuah foto yang terpajang di atas meja kecil di samping ranjang. Ia mengambil foto itu dan menatapnya lekat. Itu adalah foto Nana dan Alm. Ibunya dulu.
"Lo pasti kesepian ya, Naa."
Vivi menggembungkan pipinya kemudian kembali meletakkan foto itu.
Tok tok
Vivi melihat ke arah pintu. Nana menyembul dari baliknya.
"Lo udah sholat Maghrib,Vi?"
"Gue lagi dateng tamu, Naa. Hehe."
Nana menggangguk, ia ikut duduk bersama Vivi di atas ranjang.
"Lo gak takut kan di sini?" tanya Nana.
Vivi mengerutkan keningnya. "Takut kenapa?"
"Enggak papa. Biasanya Bela suka parno kalo di sini. Apalagi kalo mati lampu, udah ke mana-mana pikirannya."
Vivi terkekeh. "Yaelah, itu kan Bela. Gue mah enggak."
"O iya, Naa. Gue kepikiran Riri nih, dia pasti sedih banget ya. Koq ibunya bisa ya setega itu?"
"Entahlah, gue juga gatau Vi. Emm ... kalo lo sendiri gimana?"
"Gue??"
"Hm."
"Gak tau, mungkin gue gak bakal berani pulang lagi Naa. Kata-kata bokap gue udah cukup jelasin kalo gue emang gak penting buat mereka."
"Lo jangan sedih ya! Lo gak bakal sendirian koq."
Vivi menggangguk. "Tenang aja, gue bakal smile deh. Tapiii ...."
"Lo gak bakal ngusir gue kan, Naa?"
Nana tertawa mendengar pertanyaan Vivi. "Ya kalau lo mau gue usir gapapa."
"Ih jahat lo!
Nana bangkit dan berjalan menuju lemari. Ia mengeluarkan beberapa helai pakaian ibunya yang masih tersimpan di sana.
"Ini gue ambil ya, biar baju lo muat semua."
"Yaelah, Naa. Gapapa koq, tarok di situ aja. Baju gue gak banyak koq."
"Gapapa, Vi. Biar gue ambil aja."
Vivi memperhatikan baju-baju yang diambil Nana dan di letakkannya sementara di atas ranjang Vivi.
"Lo masih nyimpen baju nyokap lo Naa?"
Nana menggangguk sambil tersenyum. "Gue cuman punya ini, kenangan dari ibu. Ini baju-baju favorit ibu gue. Kalau baju-baju yang lain udah gue kasih ke orang yang membutuhkan."
Vivi menopang wajahnya sambil menatap Nana. "Gue salut deh sama lo, Naa."
"Lebayy!"
"Ihh koq lebay? Gue beneran!"
"Terserah deh," kata Nana.
"Bokap lo?"
Nana tertegun mendengar pertanyaan Vivi.
"Sorry."
"Ah, udahlah. Lo bawel banget Vi. Gue mau ke kamar dulu, byee."
"Hehe, oke byee!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sisterhood {SEDANG REVISI}
Teen Fiction⚠️14+ {BELUM REVISI} ON GOING Tidak open feedback ya :) Jika kalian suka ceritanya silahkan divote, tapi harus baca dulu sebelum vote. saya tidak memaksa untuk Vt+Cm, tapi jika mau melakukannya terimakasih, karna itu membuat saya semangat😊 SISTERHO...