Kia & Nana mendudukan dirinya disebuah kursi di tepi lapangan sekolahnya. Mereka menatap beberapa murid yang tengah bermain basket disana. Diantara mereka terdapat keempat sahabatnya yang juga ikut bermain.
"Naa!" panggil Kia.
"Hm,"
"Gue mau ngomong sesuatu,"
"Apaan?" ucap Nana.
"Gue rasa emm ... si Riri ada sesuatu sama anggota genk Refour,"
"Maksud lo yang namanya Kevin itu?" tanya Nana.
"Hm,"
"Trus, tuh si kapten basket, gue rasa dia juga tertarik ama Bela,""Itu kan tebakan lo doank Kia,"
"Ayolah Naa, gue tau lo juga mikir sama kayak gue kan?"
"Hm ... Yaa, gue juga mikir gitu,"
"Gimana pendapat lo sama cowo yang suka gangguin Vera?"
"Gak tau! Gue sebenernya gak kesel-kesel amat sama dia, cuman gue gak suka kalo dia megang Vera," tutur Nana.
"Siip Naa, gue juga gak suka!"
Nana menatap Kia dan tersenyum. "Apapun itu, yang jelas gue gak bakal biarin sahabat-sahabat gue terlalu deket sama cowo, bukannya su'udzon tapi sebagai cewe waspada itu penting, kita gak bisa percaya gitu aja sama sembarangan orang, meskipun kelihatannya orang baik,"
"Tapi gue yakin sih Ki, sahabat-sahabat kita itu bukan tipe orang ceroboh, naklukin mereka itu gak mudah. Modal tampang doank gak bisa ngeyakinin!"
"Iya donk! SISTERHOOD gitu lho," timpal Kia semangat.
Kia menatap Nana sambil terkekeh. "Hem ... tumben lo dewasa Naa," ucapnya.
"Mau gue buang lo?"
"Buang gue kejurang hati lo donk, Naa," ucap Kia sambil tertawa.
Nana ikut tertawa menanggapi Kia. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Kia dan berkata, "Lo juga tumben dodol ngomongnya panjang lebar, agak receh juga. Biasanya, lo diem aja kayak orang nahan boker,"
Kia menjitak kepala Nana. "Sialan lo!" ucapnya terkekeh.
Kedua gadis berhijab itu tertawa lepas. Kia memang suka bersikap dingin dan cuek. Tapi bukan berarti jika bersama sahabat-sahabatnya ia akan terus bersikap seperti itu.
Kia dan Nana memang kurang menyukai jika sahabat-sahabatnya itu terlalu dekat dengan pria. Beruntung SisterHood memang tidak terlalu dekat dengan pria atau bahkan sampai menjalin hubungan spesial.
"Tuh anak bedua ngetawain apaan elah?" ucap Vivi heran.
"Hha ... gak tau deh, gue jadi pengen gabung," ucap Vera.
"Udahan ya mainnya! kita mau istirahat," ucap Bela pada genk Refour.
"Aih lagi donk, gue masih pengen," ucap Arka memelas.
"Main sendiri sono lo!" bentak Vera pada Arka.
"Gak mau, maunya ama lo! Gimana donk?"
"Bodo amat!" ucap Vera, lalu melangkah pergi menuju tempat Kia dan Nana berada.
Arka tersenyum kecil melihat tanggapan Vera.Kenzo tersenyum kearah Bela, Vivi dan Riri. "Okee! thanks ya buat hari ini, gue akuin main kalian emang bagus," ucapnya.
"Iyaa donk! siapa dulu kaptennya, gue yang ngajarin mereka," ucap Bela dengan bangganya.
"Gaya lo!" ucap Vivi dan Riri sambil menoyor kepala Bela bersamaan.
"Awass lo bedua ya!"
Genk Refour tersenyum kecil melihat tingkah gadis-gadis yang belum lama dikenalnya itu. Unik! Batin mereka.
Fokus genk Refour kini teraloh pada Kevin yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sisterhood {SEDANG REVISI}
Teen Fiction⚠️14+ {BELUM REVISI} ON GOING Tidak open feedback ya :) Jika kalian suka ceritanya silahkan divote, tapi harus baca dulu sebelum vote. saya tidak memaksa untuk Vt+Cm, tapi jika mau melakukannya terimakasih, karna itu membuat saya semangat😊 SISTERHO...