BAGIAN 42

1.5K 74 0
                                    

HAPPY READING!!!!!

**

Setiba di kelas kedua sahabat Ipeh yang tiba tiba memeluk Ipeh membuat Ipeh terkejut, padahal mereka baru sehari tidak bertemu. Ya gitu lah rasa nya kangen sama besti. Mereka tahu Ipeh sudah kembali ke kampus karena sebelumnya mereka menanyakan terlebih dahulu kapan wanita itu ke kampus lagi?

Shifa yang memang sudah kangen dengan sahabat nya itu, ia langsung menyambut dan memeluk nya. Mereka memang bisa aja untuk main ke rumah Ipeh saat ada waktu luang, namun mereka pun sadar, bahwa Ipeh sudah mempunyai suami. Mereka tidak mau kehadiran nya menjadi repot.

Shifa langsung memeluk wanita itu dengan erat hingga membuat Ipeh tidak bisa nafas. "Kalau nggak ada kamu tuh keknya ada yang kurang," ucap Shifa. Ipeh tidak membalasnya ia hanya bisa menahan rasa sakit nya ketika di peluk erat oleh sahabat nya itu.

"Shifa, ya Allah! Aku engap tahu!" omel nya dengan memanyunkan bibir nya karena kesal. Shifa tidak merasa bersalah, ia hanya santai dan langsung melepaskan pelukan nya itu. Ipeh memiliki dua sahabat yang sangat alay, namun ia bersyukur karena bisa mendapatkan kedua sahabat seperti mereka.

Sahabat yang selalu ada, yang selalu mendukung dan mensupport satu sama lain, yang selalu mendengar dan membagi keluh kesah mereka masing-masing, yang tidak membandingkan satu sama lain, mereka sama, sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

"Kita tuh kangen ih!" ucap Nurul ikutan.


Ipeh berdengus pelan lalu terkekeh pelan melihat kedua sahabat nya itu. "Kangen, ya?" tanya Ipeh dengan sekali-kali menggoda mereka berdua.

"Males banget kalo bilang kangen ke Ipeh malah bilang seperti itu!"Ucap Shifa membuang muka nya.

Ipeh terkekeh melihat reaksi mereka berdua,tidak menyangka bahwa mereka sangat merindukan dirinya.

Tiba-tiba Shifa melihat di pipi kanan milik Ipeh, lalu Shifa memegang pipi Ipeh tiba tiba Ipeh meringis pelan. "Kamu kenapa, Peh?" tanya Shifa penasaran.

"Oh gapapa ini cuman di gigit nyamuk doang, kok." Jawab Ipeh terpaksa berbohong karena untuk tidak bilang bahwa dirinya abis di tampar.

"Ga mungkin kalo ini gigitan nyamuk, pasti abis di tampar sama orang? Siapa emang?" tanya Shifa mulai penasaran.

"Mungkin itu hanya perasaan kamu doang," jawab Ipeh berpura pura untuk tidak merasakan sakit di pipi mulus nya.

"Iya udah, kalau baik-baik aja, aku nggak suka dengan orang yang bohong." Kata nya membuat Ipeh diam. Ia merasa bersalah karena sudah bohong dengan hal ini, ia tidak mau kedua sahabat nya begitu khawatir.

Maafin Ipeh ya shif -batin Ipeh.


**

Setiba mata kuliahan sudah akhir Ipeh sedang menunggu suami nya di halte. Memang sekarang tidak ada rapat dengan dosen. Di saat Ipeh sedang duduk tiba tiba ada yang menyamperin seorang laki-laki memakai jaket berlogo singa membuat Ipeh takut, tapi dirinya tak boleh takut. Karena ada Allah yang menjaganya. Lelaki itu memakai helm dan memakai sarung tangan warna hitam tak lupa juga dengan masker pasangan dari baju nya.

Tanpa di sadari lelaki itu ingin memegang tangan Ipeh tapi Ipeh berpura pura untuk mengambil sesuatu di tas nya.

Lelaki itu tak berbicara, lelaki itu malah diam duduk di samping Ipeh. Posisi mereka tidak saling jauh tapi saling berdekatan, Tanpa di sadari ada seorang yang memotret mereka berdua dari belakang, lalu lelaki yang di samping Ipeh malah meninggalkan Ipeh. Membuat Ipeh kebingungan.

Dia kenapa?

Tiba-tiba Riki datang dengan rambut berantakan, ia tak memakai helm karena ini masih di area Kampus.

"Assalamualaikum," sapa Riki pada Ipeh.

"Waalaikumsalam," Jawab Ipeh dengan senyuman nya.

Riki melihat wajah Ipeh seperti ada yang aneh, Riki memegang kedua pipi gembul Ipeh. Pipi mulus yang selama ini ia tahan untuk tidak mencium sekarang terlihat seperti di tampar. Tapi siapa yang menampar Ipeh.

Ipeh yang di lakuin seperti itu hanya diam, ia tidak ingin semua orang lain ikut masalah nya. Apalagi Riki, Karena ini masalah nya sangkut pautnya dengan suami nya itu.

"Kamu kenapa?" tanya Riki.

"Gapapa, ini tadi ada nyamuk terus aku ga sengaja tampar deh," alibi nya.

Maafin aku mas..

"Yaudah sekarang kamu pakai helm ini." menyodorkan sebuah helm lalu memakai nya di kepala istrinya. Tak lupa Riki yang sangat gemas dengan kedua pipi gembul nya ia mencubit pipi istrinya lalu mencium pipi kanan dan kiri secara gantian.

Riki tersenyum lalu mengusap pipi gembul milik istrinya. "Ayo naik!" ajak Riki yang di angguki oleh Ipeh.

Riki mengendarai motor nya menuju apartemen, mereka berdua tidak mampir ke restoran dahulu, karena di restoran sangat ramai apalagi sekarang ada promo diskon 50%. Riki dan Ipeh memang tidak sangat suka keramaian seperti acara-acara, terkadang mereka berdua jikalau ada yang nikahan mereka datang hanya sekilas lalu balik lagi.

Setiba Sampai di apartemen milik mereka berdua,yaps memang semenjak mereka berdua sudah nikah apartemen itu milik Riki dan Ipeh karena menurut Riki jatah seorang suami ada di istri, dan begitu sebaliknya. Apa pun barang suami barang istri juga tidak dengan pakaian dalam 🙏.


Ipeh mengambil tas yang tadi Riki bawa saat kampus, rutinitas mereka berdua itu setiap pulang kampus Ipeh selalu mengurusi suami nya yang super seperti bayi gede. Walaupun mengurusinya tidak seperti orang lain, Ipeh hanya melakukan secara sederhana dan kasih sayang.



Ipeh dan Riki mengambil air wudhu untuk shalat Maghrib berjamaah. Setelah Wudhu mereka melakukan kewajiban umat Islam.


Setelah shalat Ipeh menuju ke dapur untuk masak karena mereka akan makan Malam bersama seperti biasa. Selama menunggu Riki mandi Ipeh menyiapkan bahan-bahan untuk makan malam yang ia butuh kan, mereka hanya makan yang sederhana tapi tidak terlalu istimewa.

Selama beberapa menit Ipeh masak,kini ia gantian Mandi dengan suami nya. Hanya menggunakan waktu sepuluh menit Ipeh Membersihkan tubuh nya,tak lupa ia memakai pakaian di kamar mandi. Setelah rapi Ipeh menuju ke meja Makan. Suami nya yang sudah duduk di meja makan sambil menunggu tak lupa juga dengan handphone yang Riki mainkan.

"Sayang," panggil Ipeh pada Riki yang sedang bermain handphone..


Lalu Riki menaruh handphone nya, Riki memang memainkan handphone karena sibuk dengan tugas rapat. Riki tidak memainkan istrinya di belakang, yang di sebut dengan selingkuh.

"Sudah selesai Hm?" tanya Riki.

Ipeh pun mengangguk. "Maaf lama hehe," ujar Ipeh merasa tak enak hati.

Bukan marah, Riki langsung mencubit hidung istri nya yang lumayan mancung seperti ayunan TK. "Nggak apa-apa, wajar perempuan mandi nya lama."

"Tahu aja kamu,"

"Aku tahu lah, bukti nya kamu sendiri lama banget!"

Mereka pun terkekeh geli. "Yaudah ayo makan nanti aja bicara nya,"

Ipeh mengambil piring tak lupa juga mengambil nasi untuk suami nya dan dirinya, Oh ya Art mereka kini sudah berhenti menjadi asisten, Ipeh dan Riki belum mencari lagi. Awalnya Riki ingin mencari Art untuk di apartemen nya, tapi Ipeh menolak. Karena menurut Ipeh ngapain cari Art kalau kita sendiri masih bisa melayani.



Ipeh bukan pelit orang lain kerja di rumah nya, karena Ipeh merasa tak enak hati kepada siapapun jikalau ada orang lain di rumah nya. Ya begitulah kira-kira.

Selesai mereka makan malam dan merapikan barang-barang selesai makan tadi. Setelah itu Ipeh dan Riki melakukan shalat isya berjamaah. Seusai shalat isya seperti biasa melakukan zikir dan berdoa kepada sang maha pencipta.

Setelah zikiran atau wiridan Riki tiba-tiba tiduran di paha istrinya membuat Ipeh terkejut. Ipeh tahu karena setiap shalat isya dan selesai zikiran Riki selalu tiduran di paha Ipeh, Ipeh memang sudah terbiasa dengan hal seperti itu. Tapi sedikit geli, Apalagi jikalau suami nya mendusel dusel hidung di perutnya.

"Pacaran yuk?!" ajak Riki dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Hah, pacaran?" tanya nya lagi dengan wajah polos nya itu.

"Ya pacaran seperti ini!" Tiba-tiba Riki bangun dari tiduran nya,ia mendekatkan wajah nya. Posisi mereka kini saling dekat tidak ada jarak, Ipeh yang di tatap seperti itu hanya diam dan susah untuk bernafas.

Tiba-tiba Riki mencium dan sedikit melumati bibir istrinya, Riki mencium bibir istrinya sekilas dan tak lupa juga melumati nya hanya sekilas tidak lama.

"Tuh seperti itu," ucap nya tanpa ada rasa bersalah.

"Modus dasar!" cibir Ipeh menahan salah tingkah.

"Pasti nagih?" goda Riki mengedipkan mata nya sebelah.

"Boleh kan?" tanya Riki mengeluarkan puppy eyes nya.

Sebenarnya mereka setiap malam Jum'at selalu melakukan hal yang ada di pasangan suami istri. Jadi memang disini tidak ada adegan karena Aku takut kalian ada yang masih di bawah usia termasuk aku.

"Ayo aja!" ucap Ipeh dengan wajah bahagia nya.

Tiba-tiba Riki menggendong Ipeh dan menaruhkan istrinya ke king size empuk. Riki membuka sebuah alat-alat shalat nya tadi, dan merapikan nya pun.
Barang-barang yang berantakan kini sudah tertera rapi oleh Riki tiba-tiba Riki mendekatkan wajah nya dan mencium aroma parfum kesukaan istrinya.

Tiba-tiba Ipeh Merasakan tidak enak,ia ingin muntah. Sebelum nya Ipeh tak merasakan itu, saat Riki tadi tiduran di atas pahanya Ipeh sudah mual tapi ia tahan.

"Huek!!"

"Kamu pakai parfum apa Mas?" tanya Ipeh memastikan dengan wajah yang sudah pucat itu.

"Seperti biasa," jawab Riki.

Riki panik melihat wajah istrinya yang sudah pucat. Lalu tiba tiba Ipeh lari ke kamar mandi ia tak peduli dengan suami nya yang sudah jatuh ke lantai.

"Jangan dekatin aku Mas!"

BRUK!

"Sayang kamu kenapa?" tanya Riki di luar pintu kamar mandi.

"Diam!"

"Huek Huek"

Semakin Ipeh mual membuat Riki Khawatir karena Ipeh tak keluar-keluar.


**


DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang