**
Suara ponsel menyala di bagian meja rias milik Ipeh. Lalu keduanya mengambil handphone itu, siapa yang menelepon di saat malam hari. Bukan kah malam ini waktu nya sedang beristirahat, lalu siapa yang menelepon?
Mamah is calling..
Yang menelepon Ipeh yaitu mamah nya. Ipeh sangat tahu pasti mamah nya membahas soal baju piyama itu. Argh membayang kan aja jadi malu.
Lalu Ipeh mengangkat telepon itu, Ternyata benar! Dugaan yang di sampaikan mertua nya. Ipeh hanya menjawab ia saja. Di saat mertua nya membahas soal “Jika suami mu ingin meminta hak istri, Harus di kasih. Karna menolak ajakan suami itu dosa bagi istri!” Ipeh hanya diam saja. Tiba-tiba obrolan mereka saling berhenti. Lalu Ipeh kembali menaruh handphone nya di meja rias. Lalu kembali ke arah suami nya, yang sedang main handphone.
"Siapa yang menelepon?” tanya Riki padahal dirinya sedang main handhphone.
"Mamah,” jawab Ipeh.
"Ada apa?" tanya Riki penasaran.
"Mamah nanya udah sampai belum," jawab Ipeh jujur. Memang tadi saat mengangkat telepon, Khadijah menanyakan mereka berdua. Apa sudah sampai atau belum.
"Oh..,"
"Oh doang!" gumam nya masih terdengar oleh Riki.
Riki kembali menaruh handphone nya di meja rias milik Ipeh,lalu tiba tiba memeluk Ipeh dengan kasar, ia tidak peduli istrinya kesakitan.
Posis mereka kini, Ipeh berada di atas dada Riki, lalu Riki berada di bawah Ipeh tangan nya yang melingkar di pinggang Ipeh. Ipeh yang di lakukan seperti itu hanya diam dan tidak mau balas apa pun itu.
"Cepat ke siap nya yaa..,” bisik Riki tepat di telinga istri nya.
Mendengar itu Ipeh hanya geli, pas nya ia memang belum siap melakukan itu. Bukan siap bukan berarti menolak ajakan suami dan tidak ingin mendapatkan pahala. Tapi karena Ipeh meminta untuk menunggu diri nya wisuda saja, karena apa? Menjadi seorang ibu di saat masih berpendidikan itu sangat sulit dan tentu tidak mudah.
"Ayok ih tidur!" ajak Ipeh untuk mengalihkan topik pembicaraan
Ipeh menarik selimut nya lalu ia coba pejamkan matanya, berbeda dengan Riki Ketika melihat istrinya yang sudah tidur duluan, lalu ia segera menyusul ke mimpi nya, tanpa aba-aba Riki memeluk istrinya dari belakang. Membuat Ipeh ter gejolak kaget, tapi apakah boleh jujur sekarang bahwa dirinya jantung nya tidak aman?.
"Selamat malam habibati,” bisik Riki di telinga Ipeh sebelum menuju alam mimpi nya. Ia tersenyum ketika istri nya sedang menahan salah tingkah. Lucu, satu kata yang Riki lontarkan untuk istri nya saat ini.
Ipeh berpura-pura tidak mendengar, padahal dirinya mendengar ucapan dari suami nya. Pipi nya kini bersemu merah.
**
Pasutri baru kini sekarang berada di bagian Meja makan, mereka telah sarapan bareng. Lalu seusai sarapan mereka berangkat ke kampus yang ia kunjungi.
Ipeh turun berada di halte, Walau pun ada yang nanya “Kok, sekarang ga pernah bawa mobil ataupun motor? Sekarang malah lebih di antari.” Iya begitulah, Ipeh menjawab bahwa dirinya nya tidak berani membawa kendaraan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]
Teen FictionSingkat saja. Ini adalah kisah tentang seorang dosen dengan mahasiswi nya. Dia adalah Riki dengan Ipeh. Riki, Nama lengkap nya adalah Muhammad Riki Nurrofiq, selaku dosen pengganti dari teman ayah nya yaitu untuk mengajar di beberapa fakultas yang...