Vera mengumpat kesal. Mobil yamg dikendarai nya tiba-tiba saja mati tanpa sebab. Mana ia sekarang sedang sendiri, Riri tadi ikut pulang bersama Kia. Vera berulang kali memandangi mobilnya tanpa melakukan apapun. Ia mencoba menghubungi Bela tapi tidak bisa. Biasanya Bela punya banyak nomor hp montir-montir di sekitar sini. Nomor di hp Vera tak sengaja terhapus jadi ia tak bisa menghubungi mereka.
"Si Riri gak solid banget dah, dia pasti dah ada firasat mobil bakal mogok. Makanya dia tadi gak ikut bareng gue."
"Awas lo, Ri."
Vera duduk di atas trotoar sambil menopang wajah. Berharap ada malaikat yang akan datang untuk menolongnya. 5 menit Vera duduk termenung di atas trotoar tanpa melakukan apapun. Hingga sebuah klakson motor menyadarkannya.
"Lagi ngapain, cantik?" Vera melirik ke arah orang itu. Berharap malaikat, malah playboy yang dateng.
Eh, gapapa deng. Daripada yang dateng malaikat .... malaikat pencabut nyawa maksudnya.
"Ngapain lo?" tanya Vera.
"Koq nanya balik?" Iya juga ya.
"Mobil gue mogok." Arka menoleh ke arah mobil Vera. "Yaelah ini mah ban-nya bocor, liat tuh."
Vera ikut melihat ke arah ban mobilnya. Ban mobilnya terlihat kempis. Tapi ...
"Tapi tadi langsung mati gitu koq. Masa karna bannya sih? Kan aneh."
"Komplikasi kalik."
"Komplikasi? Lo kira penyakit!"
"Iya, kayak gue ke lo misalnya. Kan kena komplikasi juga." Vera mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"
"Udah cinta, rindu ... sayang lagi. Termasuk komplikasi kan? Penyakitnya lebih dari satu!"
"Itu mah penyakit playboy kayak lo, wajarr!"
Arka terkekeh. Ia mengambil beberapa peralatan yang sering ia bawa di motornya. "Lo mau ngapain? Emang lo bisa? Jangan rusak mobil gue Ar!"
"Bawel banget bini gue."
"Bacot!"
Vera memperhatikan setiap gerakan tangan Arka, sejujurnya ia juga tak tau apa yang dilakukan pria itu pada mesin mobilnya. Tapi Arka nampak fokus sekali. Sama seperti Vera yang juga fokus memperhatikannya.
Tangan Arka tak sengaja menyentuh pakaiannya sendiri, hingga membuat baju sekolahnya kotor. Namun, Arka sama seperti tak perduli.
"Kunci mobil lo mana?"
"Ini." Arka mencoba menyalakan mobil Vera. Berhasil! Mobilnya menyala. Vera spontan bertepuk tangan. Lo ngapain sih Ver?
"Lo bawa ban cadangan nggak?" tanya Arka.
"Enggak."
Arka bergerak membuka jok belakang mobil Vera dan menemukan sebuah ban cadangan. "Ini apa?"
"Hehe, itu roda," ujar Vera meringis, sumpah deh Vera benar-benar lupa. Arka menatap Vera sejenak lalu tersenyum manis. "Gemes banget si, sayang gue."
"Sayang sayang pala lu peyang."
Vera kembali memperhatikan Arka yang berkutat dengan ban mobilnya. Sejenak Vera tertegun melihat Arka. Sebenarnya kalo lo gak doyan modus, lo tuh cakep Ar.
Setelah selesai dengan ban mobil Vera, Arka membersihkan telapak tangannya menggunakan tisu. Tentu saja tisu yang ia ambil di dalam mobil Vera.
"Gue kayaknya ada air deh," ujar Vera. Ia mengambil sebotol air mineral dan memberikannya pada Arka. "Kalo gak pake air, tangan lo gak kan bersih."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sisterhood {SEDANG REVISI}
Teen Fiction⚠️14+ {BELUM REVISI} ON GOING Tidak open feedback ya :) Jika kalian suka ceritanya silahkan divote, tapi harus baca dulu sebelum vote. saya tidak memaksa untuk Vt+Cm, tapi jika mau melakukannya terimakasih, karna itu membuat saya semangat😊 SISTERHO...