44

28 8 0
                                    


Yok bisa yok, pura-pura bahagia.
Siapa tau yang awalnya pura-pura bahagia, jadi ... rupa-rupa bahagia :)
Aamiin

Arka Spd.C

Sisterhood duduk berjejer di tepi lapangan sekolah. Beberapa menit yang lalu mereka baru menyelesaikan jam pelajaran olahraganya. Masih ada waktu beberapa menit lagi untuk berganti jam pelajaran.

Vera memijat-mijat kakinya yang terasa pegal. Ia mendesah pelan kemudian merogoh sesuatu dari sakunya. Sebungkus cokelat penambah energi check.

"Mauu?" tawar Vera pada teman-temannya. Vivi terkekeh. Jarang-jarang Vera mau berbagi cokelat.

"Tumben nawarin?" tanya Vivi meledek.

"Kalo mau ... kalo gak mau yaudah," jawabnya langsung memakan cokelat itu.

"Si Rama gimana, Ver?" tanya Bela tiba-tiba.

"Ya gitulah!"

"Masih deketin lo?" Vera mengangguk.

"Huh? Tapi ... suka gue cuekin sih. Dia nelpon sama chat aja jarang gue bales. Males gue lama-lama. Gue gak nyaman banget. Arghh kenapa nasib gue sial banget banget sih!" Vera menekuk wajahnya.

"Syukurin aja!" kata Kia.

"Enak banget lo ngomong, apa yang musti gue syukurin!" Kia terkekeh melihat respon Vera.

"Ver ... Ver. Arka, Ver!" ucap Bela sambil menggoyakan lengan Vera.

"Paan sih lo, bodo amat ya!"

"Liat dulu, ege!" Bela memutar kepala Vera. Mata Vera menangkap sosok Arka yang tengah berjalan dengan seorang gadis di koridor sekolah. Keduanya berjalan sambil mengobrol akrab. Vera terus memperhatikan dari jauh.

"Wah, udah move on beneran," kata Vivi tertawa renyah. "Bagus deh," sahut Vera mantap. "Semoga bahagia." Vera bangkit dan pergi begitu saja.

Vivi tertegun. Menatap teman-temannya bergantian. "Kenapa tuh anak?"

"Biarin, lagi badmood kalik," saut Nana.

"Buset!"

Siho kompak menoleh ke arah Bela. Bela nampak panik melihat layar ponselnya. "Kenapa lo?" tanya Kia.

"Gapapa! Gue duluan ya." Berlari pergi.

•   •   •

Bela celingukan. Di mana Kenzo, tadi Bela sempat ke kelasnya namun ia tak menemukan batang hidung cowok itu. Di kantin juga tidak ada. Bela mengacak-acak rambutnya. Ia memuka ponselnya berharap chat-nya sudah dibalas, ternyata belum. Arghh, ke mana cowok itu. Bela berjalan menuju halaman belakang sekolah.

Bela menelisik ke area sekitar lorong kelas, belum juga di temukannya orang yang di cari. Alih-alih menemukan Kenzo ia justru menabrak seseorang. Bela berdecak.
"Sakit dodol!"

"Mata lo, Bel. Pasang kalo jalan," protes Vera.

Bela menggaruk kepalanya. "Ya Maap."

"Mau ke mana lo?"

"Nyari seseorang."

"Siapa, Bel."

"Kepoo!"

Bugh!
Tubuh Vera ditabrak seseorang dari belakang. Untung Bela tepat berada di depannya, kalau tidak mungkin ia sudah terjungkal ke depan. Vera menoleh ke belakang dengan kesal. Bisa-bisanya ia ditabrak dua kali di satu tempat yang sama.

The Sisterhood {SEDANG REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang