Sepertinya setelah kehilangan kasih sayang mereka, mungkin akupun akan kehilangan dirimu?
~Riri A.Rossler
Pagi ini di rooftop, SisterHood menghabiskan waktunya mendengarkan cerita Vivi, Mereka dengan seksama menyimak dan mendengarkan keluh kesah yang disampaikan sahabatnya itu.Vivi cemberut. "Gue kesel banget!" ucap Vivi.
"Sabar Vi ... sabarr, orang tua lo belum terbuka aja mata hatinya, gue yakin suatu saat mereka bakal sadar," ucap Kia.
"Kalo gak sadar gimana, ki?"
"Ruqyah!" ucap bela nyeplos.
Riri melirik Bela tajam. "Lo Bel, mau gue ruqyah ampe koid?" ucapnya.
"Dihh ... ruqyah itu buat ngeluarin syetan dodol, bukan ngeluarin nyawa!"
"Lo pada gak bisa ya? gak usah bawa-bawa dodol mulu, dodol salah apa sih? dia itu makanan termanis, gak cocok lo jadiin bahan pelampiasan?" sela kia.
Vera menyenggol badan kia. "Ahayy! semenjak sembuh Kia banyak bacot, sepertinya dia akan merubah jati dirinya," ucap Vera sambil terkekeh.
"Lo-"
"Ihh, lo semua koq malah bahas lain sih, dengerin gue dulu," rengek Vivi.
"Aaaa maap Vii ... maap, nih gara-gara Kia dasarrr!" ucap Bela.
"Kia dodol emang," saut Nana.
Kia hanya mendengus kesal melihat dirinya yang jadi disalahkan.
"Gue pengen kabur dari rumah," ucap Vivi.
"EHH JANGAN!" ucap SisterHood spontan bersamaan.
"Kenapa? biarin aja, lagian mereka gak perduli sama gue,"
"Gak bisa gitu donk, lo harus strong Vi!" ucap Bela.
"Bener tuh, Riri aja meskipun sakit hati mulu di rumah, gak pernah kepikiran mau kabur koq," saut Vera.
Vivi menoleh kearah Riri. "Bener Ri?" tanyanya.
"Hehe sering sih kepikiran gitu," jawab Riri nyengir.
Vera memukul dahinya. "Elah kalo gitu sama aja!"
"Sebenernya permasalahan kita tuh hampir sama Ri?" ucap Vivi pada Riri.
Riri mengangguk. "Hem ... Sama-sama terabaikan karna sosok adek," ucapnya.
"No ... no, inget ya! gak semua orang yang punya adek tuh terabaikan, cuman kebetulan aja nasib lo bedua yang dapet gini, " ucap Nana.
"Kadang gue suka mikir, kenapa ya? Mama gue koq bisa berubah segitu drastisnya," ucap Riri termenung.
Kia menoleh kearah Riri dan tersenyum kecil. "Waktu itu bisa merubah segalanya Ri!" ucapnya.
"Apa ada kemungkinan buat balik lagi?"
Kia mengangkat kedua bahunya. "Cuman Allah yang tau,"
Bela menoleh kearah Nana dan bertanya, "Lo sendiri gimana, Naa?"
"Apanya?" jawab Nana.
"Lo udah jarang curhat tentang masalah keluarga lo?"
Nana tersenyum tipis. "Emang gue masih ada keluarga?" ucapnya santai.
Semuanya terdiam mendengar ucapan Nana."So santuy girl, kita selalu ada buat lo!" ucap Vera sambil merangkul bahu Nana.
"Arrgh! udah mellownya, malem ini kita seru-seruan," ucap Bela semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sisterhood {SEDANG REVISI}
Teen Fiction⚠️14+ {BELUM REVISI} ON GOING Tidak open feedback ya :) Jika kalian suka ceritanya silahkan divote, tapi harus baca dulu sebelum vote. saya tidak memaksa untuk Vt+Cm, tapi jika mau melakukannya terimakasih, karna itu membuat saya semangat😊 SISTERHO...