27#

46 12 0
                                    

Kriiing

Suara alarm membangunkan Bela dari tidur nyenyaknya. Badannya masih terasa sedikit nyeri dan pegal-pegal akibat kecelakaan kemarin. Kaki dan lengannya terasa kaku, mungkin karena luka-luka yang dialaminya.

“Buseett, nih alarm udah kek bell Victorian aje!” ucap Bela sambil mengucek-ucek matanya. Bela mengambil ponselnya dan mematikan alarm. Ia melihat banyak notifikasi yang muncul di ponselnya.

“Pagi-pagi nih Wa dah jadi pasar ayam.”

“Beuhh!” Bela terkejut melihat jumlah pesan grup di whatsapp-nya.

1213 pesan belum dibaca

“Nih rombongan manusia bacot apaan sepanjang malem, banyak banget ngek!”

Bela menggelengkan kepalanya heran, sebenarnya pemandangan seperti ini sudah biasa. Jika sedang ada topik maka teman-temannya itu pasti akan betah berjam-jam berbincang-bincang. The power of mbacot.

Cklek
Bela melihat ke arah pintu. Siapa yang membukanya?

“Ada makhluk?” tanya Bela. Tak lama muncul seorang asisten rumah tangga dari balik pintu.

“Yeah, Bi. Kirain siapa buka pintu gak ada orang,” kata Bela.

“Hhe maaf, Non,” ucapnya sambil terkekeh.
Ia kemudian memberikan segelas susu. Bela mengambilnya sambil menatap bingung.

“Tumben, Bi? Biasanya gak pernah gini, kan Bela gak minta buatin?”

“Di suruh, Nyonya tadi.” Bela mencibikkan bibirnya.

“Bibi cerita kalo Bela abis kecelakaan?”

“Iya Non.” jawabnya lembut.

“Pantesan jadi sok care!”

Bela beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi. Wah, ia tak merasakan sakit yang terlalu seperti kemarin, kakinya sudah bisa menopang tubuhnya dengan tegap.

“Bela gitu lho, strong!” (Stres tak tertolong!)

• • •

Morning oppa, kakeknya Bela yang kalo sama lee min ho  bagai kapak dibelah pinang!” teriak Bela sambil memeluk kakeknya yang tengah duduk di meja makan. Bela memang sangat akrab dengan kakeknya—Tn. Prasetyo Damian. orang-orang biasa mengenalnya dengan Pak Pras atau Tn. Pras

[Tn= Tuan]

“Pinang dibelah dua!” benah Kakeknya.

“Hhe mangapkan Bela yang cerdas ini, oppa!”

Bela kemudian duduk bersama kakeknya di meja makan. Matanya menatap nanar ke makanan yang tersedia.
“Naga di perut sudah mengamuk, waktunya kasih makan!”

Tiba-tiba Mata Bela teralih pada seorang wanita yang berjalan menuju ke arahnya dengan penampilan modis dan tas branded yang dibawanya.

The Sisterhood {SEDANG REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang