Kriiiing
Bell SMA Victorian berbunyi. Murid-murid yang masih di luar gerbang berlarian masuk ke dalam sekolah. Kia, Nana dan Vera berdiri di depan kelas sembari memperhatikan murid yang masuk ke dalam sekolah.Mereka bertiga menunggu Riri. Semalam hujan kembali turun dengan derasnya, Riri tidak pulang ke rumah Vera. Ia hanya mengirim sebuah pesan yang berisi bahwa ia malam ini tidak pulang. Katanya sih sedang berada di rumah seorang teman. Entahlah teman yang mana, Riri bahkan tidak memberi tahu apapun.
"Si Riri ke mana sih?" tanya Vera resah. Chat-nya juga belum dibalas sejak tadi. Ke mana temannya itu.
"Riri belum sampe?!" teriak Vivi dari dalam kelas.
"Belom!"
"Bu Sari jalan ke sini tuh, ayok masuk!" ajak Kia. Nana dan Vera menurut. Mereka masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku masing-masing.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi anak-anak!"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, pagii Ibuu!" jawab murid-murid kompak.
"Ibu sari ... kembaran neng Sari, Cantik—" Varo menoyor kepala Akbar.
"Gak ada sopan santun lo ye!""Orang gue pelan juga, gak teriak-teriak."
"Tap—”
Bela meletakkan telunjuk di bibirnya. “Ssttttttttt! Jangan bacot lo berdua.”
"Bela, ada apa?" tanya Bu Sari melihat sikap Bela.
"Ehehe gak papa koq, Bu."
"Yasudah, ayo berdoa dulu!"
Setelah selesai berdoa, bu Sari mulai menuliskan sesuatu di papan tulis. Seluruh murid tanpa diperintah langsung mencatat apa yang ditulis bu Sari.
"Oke, kalian catat dulu ini ya!"
"Okee, Bu!"
"Belaa!" panggil bu Sari.
"Saya, Bu. Ada apa?"
"Tolong ambilkan buku paket di perpus ya! Ambil sesuai jumlah murid," pinta bu Sari.
"Wah, Bela gak kuat bawa semua Bu."
"Iyaa. Akbar ... Varo kalian ikut Bela bantuin bawa buku!"
"Yah, bentar lagi selesai nih bu nyatet yang di papan tulis," kata Varo.
"Yaudah, Sembari kalian mencatat. Bela kamu langsung ke perpus aja, cari bukunya. Nanti setelah Akbar dan Varo selesai, Ibu langsung suruh nyusul kamu!"
"Baik, Bu."
"Tenkyuu Ibuu!" tutur Akbar dan Varo manja. Seisi kelas menatap jijik pada kedua murid itu.
•
•
•
•
•
Bela melangkah gontai menuju perpustakaan. Sepii, ya tentu saja. Semua murid sedang belajar di kelas saat ini. Asyik juga keluar kelas di jam pelajaran, adem.
Bela memicingkan matanya saat kebetulan dirinya berpapasan dengan kenzo di lorong menuju perpustakaan.
Santay!
Deg!
Jantung Bela berdegup. Ia dapat merasakan cekalan seseorang di lengannya. Kenzo? batin Bela. Ia yakin itu pasti Kenzo. Bela perlahan menoleh ke belakang.Bukan, ternyata bukan Kenzo. Melainkan seorang anak laki-laki yang berumur sekitar 10 tahun. Ia adalah anak dari penjaga kebun sekolah yang memang sering bermain di area SMAVIC. Bela mendelik kaget saat di lihatnya seekor reptil kecil yang menempel di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sisterhood {SEDANG REVISI}
Teen Fiction⚠️14+ {BELUM REVISI} ON GOING Tidak open feedback ya :) Jika kalian suka ceritanya silahkan divote, tapi harus baca dulu sebelum vote. saya tidak memaksa untuk Vt+Cm, tapi jika mau melakukannya terimakasih, karna itu membuat saya semangat😊 SISTERHO...