Halo halooooooo kawand 🤝🤩
Kalian Askot mana?
Yang sama fix wajib mutualan!
Me: Tanggerang
**
Waktu sudah menunjukkan pukul 16:00 WIB, di kampus sudah pulang, hanya tertinggal para dosen dosen lain nya yang sedang merapikan barang barang. Setelah Riki merapikan barang barang, Riki berjalan menuju parkiran dan mengambil motor nya. Karena Riki kalau berangkat kampus biasanya antara naik motor dan membawa mobil. Riki melajukan mobilnya, hingga di tengah jalan ia melihat seorang perempuan yang sedang mencari orang, mungkin motornya sedang mati atau ban betus.
Riki menyamperin orang tersebut "Ada yang bisa saya bantu?" tanya Riki dengan sopan. Perempuan itu melihat ke arah Riki, ternyata perempuan itu Ipeh yang sedang mencari orang lain karena ban motor nya meletus.
"Yah pak, Ban motor saya meletus," jawab nya seraya menunjukkan motor nya.
Riki memeriksa keadaan ban motor Ipeh, setelah di periksa yah benar ternyata ban nya meletus. "Kamu ikut saya aja, nanti motor kamu akan di bawa ke bengkel oleh anak buah saya," tawar Riki pada Ipeh.
Ipeh pun kaget karena Riki menawarkan untuk pulang bersama, sedangkan Ipeh tidak boleh pulang bersama cowok lain kecuali mahram nya. "Ga deh pak," tolak Ipeh Secara halus.
Riki baru tahu jika Ipeh tidak boleh pulang bersama lelaki lain. "Saya tidak apa-apain kamu kok! Tapi nanti saya bakal bawa kamu ke KUA untuk dijadikan ibu rumah tangga bersama saya!" ucap Riki meledeki dengan senyum manis yang selama ini ia pendam di depan wanita lain selain umi nya.
What! Demi apa sekarang jantung Ipeh jedag jedug karena Riki mengucap seperti ini, apa jangan jangan Riki juga suka sama Ipeh? sekarang Ipeh pun sedang menahan nafas nya agar tidak terlihat salah tingkah. Meskipun Ipeh menyukai Riki tetapi Ipeh harus bersikap seperti biasa selayak ia tidak suka sama siapapun. Ipeh menyukai dosen nya karena hanya kagum dengan kesopanan beliau, perhatian beliau kepada semua orang, dan pandangan beliau dengan yang bukan mahram nya. Seperti ini saja Riki mengobrol sambil menundukkan kepalanya tanpa melihat ke arah Ipeh, dan Ipeh pun sama. Ipeh menyukai pria yang bukan mahramnya bukan karena kegantengan nya, ketampanan nya, atau kekayaan nya. Tetapi Ipeh hanya kagum dengan akhlak beliau. Meskipun Ipeh belum tahu seluk beluk Riki, tetapi yang Ipeh tahu Riki adalah sahabat dari kakak nya.
Riki terkekeh pelan dengan ucapan yang sangat alay menurut nya. "Saya bercanda, tapi kalo mau di seriusin juga gapapa!" kata nya. Ipeh hanya bisa beristighfar dengan lelucon dosen cool nya. Ah, dosen nya ini selalu membuat nya terbang lalu setelah itu di jatuhkan lagi. Seperti kupu-kupu yang tak mempunyai sayap.
"Pak," panggil Ipeh pada Riki.
Aneh sekali dengan dosen nya ini entah kerasukan apa yang menggombal, di kira Ipeh tidak baper kali ya? Jelas BAPER. Tetapi, jangan jadikan kebaperan nya itu membuat kita berpikir terus-menerus. Maka kalau memang kita berpikir pada pria yang bukan mahram nya bisa jadi akan menjadi zina pikiran. Banyak sekali macam-macam zina? Masya Allah!
"Hem?" sahut Riki singkat.
Belum jadi kekasih aja udah cuek, gimana kalau udah jadi suami istri?
"Jantung saya jedag jedug Pak! Bapak bawa lem ga?" tanya Ipeh jujur. Ini hanya membuka candaan saja dari pada diam seperti patung. Iya kan?
Riki menahan ketawa nya karena Ipeh terlalu jujur padanya, ah makin gemas! Rasa ingin mencubit kedua pipi nya tetapi Riki masih menahan hawa nafsunya. Mana mungkin ia bersentuhan dengan yang bukan mahram nya. "kamu aneh Peh," Riki terkekeh pelan. Ini yang Ipeh kejutkan mengapa dosen yang satu ini selain sok cool bisa nyebelin juga? Fiks judul nya bukan DOSEN BUCIN tapi DOSEN NYEBELIN!
"Lagian bapak malah ngegombal!" ujar nya kesel lalu membuang muka.
"Saya tidak pernah menggombal kamu, bilang aja kalo kamu salah tingkah, Peh," ucap Riki menggoda Ipeh. STOP! Ini terlalu gemas mereka berdua.
Mereka pun tertawa pelan. Hingga akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Ipeh melihat Riki yang sedang mengambil handphone di saku celana nya seperti ingin menelepon seseorang. "Pak?" panggil Ipeh pelan.
"Hem?"
Ipeh sudah terbiasa, pasti Riki bakal jawab Hem, sekali nya bucin bikin orang salah tingkah tapi kalo dingin bikin pengen mendam orang nya.!
"Bapak ngapain disini? Bukan nya nolongin ban saya," tanya Ipeh menatap Riki yang sedang memegang handphone nya. Sebenarnya ia terlalu pegal sih, apalagi diri nya sedang berpuasa. Ah sudahlah, bisa jadi nanti di omelin Abi nya.
"Saya sedang menelepon anak buah saya nanti juga dia bakal kesini untuk nolongin ban motor kamu," jawab nya. Ipeh hanya ber-oh ria saja. Yang ia takuti ketika ia sudah terlewat batas dengan yang bukan mahram nya.
Ya Allah maafin hamba, hamba tidak berniat bertemu pria yang bukan mahram nya, maafin hamba yang sudah terlalu lewat batas. -batin Ipeh.
"Tapi saya ga enak pak, apalagi kita doang yang berdua dan takut timbul fitnah," lirih nya.
"Yaudah kita mampir aja ke Cafe kan di sana rame," ajak Riki pada cafe yang ia tunjukkan. Memang mereka dekat dengan cafe dan otomatis mereka tidak berdua.
"Ipeh lagi puasa pak," tolak Ipeh secara halus.
"Maaf saya tidak tahu,"
Ipeh menelpon abi nya agar abinya tidak menyarikan nya. Ia mencari nomor telepon milik Abi nya dan kontak Abi nya itu sudah tertera bagian atas.
ABI📞
"Assalamualaikum Abi," ucap Ipeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]
Teen FictionSingkat saja. Ini adalah kisah tentang seorang dosen dengan mahasiswi nya. Dia adalah Riki dengan Ipeh. Riki, Nama lengkap nya adalah Muhammad Riki Nurrofiq, selaku dosen pengganti dari teman ayah nya yaitu untuk mengajar di beberapa fakultas yang...