1# Siho

289 30 20
                                    

Bagaimana rasanya menghabiskan waktu bersama orang tua?
Bagaimana?
Aku punya segalanya,
Mereka membuatku memiliki segalanya,
Harta dan kemewahan.
Tauu apa yang tidak ku punya?
Yaa ... Kasih sayang dan perhatian dari mereka yang berusaha membuatku bahagia dengan harta.

~Arabella damian

Dua orang Remaja mengendarai sepeda motornya dengan kencang diikuti  empat buah mobil Dibelakang dan sisi kanannya. Nampaknya mereka tengah terburu-buru. Gadis yang mengendarai mobil mewah berwarna merah terlihat sangat santai dibanding kelima gadis lainnya. Ia masih bisa tersenyum sambil bernyanyi di dalam mobil mewahnya.

Gass terus, Na!” Teriak seorang gadis bernama Riri dari dalam mobil mewah berwarna silver.

“Jangan kasih kendor!” saut Vera yang berada dalam mobil mewah berwarna kuning.

Nana dan Kia memang tidak berkehidupan mewah seperti Bela, Riri, Vera dan Vivi. Dua gadis berhijab itu biasa berboncengan mengendarai sepeda motor ke sekolah.
K

ia tinggal bersama keluarganya yang sederhana. Sedangkan, Nana ia tinggal seorang diri dirumahnya.

Santuy aja guys!” ucap Bela pada teman-temannya.

“Gak bisa bel, lo mah santuy mulu!” jawab Vivi. Ia kemudian menancap gas mendahului teman-temannya. Bela dan Vera juga menancap gas menyusul Vivi.

“Biarin aja biar, mentang-mentang naik mobil,”  ucap Nana dari atas motornya.

Riri yang berada di belakang Kia dan Nana terkekeh melihat kelakuan teman-temannya itu. “Sabar Naa, udah gass pol deh kita balap mereka,” ucapnya.

Nana ikut menambah kecepatannya. Ia menarik gas sepeda motornya. Tiba-tiba ... bughh
“Auw!” teriak Nana ketika punggungnya dipukul oleh Kia.

“Apaan ki?”

“Apaan ... apaan, lo mau ngajak gue mati?”

“Ya maap, abis entar kita telat gimana?”

“Mending telat sekolah, dari pada mati di jalan!” tegas Kia.

Nana hanya terdiam mendengarkan ucapan temannya itu. Setelah beberapa menit, mereka sudah berada tepat di depan gerbang SMA Victorian. Benar saja pintu gerbang sudah tertutup rapat.

“Ahh, sial!” umpat Vera ketika melihat gerbang sekolah sudah terkunci rapat.

“Gimana nih, masa berdiri di depan gerbang doank,” ucap Riri kesal.

Bela yang sejak tadi melihat teman-temannya kebingungan hanya bisa menggeleng kepala. Ia melangkah gontai melewati teman-temannya.

“Minggir ... minggir!” ucapnya sambil mengibaskan tangannya.

Bela memanggil seorang satpam yang tengah berjaga di pos satpam.
“Pak!” panggil bela.
Satpam itu kemudian berjalan kearah bela dan teman-temannya.

“Bukain donk!” Tanpa pikir panjang Satpam itu langsung membukakan pintunya.

“Beres deh,”ucap Bela. Ia kemudian kembali ke mobilnya yang masih terparkir di luar gerbang.

The Sisterhood {SEDANG REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang