BAGIAN 2

3.1K 120 0
                                    

Happy reading 🐣.


Kini Ipeh dan kedua sahabat nya menuju kantin kampus, Sesampai nya di kantin, kantin sangat ramai banyak mahasiswa dan mahasiswi lainnya yang sedang beristirahat. Kantin yang begitu luas dan bagus. Pandangan Ipeh tertuju pada meja yang tak kosong, tetapi meja kantin sekarang sangat ramai.

     “Peh rame,” keluh Nurul pada kedua teman nya, karena meja tidak ada yang kosong.

     Ipeh menoleh ke arah Nurul, Ipeh tahu bahwa Nurul tidak suka dengan ke antrean. “Kita harus sabar! Walaupun rame juga, kan, Wajar rame karena mereka lapar,” ujar Ipeh memberi tahu.

     Nurul hanya menderetkan Gigi nya. “Heum iya Peh maaf, soalnya nih cacing cacing udah nelpon hehehe...,” ucap Nurul cengengesan seraya mengusap perut nya.

     Ipeh terkekeh “Aku juga lapar bukan kamu aja.”

     “Ipeh tuh di Sanah kosong,” ujar Shifa sambil menunjukkan ke arah bangku yang kosong.

     “Hayuk!” mereka mengiyakan, lalu mereka menuju tempat yang di tunjukkan oleh Shifa. Tak lupa juga pandangan yang di tatap oleh mahasiswa lain pada mereka. Sampai sampai ada yang menggoda mereka.

     Ipeh dan kedua sahabat nya duduk di bagian Meja belakang, karena meja itu sudah tidak ada yang mengisi nya. Karena tadi sebelum nya meja itu ada mahasiswi yang sedang duduk lalu mereka sudah selesai makan nya. Nurul memesan makanan nya, selama menunggu makanan nya Ipeh berniat untuk mengambil air minum karna haus.

     Ipeh mengambil air di kulkas lumayan dekat dengan kasir, dan kulkas nya itu telah dekat dengan meja yang biasa di tempati oleh dosen-dosen. Setelah Ipeh mengambil air minum di kulkas, tak sengaja air nya tertabrak oleh seorang pria.
Brugh!

      Air minum milik Ipeh terjatuh, untung saja air minum itu tidak bocor. Hanya bagian tutup botol saja yang kotor dan lecet. Ipeh mengambil air minum nya yang jatuh, lalu pria itu pun membantu Ipeh mengambil air minum nya. Untung saja tangan Ipeh dan tangan Riki tidak bersentuhan karena kalau mereka bersentuhan sama saja mereka melakukan hal zina. Sebagaimana zina itu di larang oleh agama Islam sesuai di dalam Al-Qur’an nya dalam surah Al isra ayat 32. Ipeh segera mengambil air minum itu yang berada di tangan seorang yang menabraknya.

     “E-eh maaf,” ucap seorang yang menabrak Ipeh tidak sengaja dengan suara serak. Suara itu jelas Ipeh mengenalinya. Suara itu milik dosen yang selalu membuat nya kesal. Siapa lagi kalau bukan Pak Riki—dosen muda sok cool dan selalu membuat kesal.

     “Ya gapapa Pak.” Ipeh lalu meninggalkan Riki yang sedang termenung diam.

     “Terimakasih.” Lanjut oleh Sebelum meninggalkan Riki.

      Bukan apa apa, Ipeh malu jika berduaan bersama pak Riki, dan juga Ipeh di ajarkan oleh Abang nya bahwa perempuan yang bicara sama lawan jenis yang bukan mahram nya itu tidak boleh walau pun sebentar, nanti timbul menjadi lama. Kecuali bicara dengan hal penting tetapi itu pun harus di awasi harus ada orang yang menemaninya. Bisa jadi kalau berdua saja ketiga nya menjadi setan.

     Ipeh menyukai dosen nya hanya sekedar mengagumi bukan berarti Ipeh ingin memiliki nya. Bagaimana pun kalau Ipeh menikah dengan dosen muda yang sifat nya dingin apa nanti anak nya menjadi kulkas juga?  cara berbicara Riki yang membuat Ipeh kagumi. Tetapi Ipeh tidak mau berlebihan, jikalau di takdirkan Ipeh bersyukur. Tetapi yang Ipeh tak suka mengapa dosen Nya yang satu itu sangat cuek. Hah pusing sudahlah.

     Ipeh sudah sampai di meja nya dengan kondisi terengah-engah karena kecapekan. Shifa yang melihat itu khawatir. “Kamu kenapa lari Peh?” tanya Shifa penasaran, karena melihat sahabat nya lari membuat Shifa panik.

     “Sssstt....aku tadi ketabrak pak Riki, entah kenapa aku bisa jadi ceroboh seperti ini.” Kata Ipeh.

      Shifa kaget karena Ipeh menabrak dosen nya? “What?!”

     “Eh, tidak usah teriak!” ujar Ipeh sambil memegang mulut Shifa dengan jari telunjuk. Memang Shifa selalu berteriak saat lagi kepo atau pun penasaran. Ipeh selalu memberitahu kepada salah satu sahabat nya itu. Tetapi Shifa terkadang lupa dengan ucapan Ipeh.

     Sang pelaku hanya cengengesan “E-eh maaf Peh,”

     “Masya Allah, kamu kok bisa ke tabrak Pak Riki sih?” tanya Shifa penasaran.

     “Jadi, aku kan selesai ngambil air minum di kulkas kantin, eh pas gitu tiba tiba ga sengaja Pak Riki nabrak aku, untung saja yang lain tidak lihat aku. Kalau mereka lihat? Jadi bahan gosip aku,” jawab Ipeh menjelaskan.

     Shifa mengamati kejujuran dari teman nya. Shifa mengakui, dari sorot mata dosen dan dari sorot mata teman nya mereka saling mengagumi tetapi mereka memendam perasaan nya. Shifa terkekeh geli mendengar nya. “Acieee...” Goda Shifa pada temannya.

     Ini lah yang membuat Ipeh tak suka, selalu di ledekin Padahal Ipeh tak menyukainya. Saat mereka mengobrol asik, tiba tiba Nurul membawa mangkuk yang berisi bakso mereka. Dan di ikuti dengan Pak Nando membawa minuman untuk mereka.

     “Treng treng silahkan di makan tuan putri,” ujar Nurul sambil menaruhkan makanan dan Pak Nando pun menaruhkan minuman nya di meja mereka. “Makasih yah,”

     Setelah Ipeh dan kawan kawan memakan makanannya, Mereka membayar dan mereka balik ke kelas nya. Karena mereka satu fakultas dan mereka mengambil jurusan kedokteran. Banyak sekali ujian ujian yang di berikan selama mereka memasuki universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini. Tadinya, Ipeh mengambil keagamaan, tetapi kedua Ummi dan Abi nya selalu memaksakan Ipeh untuk mengambil jurusan kedokteran.

     Sebenarnya Ipeh mau aja, impian dirinya ingin menjadi seorang dokter dan paham agama. Ya, Ipeh alumni Hafidzah Quran. Dan pernah tampil seluruh kabupaten, Ipeh mendapatkan piagam dan juara satu. Tak lupa juga Ipeh Seorang ustadzah muda yang mengajar ngaji di pengajian ibu-ibu.

**

PUKUL 20:00

     Sekarang pukul 18:00 WIB, Ipeh melaksanakan kewajiban nya bersama Umi, Abi dan juga Abang, mereka melaksanakan shalat isya berjamaah. .Dan sekarang Hilman terakhir di rumah, karena liburan nya sudah habis, ah ga di sangma sekali Jika Hilman meninggalkan adik nya sendiri.

     Setelah mereka melaksanakan shalat, mereka pun makan malam bersama. Keluarga Ipeh sudah berada di meja makan. Setiap malam mereka selalu makan bersama seperti ini apalagi jikalau satu keluarga lengkap. Ipeh dan Hilman duduk bersampingan, dan kedua orang tua mereka pun sama. Sampai akhirnya makanan sudah tinggal sedikit Ipeh mengambil air minum untuk nya. Lalu, Ipeh berniat untuk menanyakan tentang keesokan hari karena Abang nya sudah mau balik ke Kairo.

     “Abang besok berangkat?” tanya Ipeh yang di angguki oleh Abang nya.

     Jujur Ipeh merasa sendirian jika Hilman sudah kembali ke Kairo untuk melakukan kuliahan nya. Walau pun Hilman sering membuat nya kesel akan tetapi jika Hilman pergi kuliah itu bakal sedih. Meski alay, kedua kali nya Ipeh di buat sedih oleh Abang nya.

     “Ko Ipeh diem?” tanya Hilman.

     “Adik sedih bang, kalo abang berangkat ke Kairo,” Jawab nya.

     Hilman tersenyum melihat adik nya. “Adik abang yang cantik, kamu ga usah sedih, kan abang mau belajar di Sanah sekalian cari jodoh. Oh ya nanti jika abang sudah di sanah dua hari abang punya hadiah! Lewat transfer,” ujar Hilman sambil mengusap kepala sang adik nya.

    Ipeh yang mendengar ‘Hadiah’ ia tidak jadi sedih “Demi apa? Hadiah nya apa bang?” tanya Ipeh penasaran. Mendengar kata ‘Hadiah’ seperti anak kecil Padahal usia nya sudah 20 tahun, Siapa yang ingin menjadi suami Ipeh yang selalu manja ia harus stay.

     “Rahasia lah!” Jawab Hilman dengan enteng.

     “Ih apa apa abang mah rahasia,” rengek Ipeh pada Hilman, ia terus memukul lengan Hilman membuat sang empunya meringis.

     Umi dan Abi nya pun terkekeh ketika melihat sang kedua anak nya. Mereka melanjutkan sisa makan. Berbeda dengan Ipeh yang masih memegang melipat tangan nya di dada nya.

**

     Di apartemen Riki baru saja diri nya sehabis mandi. Karena menurut Riki mandi malam lebih adem, dan tenang. Riki mengusap kepalanya yang masih basah dengan handuk. Rambut berwarna hitam yang selalu basah karena itu kesukaan Riki yang selalu membasahi rambut nya sendiri.

     Saat ini Riki memakai pakaian lengan pendek serta celana pendek. Tak lupa juga kebiasaan yang sering Riki alami yaitu menaruh handuk di kursi meja nya. Riki masih memikirkan bagaimana diri nya bisa dekat dengan adik dari teman nya? Riki akui, perempuan itu manis meskipun Riki baru mengenal nya. Bisa di bilang, pandangan pertama awal ku berjumpa..

     Seperti nyanyian ya?? Hahahaha!!!

     Tiba tiba notifikasi handphone Riki berbunyi. Riki melihat siapa yang mengirim pesan saat malam hari seperti ini? Biasanya yang mengirim pesan pada malam hari atau pesan mendadak itu dari konter. Maaf pulsa anda tinggal limit, silahkan isi pulsa kembali. Riki selalu mendapat pesan seperti itu, sampai-sampai Riki ingin menghajar admin nya.

DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang