47#

28 7 0
                                    

Jadilah pembaca yang bijak!

°

Vera menatap langit-langit kamarnya. Matanya sayu, wajah Vera pun nampak lemas. Seharian ini hati Vera benar-benar gelisah, bahkan saat mengerjakan ulangan tadi ia tidak bisa fokus. Vera mengerang kesal. Ia sangat lelah dengan kehidupannya saat ini.

Vera memutuskan untuk membersihkan diri. Berharap otaknya akan sedikit mendingin. Setelah selesai mandi Vera kembali naik ke atas kasurnya. Tidak ada orang dirumahnya saat ini, kedua orangtuanya sedang di luar. Sedangkan Riri gadis itu bilang akan ke rumah Kia dahulu, mungkin sore nanti ia akan kembali.

Ddrrtt!

Ponselnya bergetar. Vera segera membuka ponselnya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat lebih dari 10 pesan dari Rama. Vera mendegus. Cowo ini adalah salah satu benalu hidupnya saat ini. Kenapa ia terus mendekati Vera padahal Vera sudah menunjukkan sikap ketidaknyamananya.

Rama

|Gue mau ngmng sama lo

Ngmng aj!|

|Ktmu bntr di taman ok?

Gue sibuk!|

|Please Ver

Vera memutar otaknya. Baiklah, mungkin ini akan dijadikan Vera sebagai kesempatan untuk mengatakan seluruh isi hatinya. Tentang Rama yang mengganggu hidupnya. Dan ini akan jadi pertemuan kita yang terakhir.

Ntr mlm di tmpt biasa!

|Oke. Thanks❤️

Vera bergidik geli melihat emot love dari Rama. Entah kenapa sekarang Vera merasa risih akan segala tindakan Rama. Apalagi jika mengingat drama-nya bersama Warrior beberapa waktu lalu. Mengadu domba antara Siho dan Refour? Apa maksudnya! Gabut sekali kalian.

Vera berjalan ke depan membuka pintu rumahnya. Dilihatnya sosok Riri yang masih mengenakan seragam sekolah.

"Sore amat lo balik."

"Hehe gue ketiduran tadi," jawab Riri nyengir. "nyokap bokap lo belum balik?"

"Belum, barusan nelpon katanya besok pagi pulangnya."

Riri mengangguk paham. Ia berjalan masuk menuju kamar Vera.

Tepat jam 19.30 Vera keluar rumah. Ia memesan taxi online. Entahlah, Vera sedang tidak mood berkendara sendiri. Tak perlu waktu lama Vera sudah sampai di tempat tujuannya. Vera melihat sekeliling. Tumben tidak seramai biasanya. Vera menatap ke depan, dimana pria dengan jaket berwarna hitam sudah menunggunya di sana. Vera segera menghampiri.

Rama tersenyum melihat Vera. "Lo mau ngomong apa?" tanya Vera langsung.

"Santai dong, minum dulu. Udah gue pesenin." Vera menghela nafas pelan. Ia langsung meminum segelas jus sudah dipesankan Rama tanpa curiga.

The Sisterhood {SEDANG REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang