Enjoyyy!!
Selamat membaca semua nyaaaa
**
Kini Ipeh dan beserta kedua temannya sedang menunggu Pak Riki, karena Ipeh ingin meminta izin terlebih dahulu. Kalau Ipeh tidak izin maka Ipeh membuat suaminya khawatir.
Izin dengan suami adalah kewajiban sebagai istri. Karena
Kalian cari sendiri aja,kalau di jelaskan sangat banyak!!
Tiba-tiba seorang lelaki yang membawa sebuah tas berwarna hitam di jenjeng di tangannya. Lalu menyamperin ketiga perempuan yang berada di halte kampus.
Riki datang di depan mereka, kaku tak lupa juga mengucapkan salam. Karena itu sebuah kewajiban. "Assalamualaikum," ucap Riki pada ketiga perempuan itu. Di Antara nya istri nya dan sahabat istrinya.
"Waalaikumsalam," jawab mereka dengan bersamaan.
"Mau apa hm?" tanya Riki,ia tahu karena dari segi wajah Ipeh seperti ingin meminta sesuatu.
"Aku mau izin beli sesuatu untuk tugas kuliahan, Gapapa kan?" alibi nya. Padahal tujuan mereka justru bukan ke tempat seperti itu, melainkan sesuatu tempat yang justru hanya mereka yang tahu.
Riki melihat sang istri yang berusaha membujuknya, melihat wajah sang istri mampu membuat Riki menahan ke gemasan pada istri mungil nya itu. "Memang nya mau beli apaan?" tanya Riki memastikan.
Nurul yang melihat interaksi mereka sangat baku, alhasil ia pun langsung menyahuti ucapan suami nya yang tidak lain adalah dosen nya juga. "Oh gini, Pak. Pesanan nya banyak banget, jadi nggak usah terlalu kepo banget urusan kita." Bukan Ipeh yang menjawab melainkan Nurul salah satu sahabat Ipeh. Shifa menginjak kaki teman nya lalu ia mengode, tidak boleh berbicara seperti itu kepada dosen nya sendiri. Walau pun sudah menjadi status suami.
Ipeh menggeleng kepalanya melihat tingkah Nurul. "Iya udah aku izinin, nanti pulang nya aku jemput ya ...," kata Riki. Ia tidak mau istrinya kenapa-napa diluaran sana tanpa ada dirinya.
"Okey, terimakasih sudah izinin! Mas juga hati-hati ya."
**
Setiba di tokoh kue ulang tahun Ipeh bingung karena kue kue yang berada di dalam lemari es sangat banyak. Dan berbahyak banyak motif nya, tapi ulang tahun Riki memang Ipeh meminta untuk tidak banyak banyak di rayain ataupun di mewah mewahin. Acara ulang tahun memang sangat tidak di wajibkan untuk merayakan.
Hampir dua jam mereka berada di sebuah tempat, mereka sudah membeli hadiah untuk Riki. Hadiah yang Ipeh beli memang tidak terlalu mewah. Tapi insya Allah berharga.
"Mba nya mau mesan yang mana?" tanya pemilik toko kue.
Shifa melirik ke arah teman nya yang memang sedang membutuhkan kue di tempat ini. "Kamu mau pesan yang mana?" tanya Shifa.
"Oh ya, Mas. Saya mau pesan yang ini aja deh!" Kata Ipeh yang sangat antusias menunjukkan sebuah kue yang ia maksud. Kue itu tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.
Mas nya itu mengangguk lalu mengambil kue yang Ipeh tunjuk "Mau di namain nggak?"
"Silahkan mau di namain apa?" Mas nya mengasih sebuah kertas beserta pulpen. Ipeh menulis nya di kertas itu. Ipeh menuliskan nama Selamat menjadi Papah.
Yaps Riki bentar lagi akan menjadi seorang Papah dan Ipeh akan menjadi seorang Mamah. Ipeh kini sedang mengandung anak yang berada di perut nya. Tapi Ipeh belum tahu usia kehamilan nya berapa, tadinya diri nya ingin meminta antar pada kedua temannya tapi Shifa bilang bahwa kalau mau check ke bidan harus bersama suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]
Teen FictionSingkat saja. Ini adalah kisah tentang seorang dosen dengan mahasiswi nya. Dia adalah Riki dengan Ipeh. Riki, Nama lengkap nya adalah Muhammad Riki Nurrofiq, selaku dosen pengganti dari teman ayah nya yaitu untuk mengajar di beberapa fakultas yang...