BAGIAN 9

1.4K 85 5
                                    

HAPPY READING GENGS!!

I'M SORRY KALAU AKHIR AKHIR INI JARANG UP KARNA MALESSSS😔🙏

KENAPA SIHHH GILIRAN UDAH MAU ENDING TUH MALAH ILANG😣😣

SEMOGA MAS RIKI NYA GA ILANG😘

Pengen klarifikasi deh dari cerita ini, nanti kalian jangan cepu ye😣.

**
I

peh terbangun dari tidur nya pukul 02:00 WIB melakukan solat tengah malem yaitu solat tahajud dan istikharah, karena Ipeh meminta bantuan kepada Allah SWT. Agar gimana menerima semua ini.


Ipeh berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu,setelah ngambil air wudhu pun Ipeh melakukan shalat.

Seusai shalat, Ipeh berzikir dan berdoa, karena kita sebagai umat Islam di wajibkan untuk berzikir dan berdoa kepada Allah Swt. Jangan Jika ada masalah aja kita selalu berzikir, di mana mana pun kita harus berzikir kepada Allah Swt. Berzikir itu seperti kita mengucapkan astaghfirullahalazim, subhanallah walhamdulillah, lailaha Illallah,dan seterusnya yang berlafadz 'Allah'.

Ipeh mengangkat kedua tangan nya, sambil berucap. " Ya Allah, bantu lah hamba untuk menerima semua ini. Jika memang ini laki-laki yang engkau berikan kepada ku, berikanlah kemudahan untuk ku, ya Allah." Setelah doa-doa, ia mengaminkan. Semoga saat ini Allah membantu nya.

Seusai berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah Swt. Ipeh merapikan barang barang Shalat ke tempat asal mulanya.

"Alhamdulillah semua nya beres," kata Ipeh tersenyum melihat beberapa alat yang sudah rapi.

Ipeh mengambil handphone miliknya membuka aplikasi Instagram mencari nama Instagram nya Riki. Disitu tertera "RikiNrrfiq" ada beberapa foto di postingan nya. Hanya foto bersama teman dan juga keluarga. Itu pun Riki memakai masker. Kejadian yang waktu itu membuat Ipeh hendak terjungkal saat itu juga. Riki yang tak sengaja menyukai postingan Ipeh yang berada di lautan. Foto lautan itu bersama teman nya, dulu Ipeh dan Shifa dan juga Nurul mereka pergi kelautan untuk menenangkan diri.


"Masya Allah," tanpa sadar Ipeh barusan memuji dosen nya. Menang sih, dosen nya itu sangat ganteng apalagi kalau memang memakai masker berwarna putih.

"Enggak, enggak! Ipeh ga boleh tertarik dulu. Astaghfirullah," ucap Ipeh terkejut sendiri.

Ipeh melanjutkan tidur nya karena masih lumayan beberapa jam lagi ia tidur. Dan ia harus bangun saat jam 05;00 untuk melaksanakan shalat subuh. Meski Sunnah di kerjakan, kewajiban pun harus di kerjakan.

Pukul 07;00 WIB

Ipeh merapikan barang barang untuk berangkat ke kampus, ia di antar oleh Abi nya. Meski biasa nya bawa motor sendiri tapi kali ini tidak. Karena Ipeh malas saja hari ini bawa motor sendiri. Mereka menuju kampus Ipeh yang kemungkinan perjalanan nya lumayan jauh. Abi Herman mengantar Ipeh karena sekalian Abi Herman pergi ke rumah teman nya. Setiba di kampus banyak mahasiswa ataupun mahasiswi yang baru datang.

"Ipeh ke sana, ya, Bi?" izin Ipeh pada Abi nya.

"iya, Nak. Semangat belajar nya," kata Abi Herman dengan tersenyum.

"Assalamualaikum." Ipeh mencium tangan Abi nya. Setelah itu ia memasuki ke dalam. Ipeh melihat satpam yang bernama kang Ujang, Ipeh menghampiri kang Ujang, lalu menyapa nya. "Assalamualaikum, kang Ujang!"

"Waalaikumsalam, aduh, si Neng, kumaha kabar na?"

Karena Ipeh lumayan mengerti dengan bahasa Sunda meski kelahiran nya bukan Sunda. "Baik, Pak." Kata Ipeh tersenyum. "Ipeh ke sana dulu, ya?"

Ipeh berjalan menuju area kelas nya, saat Ipeh hendak memasuki kelas, tiba-tiba ada yang memanggil nya dari belakang.

"Ipeh." Panggil orang itu.

Ipeh pun menoleh ke arah belakang, ternyata itu adalah teman satu jurusan nya dan juga satu ruangan dia adalah Aldo yang baru saja di rawat di rumah sakit karena punya penyakit tipes.

"Aldo?" Ipeh terkejut melihat Aldo yang sudah sehat kembali. Aldo di rawat hingga dua minggu, dan sekarang sudah sehat kembali.


"Kamu sudah sembuh?" tanya Ipeh.


"Puji tuhan, Peh. udah sembuh kok."


Aldo memang memakai bahasa gue-lo di saat bersama teman-teman nya, dan dia juga kristen. Keluarga nya Kristen.

"Alhamdulillah, Aku senang dengar nya, kalau kamu sudah sembuh." Balas Ipeh tersenyum.

"Kita ke ruangan bareng, yuk!" ajak Aldo yang hendak memegang lengan Ipeh, Ipeh pun segera menepis nya secara halus. Ia tidak mau bersentuhan dengan yang bukan mahramnya. Karena dari kecil Ipeh selalu di ajarkan untuk tidak bersentuhan dengan laki-laki yang bukan mahram nya.

Ipeh pun mengangguk kepala nya. Jujur ini Ipeh takut di lihat oleh pak Riki, karena nanti bakal salah paham. Meski mereka belum ada hubungan lebih, tapi takut saja jikalau Riki mengatakan hal aneh. Dan takut mengatakan kalau Ipeh menolak nya karena Aldo pria teman satu fakultas nya.

Di saat Ipeh sedang berjalan bersama Aldo tiba-tiba Shifa dan Nurul memanggil nya dari belakang. "Ipeh!"

"Iya?"

"Aldo?" tanya Nurul tak percaya bahwa Aldo berada di samping temannya. Mereka juga sudah tahu kalau Ipeh dan Aldo itu hanya sebatas teman dan tidak lebih. Meski lebih, karena memang mereka berdua tidak akan pernah bersatu.

Aldo pun mengangguk kepala nya. "Gimana kabar nya, Do?" tanya Nurul.

"puji tuhan, gue baik."

"Oh ya. Gue duluan ya." Lanjut nya. Padahal sebelum nya Aldo ingin sekali berbicara berdua dengan Ipeh tetapi jikalau mereka berdua mengobrol bersama itu bisa membuat salah paham dan Ipeh pun tidak bakal mau.

Mereka pun mengangguk. "Hati-hati!" pesan Ipeh sebelum Aldo hendak ke ruangan.

Aldo pun tersenyum lalu pamit meninggalkan mereka.


Mereka pun ke kelas bersama, walaupun mereka satu jurusan dan satu ruangan sama Aldo tapi Ipeh dan menuju ke kantin dulu itulah hal kebiasaan mereka.

**


Di sisi lain.... Pria bernama Riki yang sibuk berada di ruangan dosen sambil memegang pulpen nya, lalu ia taruh kan pulpen nya itu berada di bagian kepalanya. Aneh. Riki masih bingung, bahkan ia takut di tolak oleh Ipeh. Dari pada ia tidak jelas di kantor dosen yang kemungkinan sepi, akhir nya Riki berniat untuk ke kantin.

Saat ia berada di luar ruangan dosen, mata nya tertuju pada salah satu wanita yang sedabg berbincang dengan teman sekelas nya yang berbeda jenis kelamin. Ada rasa sesak di hati nya, padahal Riki dan dia belum memiliki hubungan yang halal. Ah, mengapa Riki harus memikirkan nya, nanti juga mereka akan bersatu. Tak sengaja, pandangan Riki bertemu pada pria itu yang hendak memegang tangan nya. Untung saja Ipeh menolak nya. Ya, wanita itu adalah Ipeh yang di maksud Riki.

"Enggak boleh putus asa, ingat. Dia itu berbeda agama, sedangkan lo? Satu agama, yang insya Allah satu hati." Kata Riki ngawur dengan ucapan nya.



KEPO YA?

VOTE YUKK


DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang