Pagi ini di kelas XI IPA 1, tengah terjadi kegaduhan. Pasalnya guru matematikanya mengadakan ulangan dadakan hari ini.
Murid-murid dikelas itu, kini tengah dilanda kegelesihan yang mendalam.“Aaaaaaa gue gak bisa belajar kalo dadakan!” teriak Akbar histeris.
“Diem lo, dodol!” teriak Bela pada Akbar. “Teriakan lo bikin kuping gue panas!”
Vivi ikut menoleh kearah Arka. “Otak gue ngadat denger lo teriak!” ucapnya.
“Maklum ya Bel ehem ... kata-kata yang keluar dari mulut gue emang suci jadi yaa maklum kalo ada yang kepanasan, aduhh!” Akbar berkata dengan nada lebay dengan jari yang dikibas-kibaskannya.
Bela menatap Akbar tajam, seperti hendak menikam.
“Dan Vi ... jangankan otak yaa ngadat, tembok raksasa cina aja bergetar denger teriakan dahsyat gue,” ucap Akbar dengan bangga.
Let it go, let it go
Frozen iklan shampooVaro bernyanyi menengahi perbincangan mereka, ia bernyanyi dengan santainya.
Let it go, let it go
Yang ganteng cuman Varo“BACOT!” teriak Vera pada Varo.
“Salah lirik lo bego!” terika Kiki pada Varo.
Varo langsung menoleh kearah Kiki. “Diem lo wahai pemilik kecantikan yang hakiki!”
“Thanks!” jawab Kiki tersenyum.
“Najis Ki, gak cocok tuh julukkan buat lo,”
Nana menggelengkan kepalanya melihat kelakuan teman kelasnya. “Woe udah! bentar lagi bu Ningsih dateng, mending lo semua belajar!” ucap Nana.
“Gak bisa, belajar itu butuh penghayatan, kalo mendadak gini mana bisa!” sela Akbar.
Riri menoleh kearah Akbar dan berkata, “Eh kadal ijo! belajar itu butuh keseriusan bukan penghayatan,”
“Keseriusan? kayak hubungan donk!” sela Varo sambil tertawa.
Akbar menyisir rambutnya dengan telapak tangannya. “Iyee gue tau, hubungan emang butuh keseriusan bukan main-main, karna hubungan yang dimulai dengan main-main itu tidak akan baik,” ucapnya sok bijak.
Jlebb
Riri tertegun mendegar ucapan Akbar. Akbar mungkin sedikit bobrok tapi ucapannya kali ini memang ada benarnya.
“Mana Kia gak masuk, gue gak bisa minta contekan,” ucap Riri.
“Hehe, gue baru aja mau ngomong,” ucap Bela terkekeh.
“Gu—” belom sempat Akbar ingin berbicara lagi, langkah kaki bu Ningsih terdengar dari depan pintu.
“Aaaaaa!” teriak Akbar histeris yang membuat se isi kelas menutup telinganya. Suara Akbar sangat melengking kali ini.
Seluruh kelas mendadak sunyi. Mereka akan menghadapi pertempuran kali ini.
Bismillah ...
Bacaan basmallah kini banyak terdengar dilafalkan murid-murid.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sisterhood {SEDANG REVISI}
Teen Fiction⚠️14+ {BELUM REVISI} ON GOING Tidak open feedback ya :) Jika kalian suka ceritanya silahkan divote, tapi harus baca dulu sebelum vote. saya tidak memaksa untuk Vt+Cm, tapi jika mau melakukannya terimakasih, karna itu membuat saya semangat😊 SISTERHO...