BAGIAN 21

1.7K 94 2
                                    

Happy reading!!!

**

Kini Riki selesai mandi, ia memakai celana pendek berwarna hitam putih, dan tak lupa pula handuk di bagian leher, ia tidak mengenakan kaus sama sekali, dia hanya bertelanjang dada. Lihatlah roti sobek nya itu membuat ah sudahlah.

Kini di dalam kamar hanya ada mereka berdua, pintu di tutupi, dan seenak nya Riki malah bertelanjang di depan Ipeh. Ipeh sudah tahu kalau Riki sudah menjadi suami nya, tetapi Ipeh masih tidak percaya jika Riki yang di kampus menjabat menjadi dosen nya, tetapi sekarang menjadi suami nya. Bahkan, di lihat-lihat pria itu sangat ganteng dan tampan.

Ipeh melirik ke arah Riki dengan wajah tanpa ada rasa berdosa nya, bahkan pria itu sedang bermain perut kotak-kotak nya. "Aaaaaaaa!!" teriak Ipeh histeris, lalu menutupi wajah nya dengan kedua tangan nya. Ia sangat malu, kenapa suami nya tidak pakai kaus gitu.


Riki merasa istrinya yang berteriak-teriak ia mendekati nya, dengan wajah di taruh di jenjang leher Ipeh. Sekarang Ipeh di biasakan untuk membuka jilbab di depan suami nya. Maka dari itu sekarang Ipeh tidak mengenakan jilbab nya. Riki masih mendekati Ipeh, wajah nya ia taruh di leher membuat wanita itu geli. "Kamu kenapa?" tanya Riki pada Ipeh yang setia masih memejamkan wajah nya dengan telapak tangan nya.

"I-itu, ah ya! Pakai baju jangan bertelanjang di depan aku," ucap Ipeh pada suami nya.

Riki tertawa geli mendengar kepolosan Ipeh, kenapa istrinya sangat gemas.


Dengan cepat Riki mengambil sebuah Kaos berwarna putih kepolosan dan celana pendek berwarna hitam, tak lupa juga dengan handuk yang setia di atas kepala. Sambil menutupi dan mengeringkan rambut.

"Sudah," ucap Riki.

Ipeh membuka sebentar mata nya, menentukan apa benar suami nya sudah pakai baju? Yaps itu betul.

Tanpa di sadari Riki menyamperin Ipeh yang duduk di ranjang dengan membawa sebuah laptop apa ada tugas kah ini istrinya?.

"Kamu kenapa bawa laptop?" tanya Riki pada Ipeh.

"Oh ini, pak Riki aku ada tugas dadakan. Kemungkinan lupa di kerjakan hehe," jawab Ipeh dengan menderetkan gigi nya.

Tugas dadakan? Siapa dosen nya yang mengasih tugas sedadakan itu? Padahal sekarang pukul jam 01:00 pagi.

"Memang dari siapa?" tanya Riki kebingungan.

"Pak Hisham." Ipeh membalas nya dengan singkat.

"Sejak kapan kasih tugas nya?"

"Hari kemarin, aku lupa mengerjakan nya hehe..," jawab Ipeh cengengesan.

"Lebih baik tidur aja, kemungkinan pak Hisham salah kasih kali, ya kali semendadak itu, mungkin pak Hisham kasih nya ke mahasiswa atau mahasiswi lain, kan kamu ada acara toh. Apa aku bantu?"

Ipeh menggeleng kepalanya "tidak usah, biar Ipeh aja yang kerjai. Bapak kalo kantuk tidur, kalo lapar tuh ada makanan," ucap Ipeh seraya menunjukkan sebuah makanan Yang berada di meja make-up nya.

Sebelum mereka memasuki kamar, mereka di sediakan dengan beberapa makanan untuk mereka berdua. Dan makanan itu di taruh di atas meja yang samping dengan kasur.

"Mau bobo bareng," pinta Riki dengan wajah manja nya. Tak lupa juga wajah nya di taruh di ceruk leher jenjang istri nya yang sangat mulus itu.

Ipeh seketika kaget dengan ucapan suaminya, Sangat manja! "Terus tugas?"


"Lain kali aja." Jawaban Riki membuat Ipeh mendengus kesal. Enak saja tugas kuliah tidak di kerjakan, bisa jadi ia malah tidak wisuda. Bahkan beberapa tahun lagi Ipeh akan menjalankan wisuda setelah skripsi.

"No! tidak bisa, Pak. Ini kan, tugas aku. Besok aku udah kuliah, kan?"

"Cuti selama tiga hari." Jawab nya.

What? Cuti selama tiga hari? Nanti ia ketinggalan mata kuliahan dong. Segampang itu kah cuti? Bukan dari gampang atau nggak nya. Tapi ini adalah kuliah bukan sekolah yang di mainkan seperti permainan. Ini adalah kuliah untuk masa depan.

"Heum, ya sudah lah." Jawab Ipeh pasrah, ia menaruh kan laptop nya di meja make-up.

Setelah laptop nya sudah di taruh, tiba-tiba badan Ipeh di bawa ke kasur dengan gendong brydal style. Sangat terkejut sekali. Setelah sudah taruh di kasur, tak lupa Riki memeluk istri nya dengan erat dari samping. Aroma khas tubuh istri nya sangat candu. Begini lah jika pacaran setelah nikah, peluk juga nggak dosa.

"Aku boleh bicara sama kamu?" tanya Riki pada istrinya yang sedang menatap kegantengan dirinya.

Ipeh kaget. Baru pertama kali mendengar Riki dengan sebutan aku-kamu. Tidak seperti biasanya.

"Heum bicara apa?" tanya Ipeh sambil memegang rambut Riki yang lumayan lebat itu.

"Stop, panggil sebutan 'Pak' karna aku bukan bapak kamu, melainkan suami kamu." Pinta Riki pada Ipeh.

"Terus manggil apa, dong?" tanya Ipeh membuat Riki gemas sendiri.

"Panggil 'Mas' atau nggak, hem 'Aa' aja."

Pikiran yang ada di Ipeh itu geli sendiri, apakah ia akan memanggil nya dengan sebutan 'Aa Riki?' atau 'Mas Riki?' ah itu bingung.

"Aku panggil Mas aja deh!" girang nya yang di iringi oleh tawa.

Tetap tersenyum yah, sayang, aku tidak mau melihat kamu sedih. -batin Riki dengan menatap istri nya sendu.

"Heum, Mas. kalau aku belum siap melakukan sunah yang ada di suami istri apa Mas mau menunda, nya?" tanya Ipeh.

"Bagaimana pun, aku tetap menunggu dan aku tidak memaksakan kamu, habibati ku, zaujaty ku." Jawab Riki dengan seraya memegang kedua pipi menggunakan telapak tangan.

Blush!

Ipeh menahan agar tidak kelihatan salah tingkah di depan suami nya ini.

"Terimakasih, Mas! kalau aku punya salah, tolong kasih tahu aku ya, Mas. Aku tidak mau menjadi istri yang durhaka, Tuntut aku mas. Aku masih banyak kekurangan nya," ucap Ipeh pada Riki.

"Selalu. Mas akan selalu menuntut mu sayang,"

Cup

Satu kecupan melayang di bagian kening milik Ipeh, membuat Ipeh mematung. Sebenarnya ini udah berapa kali dari tadi Riki mencium nya. Tetapi kenapa sangat membuat diri nya salah tingkah.

"Ayok tidur!" ajak Riki seraya mendusel hidung nya di hidung istri nya. Kedua hidung mereka saling beradu.

"Jangan lupa baca doa, dan zikir dan juga jangan lupa surah Al Mulk nya!" perintah Ipeh, siapa tahu Riki lupa hal itu.

Riki pun mengangguk.

Maaf dikit"))

JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN KALIAN🖤


DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang