53#

30 6 0
                                    


Arka memainkan sedotan di tangannya. Matanya bergerak ke sana kemari memperhatikan ke-4 temannya. Kenzo dan Kevin sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Kayak ada ngechat aja si doi. Sedangkan Gio dan Karel asik menikmati semangkuk bakso. Sebagai informasi dua cowo itu sudah dua kali nambah. The real perut karet!

"Enak ya, bakso perawan?"
Uhukk uhukk
Gio tersedak mendengar ucapan Arka. "Haa?!"

Warning, memakan bakso dalam porsi berlebih dapat membuat kuping budeg!

Ting. Arka mengupload di story Instagram-nya.

"Heh, Arcin! Lo ngomong apaan tadi, bakso perawan?"

"Yes. Yu kenow backso perawan? Btw Arcin apaan?"

"Arka bucin," ujar Gio.

"Gue kira Arka Cindy," saut Karel pula.

"Eitsss! Tidak kawan, gue masih stay ama bebeb Vera."

"Paleng juga lo bentar lagi balik jadi sadboy karna ditolak Vera." Arka menatap sinis ke arah Kevin. Enak saja, Arka tidak pernah jadi sadboy ya kan? Dia adalah pejuang cinta yang sesungguhnya.

"Back to topic backso perawan. Lo bedua sengaja kan mau modus?"
Gio dan Karel saling menatap. "Modus?" ucap keduanya kompak.

"Iyee moduss, em-o-de-u-es!" Dibaca monyong!

"Modus apaan, sejak kapan makan Bakso dibilang modus. Ye gak Kar?" Karel mengangguk setuju. Hadehh Arka menyadarkan bahunya ke kursi. Matanya mengisaratkan untuk menoleh ke arah gadis yang tengah melayani para siswa membeli makanan.

"Anaknya bibi kantin, masih gadis bro. Lo bedua sengaja beli dua kali karna dia kan? Ngaku!"

"Maafkan saya Tuan Arka yang tidak terhormat, tapi saya bukan kang modus macam anda," ujar Karel.
Arka berdecak. "Meskipun kang modus, tapi gue tipe cowo setia. Karna cuman modusin satu cewe."

"Ba-cot!" itu suara Kenzo.

"Arka" dari pintu masuk kantin. Seorang gadis melambaikan tangan ke arah Arka.

"Ehemm, ada yang pdkt nih," bisik Gio pada Karel.

"Calon-calon punya pacar dua," bisik Karel pula.

"GUE SUMPEL DUIT MULUT LO BERDUA YA!"

"Gue duluan ya," ujar Kenzo disusul Kevin. Pergi meninggalkan ketiga pria yang masih cekcok itu.

Aacieeeeeee

"DIEM GAK!"

"Arka kenapa?" tanya Cindy lembut.

"Eh, nggak papa koq."

"Aku boleh duduk di sini?"

"Iya, silahkan!" ujar Gio dan Karel. Mereka terkikik pelan melihat sorot mata Arka. Matanya melebar seperti hendak menelan orang.

"Gue sama Karel gak ganggu kan di sini? Ya, anggap aja gue nyamuk Karel baygonnya." Cindy tersipu malu mendengar ucapan Gio. Ia kemudian tersenyum. "Gapapa koq, santai aja."

The Sisterhood {SEDANG REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang