Vera berjalan menyusuri lorong kelas dengan suasana hati yang tidak mengenakkan. Huh, seperti terbakar rasanya ingin sekali Vera lampiaskan emosinya untuk membakar sesuatu. Vera teringatkan Arka. Argh sangat menyebalkan ia harus menemui Arka secepatnya.
“Ah, Gue temuin sekarang aja deh!” ucap Vera. Vera tanpa ragu melangkah menuju kelas Genk Refour di XI IPA 3. Tentu saja ia seketika menjadi pusat perhatian. Seluruh pandangan di kelas XI IPA 3 tertuju pada Vera. Sebagian siswa laki-laki ada yang membenahi sunggaran rambutnya hendak menggoda Vera. Tentu saja Vera tidak perduli sedikitpun, ia tetap fokus pada tujuan utamanya.
“Gue mau ngomong sama lo, Ar!”
Arka menatap Vera sambil terkekeh. Sebagian siswa yang tadi ingin menggodanya sekarang mengurungkan niatnya ketika melihat Vera menghampiri Arka. Yang benar saja, apa mereka harus bersaing bersama Arka?“Kenapa, by?”
“Udah deh, Ar. Gue mau ngomong sama lo, ikut gue!”
Dengan senyum mengembang Arka mengikuti langkah Vera keluar kelas.
Cuittcuitt
Gio dan beberapa murid lainnya sibuk bersiul meledeki Arka. Kenzo dan Kevin hanya tersenyum simpul sambil menyaksikan drama apa yang akan mereka lihat setelah ini. Sedangkan Karel, ia sibuk bermain game di ponselnya tanpa perduli keadaan sekitarnya. Sepertinya ia tengah nyaman larut dalam permainan Jump monkey yang baru di installnya.“Ayolah, Kar! Lo gak mau ngelewatin momen spesialnya Arka!” ucap Gio terkekeh.
“Kodok makan tomat, gitu doang mah gak spesial amat!” jawab Arka.
“Gue penasaran mereka ngomongin apaan, kepoin yuk!” Karel sama sekali tidak merespon ucapan Gio.
“Udah jomblo, kepo lagi!” saut Kevin tertawa.
“Ngatain gue, Lo!”
Kenzo terkekeh melihat ekspresi Gio. “Gosah tawa, Ken. Gue cium nyehong lo!”“Dih!” ucap Kenzo sambio menatap Gio geli.
“Parah, udah jomblo, kepo, homo juga!”
“Bacot pin bacot!”
Gio kembali menatap Karel. “Kar, ayok temenin gue, mereka kagak bisa ngertiin hati gue hiksrooot!”
“Diem ah!”
“Parah lo, segitu doang nih solid kita?”
“Lo mending diem, Gi. Liatin gue maen game aja sini, noh karakter gamenya mirip lo sumpah!”
Gio melonjak penasaran. “Ah boong lo Kar!”“Liat deh!”
Gio melirik ke layar ponsel Karel dan melihat se-ekor monyet yang tengah melompat-lompat dalam gamenya.
“Hah, ntu mah adek lo!” ucap Gio.“Lo!”
“Elo!”
“Lo!”
“El—”
“Gue!” sarkas Kenzo dan Kevin bersamaan.
“Paan, dih gaje. Gue tau lo bedua emang monyet.”
??!!
***
Vera berjalan ke dalam kelas, dengan mengerucutkan bibirnya. Ia pikir setelah berbicara dengan Arka, maka semuanya akan baik-baik saja. Justru sebaliknya ia merasa bahwa Arka akan terus mendekatinya.
“Lo kenapa?” tanya Nana. Vera tak menjawab, ia langsung duduk di bangkunya dengan nafas yang naik turun.
“Are you ok?” tanya Riri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sisterhood {SEDANG REVISI}
Teen Fiction⚠️14+ {BELUM REVISI} ON GOING Tidak open feedback ya :) Jika kalian suka ceritanya silahkan divote, tapi harus baca dulu sebelum vote. saya tidak memaksa untuk Vt+Cm, tapi jika mau melakukannya terimakasih, karna itu membuat saya semangat😊 SISTERHO...