BAGIAN 29

2.1K 148 4
                                    

**
Karena memang waktu nya sudah malam mereka baru saja selesai mandi tetapi tidak mandi berdua karena di salah satu dari mereka ada yang belum siap. Siapa lagi jikalau bukan Ipeh yang masih ragu. Meskipun begitu mereka tetap tidur satu kamar karena suami nya meminta agar tidur satu kamar dan satu ruangan.

Karena Ipeh merasa risih sedari tadi suami nya cium-cium jenjang leher nya dan itu membuat Ipeh geli sendiri sekalipun merinding karena sensasi yang di berikan suami nya sungguh membuat Ipeh tak karuan. Suami nya di kampus sangat cool dan kalem. Tetapi beda hal nya jikalau bersama seorang istri sangat manja melebihi manja.

“Kenapa sih, cium-cium segala!” kata Ipeh tak terima dengan apa yang di lakukan oleh suami nya.

“Awas ya nanti saya terkam!” Riki mengeluarkan senyum smirk nya pada istri nya itu yang kabur dan meninggalkan suami nya berada di kamar sendiri.

Ipeh membuang muka dari suami nya, ia tidak mau ada hal keributan di malam hari. Mereka berdua sudah menjalani kewajiban agama Islam yaitu solat. Ipeh menyelimuti tubuh nya sampai bagian leher. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar di bagian pinggang Ipeh. Siapa lagi jikalau bukan kelakuan suami nya!

“Yuk sekarang yuk,” bujuk Riki. Ia menaruh wajah nya di bagian leher belakang milik istri nya. Ia ingin membuat istri nya semakin takut karena kelakuan mesum nya itu. Saat ini Riki terkekeh di balik leher istrinya. Berbeda dengan Ipeh yang masih memikirkan bagaimana untuk menerima ajakan suami nya itu.

Deg!

Ipeh tahu jikalau suami nya meminta hak istri. Tapi apakah boleh jujur sekarang dirinya belum siap. Ia tahu bahwa sekarang malam Jumat. Sunah rasul.

Ipeh membalik tubuh nya, ia menghadap ke suami nya, lalu mencium aroma bagian bidang dada milik Riki ada wangi aroma parfum. “Heum m-maaf a-aku b-belum s-siap,” ucap Ipeh dengan terbata-bata.

Mendengar panik dari Ipeh, Riki bukan marah tapi ia malah tertawa karena niat awal nya hanya bercanda. Riki tahu sebenarnya istrinya itu sedang dalam tidak siap. Kalau di tawari sih mau saja!
“Aduh aduhh...” Riki memegang kedua pipi gembul milik istrinya ia menatap istrinya yang sangat Cantik bagi nya. Tidak ada yang berani menyentuh sedikit istrinya. Wajah cantik itu membuat Riki takjub karena kecantikan nya hanya milik Riki sendiri. Kecantikan istri nya cukup suami nya saja yang bisa menikmati keindahan itu.

“Lucu deh, padahal saya bercanda loh,” lanjut Riki. Jangan tanyakan gimana kondisi Ipeh sekarang? Ia sekarang menahan rasa malu dan panik. Ipeh membuang muka lalu menutupi wajah nya dengan selimut.

Riki terkekeh melihat tingkah laku istrinya yang sangat menggemaskan.
Dan akhirnya mereka tertidur pulas, dengan posisi Riki tidak memakai baju dan memakai celana pendek. Memeluk istrinya dari belakang.

**

Kini sekarang pukul 03:00 WIB. Ipeh terbangun dari tidurnya sudah terbiasa bagi diri nya semenjak ia memasuki pesantren waktu dahulu. Ia melihat suami nya yang tertidur pulas dengan tidak memakai baju tetapi memakai celana pendek. Roti sobek yang terlihat jelas di Hadapan Ipeh membuat terkekeh. Ternyata suami nya ganteng dan tampan. Tanpa di sadari tiba-tiba Riki memindahkan posisi tubuh nya menjadi tengkurap.

Ipeh membangunkan suami nya agar solat tahajud, walaupun mereka jarang solat tahajud, maka dari itu mereka dari sekarang harus solat tahajud. Ipeh melihat jam di dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul 03:00 pagi. Karena ia jarang untuk melakukan shalat tahajud, akhirnya ini adalah malam pertama diri nya shalat tahajud bersama suami.

Ipeh memberanikan diri untuk mendekati suami nya yang tertidur dengan posisi Ipeh memegang punggung suami nya dengan tangan nya sendiri. “Mas,” panggil nya dengan pelan.

Riki merasa ada tangan yang memegang punggung nya. Ia terbangun lalu membuka mata nya walaupun masih terlihat sangat kantuk. “Engghh..”

“Alhamdulillah, bangun yuk! Shalat tahajud,” ajak Ipeh pada suami nya yang berusaha untuk membuka mata nya perlahan.

“Kamu sudah wudhu?” bukan menjawab tetapi justru Riki malah menanyakan balik pada istri nya yang saat ini duduk di pinggir ranjang. Tentu, Ipeh belum mengambil air wudhu karena ia menunggu suami nya untuk shalat tahajud. Ia pikir Riki akan marah-marah ternyata suami nya itu mau di ajak untuk shalat tahajud.

“Belum, Mas. Nanti kamu dulu setelah itu aku. Kan, aku mau siapin alat-alat shalat nya.” Tutur Ipeh dengan lembut.

Riki bangun dari tidurnya lalu beranjak ke kamar mandi. Setelah mengambil air wudhu mereka melakukan shalat tahajud lalu selesai tahajud mereka melakukan rutinitas yaitu zikir dan setelah itu ngaji Alquran.

“Sekarang kamu harus setoran ngaji ya?” pinta Riki pada istrinya. Ipeh hanya mengangguk.

“Sekarang baca surah An-Nas sampai surah al insyirah!” kata Riki pada Ipeh. Ipeh menutup kembali Alquran nya lalu membaca nya dengan fasih. Setiba baca surah al Insyirah saat ia fokus Ipeh tak sadar jikalau ada sesuatu tajwid yang mungkin salah.

“Eitss.., tadi ada yang salah tajwid nya!”
Ipeh hanya berhenti baca lalu ia mengingatkan apa yang salah nya. “Yang bagian mana hehe?”

“Bagian فَاِ ذَا فَرَغْتَ فَا نْصَبْ ,Tadi di saat kamu nyebut lafadz فَا نْصَبْ Harusnya Di baca dalam lafadz IKHFA karena huruf nya samar-samar, dan huruf nun mati nya harus di ubah menjadi huruf “ng”, masa kamu lupa?”

“Astaghfirullah lupa hehehe...,"

Cup!

Riki mencium bagian kening Ipeh ke sekian kali nya. “Kalau salah lagi aku bakal cium bagian ini,” kata Riki sambil menunjuk bagian bibir milik Ipeh. Dengan polos nya Ipeh mengangguk lalu tanpa di sadari pipi nya bersemu merah. Ternyata seperti ini kira-kira jikalau setor hafalan pada suami? Tak kuasa Ipeh menahan senyumannya.

“Yaudah ulang lagi!”

Ipeh mengulang kan hafalan nya. Riki benar-benar menatap kagum pada istrinya yang sangat cantik, pintar, Sholehah, penyayang dan paket lengkap bagi Riki.

“Shadaqallahul ‘azim...,” Ipeh mengakhiri ngaji nya. Lalu ia memandang wajah suami nya yang memang wajah suami nya sudah dekat dengan wajah Ipeh. Aroma khas dari suami nya membuat Ipeh gugup.

“Alhamdulillah Bagus! Tajwid nya harus benar-benar baguskan lagi, kamu kan penghafal Al-Quran. Tajwid nya harus di baguskan lagi oke!”Ucap Riki memberitahu.

Kini sekarang pukul jam 04:00 WIB ada saat nya mereka masih tidur, tapi karena bentar lagi sudah memasuki waktu subuh. Mereka tidak tidur seusai solat subuh.

“Mas sini deh!” Ipeh memanggil suami nya agar suami nya mendekatinya. Ipeh duduk sila lalu mengode kepada suami nya. Riki yang di kode pun akhirnya paham.

Riki tiduran di bagian paha milik Ipeh, lalu tangan Ipeh mengusap kepala Riki. Dan memandang wajah Riki sekilas.
Tangan Riki mengusap bagian perut Ipeh membuat Ipeh geli. “Kalau disini ada Riki junior bakal lucu kali ya?” ucapan yang di keluarkan dari mulut Riki membuat Ipeh tak sanggup menahan senyumnya. Lagi-lagi suami nya sangat bucin, padahal selama di kampus mereka hanya sebatas orang asing.

“Ga usah bahas dedek bayi ih!” ucap nya tak terima.

“Kenapa? Kan ga dosa, lagian kita udah sah loh,”

“Tunggu aku siap!”

“Hem, baiklah aku nggak bisa memaksakan kamu. Bagaimana pun aku hanya suami yang harus mengikuti perintah istri.” Aneh kan? Harus nya Ipeh yang mengatakan seperti itu tetapi malah suami nya yang mengatakan seperti itu.

Allahuakbar Allahuakbar..

“Mandi bareng yuk?!” Ajak Riki pada istrinya.

Ipeh menggeleng kepalanya. Suami nya benar-benar memiliki sifat mesum! “Nggak ya!! Aku nggak mau!”

Azan subuh sudah berkumandang pasutri baru itu selalu ada hal keributan di setiap pagi.

“Kita main gunting kertas batu, yang kalah dia terakhir!”

“Oke siapa berani!” tanang Riki dengan wajah sombong nya. Udah sombong salah pula ucap nya. Tak jelas memang.
“siapa takut!” Ucap Ipeh membenarkan ucapan suami nya.

“Gunting kertas ba...tu”

“Yey menang!” Ipeh bersorak ria karena ia bisa mengalahkan suami nya. Permainan gunting kertas baru di menangkan oleh Ipeh, ia mengeluarkan tangan berbentuk kertas lalu Riki hanya pasrah.

Seusai Ipeh Membersihkan tubuh nya. Kini sekarang gantian dengan Riki. Tiba-tiba ada ide jahil di otak Riki, ia lupa membawa handuk karna sengaja.

“Sayang!” teriak nya di kamar mandi.
Ipeh menyamperin suami nya, terlihat wajah Riki yang sudah menongol di pintu kamar mandi. “Ada apa mas?” tanya Ipeh dengan nada khawatir.

“Ambilin handuk hehe...,” ia pikir suami nya meminta apa ternyata mengambil handuk saja lupa. Huh! Lain kali handuk harus taruh di kepala nya agar tidak lupa.

Ipeh pun buru-buru mengambil handuk suami nya yang berada di jemuran pakaian yang berada di kamar. Saat Ipeh sudah mengambil dan menuju kamar mandi hanya tangan kanan yang ia sodor kan untuk mengasih handuk suami nya di balik pintu. Lalu, tangan Riki menarik lengan Ipeh hingga Ipeh masuk berada di dalam kamar mandi dengan kondisi Riki bertelanjang dada dengan pakaian celana pendek.

“AAAAA!!!”


**

JANGAN DI TIRU SEBELUM PUNYA SUAMI!! TIDAK BAIK 😔🙏

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE, KOMEN😻.

REVISI: 11 SEPTEMBER 2022

DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang