HAPPY READING
**Shifa menyamperin teman-teman nya dengan membawa makanan yang di bantu oleh salah satu pelayan kantin kampus. Ia membantu pelayan tersebut yang hendak menyodorkan makanan nya pada Ipeh dan juga Nurul. Setelah makanan itu sudah berada di meja makan, tak lupa juga mereka mengucapkan terimakasih kepada pelayan nya.
“Selamat makan,” kata Shifa
“Makasih,” Bales Ipeh dan Nurul bersamaan.
Shifa mengambil paper bag yang di berikan oleh pak Riki untuk istri nya. “Oh yah Peh, Nih dari pak Riki katanya supaya tumbuh benih di dalam perut kamu,” celetuk Shifa menyodorkan paper bag. Aneh sekali jawaban ngawur Shifa. Shifa ini sangat suka bercanda tetapi bercanda nya kadang selalu menjadi kenyataan. Semoga yang ini pun menjadi nyata.
“Padahal aku udah beli ini, oh ya, terimakasih ya.”
Shifa hanya membalas dengan anggukan.
Kini mereka telah makan makanan yang ia pesankan tadi, tidak ada suara apapun itu hanya suara gentingan garpu dan sendok saja.
Setelah makan di kantin, mereka balik ke kelas nya. “Ipeh!” panggil seseorang di belakang. Lalu Ipeh menoleh ke arah siapa yang memanggil diri nya adalah Aldo atau nama lengkap Aldo Abraham.
Kenapa Aldo selalu datang mulu? Bukan kah memang dia sedekat itu karna mereka saling teman. Tapi sekarang sudah beda, Ipeh sudah mempunyai seorang suami. Jadi Ipeh harus menghargai suami nya. Ipeh tidak begitu mengetahui bahwa Aldo menyukai nya. Mahasiswi lain terkadang suka iri karena Ipeh di sukai oleh presiden mahasiswa di kampus universitas Gadjah Mada. Tetapi dinding Aldo dan Ipeh itu sangat tebal. Aldo yang biasanya setiap Sabtu dan Minggu ke gereja untuk ibadah, berbeda dengan Ipeh yang beribadah setiap lima waktu. Tasbih yang selalu di genggam dan salib yang selalu di gunakan di leher.
“Nanti jangan lupa setelah pulang dari kampus,” ucap Aldo memberitahu. Sebelum Aldo memberitahu Ipeh sudah tahu duluan karna dari salah satu kelompok nya.
“Tapi aku ga boleh pulang setelah magrib,” peringat Ipeh. Aldo pun hanya mengangguk. Aldo memang tahu kalau seorang Ipeh yang tidak boleh keluar malam oleh orang tuanya. Tapi Aldo tidak mengetahui bahwa Ipeh tidak keluar mal karena sekarang mempunyai suami.
“Yaudah nanti gue tunggu.”
**
Kini mereka sedang berada di cafe atau restoran yang tidak jauh dari Kampus, Kelompok Ipeh memang kebanyakan laki-laki. Tapi mereka saling bekerja sama.
Sekarang sudah memasuki pukul 18;00,Ipeh sedikit ada rasa khawatir pada suami nya, pasal nya ia belum menyiapkan makan malam dan juga persiapan salinan untuk suami nya.
Acara kerja kelompok sudah selesai, kini tiba-tiba Ipeh mendengar suara notifikasi dari handphone nya. Lalu membuka siapa yang mengechat nya.
Sebelum bekerja kelompok Ipeh meminta izin terlebih dahulu pada suami nya. Dan sekarang notifikasi dari handphone Ipeh yang mengechat suami nya sangat ramai.
My husband:
Lagi dimana?
Masih sibuk ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]
Dla nastolatkówSingkat saja. Ini adalah kisah tentang seorang dosen dengan mahasiswi nya. Dia adalah Riki dengan Ipeh. Riki, Nama lengkap nya adalah Muhammad Riki Nurrofiq, selaku dosen pengganti dari teman ayah nya yaitu untuk mengajar di beberapa fakultas yang...