Happy reading!!
**
Kini Ipeh dan juga Riki sudah kembali untuk pergi ke kampus, memang Riki sudah sembuh dari kemarin.
Anak kampus sudah tahu kalau Riki dan Ipeh menikah, tapi ada juga yang belum tahu dengan berita mereka menikah. Ada juga yang patah hati karena dosen nya menikah dengan Mahasiswi nya sendiri, Ada pula juga yang bilang mereka cocok.
Kini Ipeh dan Riki berjalan menuju kampus barengan dan saling gandengan, jangan tanyakan gimana kondisi teman-teman di kampus. Apalagi kakak senior yang sudah suka dengan Riki, Ia patah hati di pojokkan.
Bucin terus yang udah sah!
Gandengan mulu, bikin iri!
Lemes oii lihat keuwuan orang lain, Jodoh kapan datang
Ya begitulah cibiran cibiran tidak jelas dari mereka. Ipeh dan Riki hanya terkekeh geli.
“Aku ke ruangan aku duluan ya,” pamit Riki pada sang istri.
Ipeh pun mengangguk, lalu mencium tangan Riki. “Hati-hati,” ucap Ipeh padas suami nya seraya tersenyum tak lupa juga mencium pucuk tangan Riki dengan beberapa kali, dan memberi kecupan di kedua pipi
Riki tersenyum hangat, lalu meninggalkan Ipeh. Memang Ipeh sudah sampai di kelas nya, setiap rutinitas di kampus Riki selalu mengantar istri nya sampai kelas, mau tak mau Ipeh harus mau.
Di saat Ipeh hendak duduk tiba-tiba tangan nya di tarik kasar oleh seorang perempuan. Siapa lagi kalau bukan Amel, si selalu mengejar pak Riki padahal pak Riki sudah mempunyai istri.
Ipeh berusaha ingin melepaskan genggaman dari Amel, sungguh ini sangat sakit karena Amel menggenggam lengan nya secara kasar. Ya Allah tolongin hamba -Batin Ipeh.
Tak ada satu pun orang yang menolongi Ipeh, Ipeh berdoa siapapun ada yang mau menyelamatkan nya. Tapi alhasil nihil, tak ada yang menolong. Apalagi sahabat Ipeh yang selalu datang telat. Rasa perih di tangan nya memang sangat banget perih banget. Apalagi tangan nya sudah luka akibat genggaman kasar oleh Amel.
“Mel, lepasin aku. Ini sakit, Mel!” mohon Ipeh pada Amel dengan isakan nya. Amel malah tidak menghiraukan panggilan dari Ipeh. Ia tersenyum sinis.
“Dasar, cewek murahan!”
Devi memang tidak ikutan dengan masalah mereka, Walaupun Devi sangat suka dengan dosen nya sebelum Amel menyukai pak Riki. Ya Devi ikhlas jikalau Pak Riki menikah,salahkah kalau orang lain menikah walau pun bukan dengan kita?
Kini mereka telah di belakang kantor kampus, tiba-tiba Amel menampar pipi mulus Ipeh dengan kasar secara gantian. “LO DI BAYAR BERAPA SIH DEKAT DENGAN PAK RIKI HAH?!”Tanya Amel dengan nada menekan.
“Di bayar mahar Ar Rahman, al-Mulk.” Sahut Ipeh dengan ucap nya Lirih masih terdengar oleh mereka.
“LO GA PANTES UNTUK DAPETIN SEPERTI ITU! DARI SEKARANG CERAIKAN HUBUNGAN KALIAN BERDUA, SEBELUM GUE BIKIN LO MATI DI TANGAN GUE!” teriak Amel pada Ipeh.
Ipeh mendengar nya meringis, bagaimana mau menceraikan bahwa Ipeh sangat mencintai dan suka pada Riki, dan di anjurkan juga dalam agama Allah sangat benci dengan penceraian. Ipeh diam tak ingin membalas, ia tak kuat ingin menangis apalagi pipi nya yang sekarang sudah merah akibat pukulan keras dari Amel.
“Sekali lagi lo nggak mau menurut, Lo bakal mati di tangan gue,” lagi-lagi Amel berbicara seperti itu sebelum meninggalkan Ipeh sendiri.
Devi melihat Ipeh tak tega dengan perlakuan teman nya,ia sangat kasian pada Ipeh tapi ia tak mau berantam dengan Amel. Susah memang.
Devi pikir orang sebaik Ipeh tidak ada yang menyakitkan nya tapi apa, Sahabat nya sendiri menyakiti seorang Ipeh si manusia kuat. Devi memang pernah satu sekolah dengan Ipeh tapi semenjak dan satu kampus, tapi semenjak ia pisah kelas dengan Ipeh dan Devi mendapatkan sahabat seperti Amel ia merasa terbebani.
Devi orang Kristen ia sangat menghargai saudara-saudari muslim nya, berbeda dengan Amel ia Islam tapi pakaian sangat tidak sopan santun apalagi Indi.
Di balik itu.... Devi, Amel dan Indi sudah ke kelas nya, Devi ingin menolong Ipeh. Ia pura-pura ke kamar mandi setelah mendapatkan izin dari Amel Devi lari ke tempat yang tadi Ipeh di seret oleh Amel.
Setiba sudah sampai nya, ia melihat Ipeh menangis sambil memeluk kedua kaki nya, wajah nya ia taruh di atas lutut. Devi yang mendengar itu ia yakin pasti Ipeh sudah menangis dan cukup trauma dengan hal seperti ini. Karena sejak kecil, Ipeh tidak pernah mendapatkan hal seperti ini.
“Ipeh!” panggil Ipeh menghampiri Ipeh yang sedang menangis di pojokkan.
Lalu Ipeh menoleh ke arah siapa yang manggil nya. “Eh Devi, kamu kenapa kesini? Nanti di cariin Amel, loh.”
“Maafin sahabat gue ya , Peh. Gue sebenarnya ingin bantu lo tapi keadaan seperti ini gue ga bisa. Lo abis nangis?” tanya Devi melihat Ipeh yang mata nya sembab.
“Ah itu kelilipan,” alibi Ipeh.
“Ga usah bohong.” Kata Devi.
Memang Devi sangat tidak suka dengan sahabat nya yang suka bohong. Dan devi memang pembicaraan nya dengan panggilan Gue-Lo.
“Ga usah nangis, nanti pak Riki ga suka sama lo, lagi!” Devi meledeki Ipeh. Ipeh hanya terkekeh.
“Dan jangan dengerin ucapan si lampir itu, Lo tahu ‘kan? Tuhan Lo sangat tidak suka penceraian! Jadi lo jangan ikut omongan Dia,” lanjut Devi.
“Aku salah ya menikah dengan pak Riki?” tanya Ipeh lirih.
Devi menghela nafas nya, Tak salah kalau Ipeh menikah dengan pak Riki. Malah mereka berdua cocok apalagi ilmu nya. “Lo ga salah! Yang salah si lampir,” jawab Devi dengan nada kesal menyebut nama Amel.
“Nih gue bawa obat buat luka in pipi lo, cepat sembuh,” Devi memberikan obat salep pada Ipeh.
“Makasih,” ucap nya tersenyum.
Tiba-tiba Devi memeluk Ipeh dengan erat, Ipeh di perlakuin seperti itu hanya terdiam. Ipeh dan Devi sangat rindu dengan pelukan hangat seperti ini. Dulu semenjak SMP setiap pulang sekolah Ipeh pamitan tak lupa juga pelukan dengan nya.
Devi, Ipeh dan Dito salah satu teman sekolah nya dan mereka satu kampus, tapi Dito sudah meninggal dunia. Jadilah pertemanan Ipeh hanya Devi saja. Dito dulu berpesan dengan Devi dan Ipeh “Gue minta jangan renggangi pertemanan kalian,”
“Gue kangen pelukan seperti ini,” lirih Devi
Ipeh mengusap lengan Devi lalu membalas pelukan. “Aku lebih kangen.” Ujar Ipeh.
“Maafin gue Peh, Gue janji akan keluar dari geng Amel.”
“Ga boleh seperti itu, Jangan renggangin persahabatan kalian. Aku tidak mau jadi imbas nya,”
“Lo ga ada sangkut pautnya! Gue keluar memang keinginan gue,” kata Devi.
“Ke kelas yuk, tapi nanti kamu jangan ikutin aku.” ajak Ipeh.
“Yaudah Ayo!”
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]
Teen FictionSingkat saja. Ini adalah kisah tentang seorang dosen dengan mahasiswi nya. Dia adalah Riki dengan Ipeh. Riki, Nama lengkap nya adalah Muhammad Riki Nurrofiq, selaku dosen pengganti dari teman ayah nya yaitu untuk mengajar di beberapa fakultas yang...