52#

22 5 0
                                    

Sedari tadi Bela dan Vera sibuk berkutat pada game di ponselnya. Sedangkan Nana, Riri dan Vivi berada di dapur. Mereka sedang memasak mie instan dan tahu bunting, lagi pengen gorengan katanya. You know tahu bunting?

Di mana Kia? Gadis itu tengah tidur saat ini, sesampainya di markas tadi Kia mengeluh pusing jadi ia memilih tidur untuk meredakan pusing di kepalanya.

Tak lama Vivi datang membawa sepiring tahu bunting dengan beberapa butir cabai hijau sebagai pelengkapnya. Gorengan tanpa cabe? Gak perpek banget.

"Yuhuu makan guyss!" teriak Bela.

"Gue mau tahu hamidunnya." Vera meletakkan ponselnya dan ikut menikmati tahu bunting buatan sahabat-sahabatnya.
"Gimana hari pertama kerja lo semalem, Vi?" tanya Vera membuka percakapan.

"Yah, lumayan lancar." Sangat lancar sampe-sampe pengen gorok leher orang. lanjutnya dalam hati.

Nana datang membawa semangkok jumbo berisi mie instan."Bangunin Kia gih, mie-nya udah jadi!" ujar Nana.

"Aseekk makan-makan." Vera bergegas ke dalam kamar membangunkan Kia yang sedang tidur terlelap. "Ki bangun oi! Makan prenn makan!" Kia sama sekali tak menyahut.

"Masih ada kan nyawa lo?" Vera menggoyang-goyangkan tubuh Kia. "Gue mau tidur," ujar Kia pelan.

"Makan dulu, lo belum makan kan? Ayo buru!" Tubuh Kia terasa berat sekali untuk bangun. Tapi ia juga tak mau kehabisan makanan, mulut para sahabatnya itu kan sangat bringas dengan makanan.

"Gue tunggu depan, ye!"

Setelah mencuci wajahnya Kia ikut bergabung bersama yang lain. "Jangan habisin, gue juga mau," ujarnya, mengambil sendok dan ikut menyantap mie yang tersedia.

"Gila sih, gue gak nyangka si Akbar sama Varo bisa dapet nilai Biologi sembilan puluh dua, aneh banget sumpah! Curiga gue," ujar Bela. Tadi di sekolah, pak Bambang membagikan hasil ulangan biologi mereka. Sangat mengejutkan, kalian tau siapa yang mendapat nilai tertinggi? Ya, Varo dan Akbar dengan nilai 92. Kia saja yang mendapat peringkat pertama nilainya 90. Lalu bagaimana dengan Bela? Alhamdulillah 78, enam point di atas KKM Biologi mereka. Yang penting gak remedial!

"Lo gak mau makan, Na?" tanya Bela melihat Nana yang sejak tadi fokus pada benda pipih itu. "Makan aja, gue udah koq."

"Yakinn?"

"Gue pengen usaha makanan ringan nih!" Sisterhood mematung seketika. Mereka langsung menatap ke arah Nana. "Usaha?" ujar Kia.

"Wanjayy! Jiwa-jiwa pekerja keras nih bos!" Vivi menunjukkan kedua jempolnya pada Nana.

"Koq lo bisa kepikiran gitu, Na?" tanya Riri.

"Yaa, gapapa sih. Gue pengen mulai nabung nih."

"Bukannya lo emang dah nabung dari dulu?"

"Tabungan gue masih dikit. Gue mau cari sampingan lagi selain kerja di cafe. Biar tabungan gue cepet nambah juga. Bentar lagi kita bakal kelas 12, habis itu lulus. Gue harus nabung yang rajin kalo mau kuliah," ujar Nana sambil tersenyum.

"Mantap!" ucap Bela.

Nana tertawa. "Baru niat sih, gatau kewujud apa nggak. Kayaknya gue gak punya jiwa-jiwa pembisnis."

"Aaa gue mau ikut, Na!" ujar Vivi.

"Ikut-ikutan mulu lo, Vi!" sarkas Bela

"Biarin, kan gue juga mau belajar mandiri Bel."

"Iyaa iya, entar kalo udah ada modal kita coba ya, Vi."

"Siap!"

Mungkin kalian berpikir, bukankah mereka punya sahabat orang-orang berada? Misalnya saja Bela dan Vera. Lalu mengapa mereka harus bersusah payah bekerja keras, kenapa tidak meminta bantuan sahabat mereka saja?

Baik Bela maupun Vera seringkali menawarkan bantuan, begitupun Riri dan Vivi saat mereka masih tinggal dengan keluarganya. Tapi Nana tidak bisa menerimanya, menurutnya sahabat-sahabatnya itu pun masih menjadi tanggungan orangtuanya. Ia merasa tidak enak, lagipula jika ia masih mampu bekerja keras mengapa tidak ia lakukan? Sahabat-sahabatnya pun sudah mengerti dengan jelas alasan dibalik penolakannya, jadi mereka tidak pernah memaksa.

"Eh iya gue mau cerita nih," kata Vivi memasang wajah serius. Teman-temannya fokus terhadapnya.

"Lo tau, Na. Kemarin sepulang kerja dari cafe. Sebenarnya ada yang merhatiin kita." Nana melebarkan matanya. Benarkah? Ia sama sekali tidak menyadari.

"Siapa?" tanya semuanya kompak. Vivi mengangkat kedua bahunya. "Gue gak tau yang jelas dia merhatiin kita."

"Perasaan lo aja kalik," ujar Bela tak percaya.

"Ihh gue serius. Awalnya tuh ya dia berdiri di seberang jalan merhatiin gue. Gue masih biasa aja, kebetulan juga gue sama Nana masih kerja waktu itu. Gue masih positif thinking tuh. Nah, pas malemnya gue sama Nana mau pulang, trus gue liat dia lagi di ujung jalan sambil sembunyi-sembunyi gitu anehh bangett. Begitu gue ama Nana lewat trus dia kabur. Aneh banget gak sihh? Gue jadi takut!"

"Parno lo! Mungkin wajah lo berdua itu kayak psikoper makanya dia kabur," tutur Bela. Psikoper apaan?

"Jangan-jangan itu orang misterius yang sama kayak yang ngikutin gue selama ini," tebak Vera. Ia mendadak panik.

"Ihh tapi dia cewe dodol, bukan cowo!" Vera ber-oh ria.

"Yang sabar ya dodol. Dodol gak ada duanya koq," lirih Kia sambil mengelus sebungkus dodol di sakunya.

"Perasaan lo aja kalik Vi. Lo terlalu capek karena kerja. Jadi pikiran lo ke mana-mana deh," ujar Riri. Vivi menggaruk tengkuknya. Ah masa sih? Perasaan memang bener deh. Vivi akhirnya diam.

"O iyaa, gue bersyukur banget loh presentasi kimia-nya dibatalin. Padahal dulu lo bilang bakal presentasi di depan anak-anak 12 IPA, Ki." Bela mengubah topik pembicaraan.

"Mungkin gurunya capek," jawab Kia.

"Gue pengen liburan," ujar Riri setengah berteriak.

"Kan gue dah bilang, kita healing duluan aja gosah nunggu bagi raport deh."

"Tapi gue pengen liburan sama mama gue Bel." Bela menarik nafas panjang. Ia menepis angin dengan telapak tangannya.

"Kapan ya gue bisa liburan sama mama lagi."

Tak ada satupun yang berani menjawab Riri. Mereka pun tak tahu harus dengan apa menjawabnya. Ibu Riri kembali? Siapa yang tau kapan itu terjadi, kecuali Tuhan.

________________🌿_________________

Mohon maaf jika ada unsur negatif dll dalam cerita.
Silahkan ambil sisi positifnya!
Unsur negatif bukan sengaja diciptakan, hanya saja kebaikan takkan nampak jika tak ada keburukkan disekitarnya.

Vote+cmnt

Happy reading:)

The Sisterhood {SEDANG REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang