Mata kuliahan sudah berakhir, saat ini Ipeh sedang merapikan beberapa buku-buku yang ada di depannya. Hari ini ia di jemput oleh Riki juga, karena pria itu saat Ipeh sedang istirahat pria itu mengechat bahwa Ipeh akan pulang bersamanya. Setelah ini juga mereka akan melakukan Poto prewedding.
Kedua teman nya sudah pada pulang, hanya Ipeh yang belum pulang saat ini juga. Ipeh menuju ke tempat gerbang area UGM Yogyakarta. Tempat kampus yang sangat luas, beberapa tanaman yang mekar-mekar. Ipeh bersyukur karena mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pembelajaran di universitas Gadjah Mada Yogyakarta kampus impian nya. Selain itu, Ipeh juga guru les, dan Ipeh juga bekerja menjadi seorang pelayan restoran. Tetapi Ipeh mengambil pekerjaan seorang pelayan hanya jika di hari Minggu setelah ia mengajar di pengajian ibu-ibu.
Ipeh melihat kedua laki-laki yang hendak mendekati Ipeh dan hendak memegang tangan Ipeh, Ipeh pun menepiskan tangan laki-laki itu secara kasar. “Stop! Jangan sentuh saya!” bentak Ipeh yang mulai emosi.
Ipeh berharap ada yang menolongi nya, dan Ipeh juga berharap Riki akan datang saat ini juga. Tetapi hasil nya nihil, Riki belum tiba juga. Ipeh semakin takut untuk menatap mereka berdua. Apalagi mereka berdua berpakaian nya selayak seperti orang pencuri.
Kedua pria itu tidak menghiraukan ucapan Ipeh, alhasil tak sengaja Ipeh menendang masa depan mereka berdua secara bergantian membuat mereka meringis. Ipeh terkejut, ia langsung menutup mulut nya tak percaya. Sesakit itu kah? -Pikir nya. “M-maaf,” cicit Ipeh.
Kedua pria itu memegang masa depan nya sambil meringis kesakitan. Ipeh yang tak percaya melihat nya, dan akhirnya Ipeh diam di situ sambil menutupi kedua mata nya dan Ipeh juga menunggu kehadiran Riki.
“Iya, enggak apa-apa.” Kata salah satu pria yang memakai anting berwarna hitam.
“Kalian alangkah baik nya jangan sentuh saya! Kita bukan mahram!” peringat Ipeh membuat mereka melongo. Mereka bahkan tidak mengerti, padahal mereka agama nya sama-sama Islam.
“Apa itu mahram?”
Ipeh menghela nafasnya perlahan. “Mahram adalah perempuan atau laki-laki yang masih termasuk sanak saudara deka,t sehingga tidak boleh menikah di antara keduanya. Hubungan mahram dapat terjadi karena tiga sebab, yakni karena keturunan, sesusuan, dan hubungan perkawinan,” jelas Ipeh membuat mereka tetap fokus memandang Ipeh. Mereka bukan memandang wajah Ipeh tetapi mereka memahami apa yang di ucapkan oleh Ipeh.
“Jadi? Kalau kita selain dari persusuan berarti itu tidak boleh?” tanya salah satu pria yang memakai celana pendek yang sudah robek.
Ipeh mengangguk. “Iya, bahkan kita tidak boleh memegang dia, kecuali ada hubungan yang di sah kan oleh agama dan negara.”
“Mau tahu hadist nya?”
Seperti nya mereka sekarang butuh tempat pengajaran yang baik, bahkan kedua pria itu mendengar ceramah dari Ipeh. Ipeh juga menjelaskan nya lumayan cepat, tapi mengapa mereka bisa memahami nya? Hebat sekali.
“Mahram terbagi menjadi beberapa bagian, nah di sini Ipeh akan bahas mahram sebab keturunan. Dan ini adalah hadits nya. حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا [النساء: 23]
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]
Teen FictionSingkat saja. Ini adalah kisah tentang seorang dosen dengan mahasiswi nya. Dia adalah Riki dengan Ipeh. Riki, Nama lengkap nya adalah Muhammad Riki Nurrofiq, selaku dosen pengganti dari teman ayah nya yaitu untuk mengajar di beberapa fakultas yang...