BAGIAN 24

2.3K 148 6
                                    

REVISI 19 AGUSTUS 2022

VERSI SEBELUMNYA NGGAK KEK GINI 😭 AKU BAPER

Setelah mengantar Hilman ke bandara, karena memang mereka telah cuti selama tiga hari ini. Jadi mau tak mau mereka harus diam di rumah untuk beristirahat sementara. Meski kemarin mereka telah acara resepsi pernikahan sekarang pun mereka sudah keluar jauh untuk mengantar Hilman.

Sebelum mereka pulang, Riki berniat untuk pergi ke mall yang pernah Riki kunjungi bersama adik nya. Riki melirik istri nya yang sedang bermain ponsel tanpa melirik diri nya. Riki pun mengambil ponsel istri nya membuat wanita itu terkejut.

Ipeh yang tadi nya terkejut melihat Riki, tetapi pria itu sudah menatap diri nya dengan tatapan tajam. Akhirnya Ipeh hanya bisa diam tanpa bersuara.
“Kalau berdua sama aku, jangan main handphone, bisa?”

Ipeh mengangguk kepala nya. “Insya Allah, bisa!”

“Mau ke mall nggak?” tanya Riki tiba-tiba membuat Ipeh terkejut. Bukan terkejut karena ia tidak suka. Tetapi Ipeh wanita yang sangat jarang bahkan tak pernah untuk berkunjung ke mall. Sebenarnya pernah hanya sekali itu pun cuma mengantar umi nya.

Ipeh tampak berpikir. Akhir nya ia menuruti kemauan suami nya. Ipeh juga tidak tahu mengapa suami nya mengajak ke mall, padahal ia tidak butuh baju. Pakaian yang berada di dalam lemari sudah cukup banyak. Tapi tidak apa-apa, ia sekarang butuh jilbab yang selalu keluar di Instagram.

Ipeh menggandeng tangan suami nya membuat Riki terdiam. Saat tangan nya di tarik oleh istrinya, Riki hanya bisa menahan senyum agar tidak terlihat salah tingkah di depan orang banyak meski asli nya sangat salah tingkah.
Setiba sampai di tokoh baju dan jilbab, Ipeh mengambil jilbab pilihan nya yang ternyata sangat ada di bagian atas. Tangan nya masih setia memegang lengan suami nya seperti mak tidak mau kehilangan seorang anak.

“Mbak, boleh ambil jilbab yang bagian kanan atas?”

“Boleh.” Mbak itu mengambil sesuai yang di inginkan oleh Ipeh. Mbak-mbak itu melihat Riki yang masih setia menahan senyum nya. Mbak-mbak itu hanya mampu menahan tawa.

Selama menunggu jilbab yang di ambil, Ipeh melirik suami nya yang ternyata malah membuang wajah nya melihat arah lain. Tak sengaja Ipeh melirik ke arah tangan nya yang ternyata ia masih menggenggam tangan suami nya bahkan sangat erat.

Ipeh pun melepaskan genggamannya membuat Riki menoleh. “Kenapa di lepas, hm?”

“Nggak, tadi refleks nggak sengaja megang lengan, Mas.” Jawab Ipeh tanpa ada mengeluarkan ekspresi. Hanya ekspresi datar yang di keluarkan nya.

“Mau nggak sengaja, mau di sengaja. Gapapa kok, ikhlas lahir batin,” sahut Riki. Tangan Ipeh pun mendarat pada perut Riki. Ipeh mencubit Riki cukup lumayan sakit. Riki meringis membuat Ipeh tertawa. Baru semalaman loh udah kuadrat.

Tanpa di sadari mbak-mbak yang tadi Ipeh meminta tolong sudah ada di depan mereka berdua yang hanya bisa menatap dengan wajah iri nya. Bagaimana pun mbak-mbak itu hanya bisa melambaikan tangan nya yang berwajah lesu. Tolong, siapapun yang bisa menggantikan posisi mbak-mbak nya tolong bawa kan saja ke mars.
Lima menit mbak-mbak itu hanya bisa menatap kedua nya yang sedari tadi berantam. Karena cukup pegal, mbak-mbak itu hanya bisa berdehem sekeras mungkin agar kedua nya menyelesaikan kegaduhan di tokoh nya.
“EKHEM!”

Kedua pasangan suami istri baru menoleh ke arah mbak-mbak dengan wajah tanpa ada rasa bersalah.

“Di sini bukan tempat nya romantis, Pak, Bu. Di sini tempat untuk berbelanja.” Kata mbak-mbak salah satu karyawan dari tokoh jilbab.

“Maaf, mbak.”

Ipeh mengambil jilbab yang baru saja di ambil oleh mbak-mbak nya. Ipeh meminta saran kepada suami nya, ternyata suami nya hanya bisa memandangi wajah nya tanpa berkedip membuat Ipeh risih. Alhasil, Ipeh menginjak kaki nya sekencang mungkin membuat Riki terkejut sekali pun meringis kesakitan.

“Sakit banget!” adu nya.

Ipeh hanya diam tak peduli jika melihat suami nya meringis. Sebenarnya Ipeh melihat jilbab keluaran baru yang Ipeh inginkan sejak lama kemungkinan itu mimpi nya. Dan, ternyata di mall ada yang menjual nya.

Ipeh bukan boros, bahkan uang yang selalu Abi nya kasih masih di simpan. Dan, ini pertama kali nya ia memakai uang yang di berikan Abi nya untuk belanja di mall. Biasanya Ipeh hanya memakai untuk beli makan saja.
Hanya lima belas menit mereka berada di toko jilbab, cukup sangat lama tapi Ipeh sudah membeli nya.

Setelah mereka berada di bagian tokoh jilbab, Riki mengajak Ipeh ke tempat perabot rumah tangga. Ada beberapa alat yang berada di bagian rak. Di sebuah atas dinding ada bacaan PERABOT TUMAH TANGGA. Ya,.  perabot rumah tangga. Ada beberapa banyak barang-barang yang harus di beli. Sebenarnya walaupun di apartemen milik Riki ada perabot itu sedikit. Sekarang Riki berniat untuk beli.

Riki tidak di ajarkan untuk boros tetapi ia di ajarkan oleh kedua orang tua nya jika mempunyai istri harus menjadi tanggung jawab diri nya. Bahkan, jika wanita ingin sesuatu harus pakai uang suami.

Riki mengambil alat untuk membersihkan lantai seperti sapu dan pel. Istri hanya menuruti saja. Sebenarnya yang jadi istri disini siapa? Kan, biasanya istri yang memilih kenapa harus suami?

"Kamu ambil saja yang kamu mau," bisik Riki di telinga Ipeh yang tertutup dengan jilbab yang dikenakan istri nya.

Ipeh bukan tidak mau, karena juga ia tidak tega untuk memakai uang suami nya sendiri. Walaupun uang istri ada di suami. Jatah istri ada di suami. Dan begitu sebaliknya jatah suami ada di istri(bagi yang tahu saja).

"Aku bingung, Mas. Kan, di rumah banyak toh alat-alat seperti ini,” kata Ipeh menunjukkan beberapa alat yang Riki pegang.

"Nanti kita bicarakan di mobil, ya...,” Ipeh hanya bisa menuruti perkataan Riki. Mau gimana pun ia tidak mau membantah suami nya.

"Cocok banget..., Masya Allah iri aku toh,” kata ibu-ibu yang tak sengaja lewat di hadapan mereka berdua dengan membawakan belanjaan. Dia situ juga, ada anak nya yang hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Mama nya.

Merasa ibu nya melihat suami orang, anak nya pun tidak terima, anak itu menarik lengan Mama nya hingga Mama nya hanya bisa mencebir kan, dan memaki di dalam hati nya.  "Mamah! ingat papah di rumah, Ma!” kata anak itu seraya menarik lengan mamah nya.
Sebenarnya anak nya malu melihat Mama nya yang sudah berkepala 4 dan sudah memiliki cucu serta anak. Dan, malah menaksir suami orang yang ternyata adalah lebih muda dari usia Mama nya. Apakah Mama nya tidak ingat Papa nya di rumah?

Anak itu meminta maaf kepada kedua pasangan baru di hadapannya. Sungguh ia malu saat ini. “Hampura, teteh dan kang nya, iyeu teh, Mama abdi ngges anu kos iyeu. Henteu ingat  ka laki jeung anak, hampura nya teh dan akang na, semoga langgeng. Dan semoga dapat momongan ti gusti Allah.” kata anak Itu menggunakan bahasa Sunda nya. Karena Ipeh sangat tahu dan sangat paham yang di maksud anak perempuan di depan nya yang berusia lima belas tahun pun akhirnya Ipeh hanya tersenyum. “Iya, Sayang. Nggak apa-apa,” Ipeh tersenyum pada anak perempuan.

Anak perempuan itu langsung pergi menarik lengan ibu nya dari hadapan mereka.

Suami nya memang tampan maka dari itu tidak salah jika ibu-ibu maupun nenek-nenek menaksir suami nya.
Mendengar perkataan anak tadi Ipeh terkekeh geli, lalu melirik ke arah suami nya dengan senyuman jahil. "Toh, Bu ibu saja suka sama kamu, Mas. Apalagi nenek-nenek!” sindir Ipeh dengan melirik suami nya yang ternyata sedang melihat punggung anak perempuan tadi dari kejauhan.

"Ibu-ibu nya aja yang suka sama aku, Sayang. Mana mungkin, aku tertarik sama ibu-ibu yang sudah punya anak gadis!” bantah Riki tak terima jika istri nya selalu menjahili di tempat umum.
"Siapa tahu kamu tertarik sama ibu-ibu!” Lagi-lagi Ipeh meledeki suami nya mampu membuat Riki membuang wajah nya dari hadapan Ipeh.

Sebenarnya bukan marah, tetapi Riki hanya mengetes istri nya saja. Kan, seru jika di cuekin di tempat umum yang sangat ramai seperti ini.

Ipeh yang tersadar melihat suami nya marah pun, ia memegang dagu suami nya agar Riki menoleh walaupun sekilas. Riki sama sekali tidak menghiraukan, Riki langsung membuang wajah nya. Drama mereka membeli perabot rumah tangga hanya seperti ini. Yang pertama, Riki di godain oleh pengunjung mall. Yang kedua, ribut dengan istri. Hingga akhirnya barang-barang yang di bawa kan oleh  Riki sudah terjatuh di lantai.
"Sayang nya Ipeh, yang ganteng, yang manis, yang bageur, jangan marah dong." Ipeh membujuk suami nya dengan menarik lengan nya. Mereka tidak peduli jika di lihat oleh orang lain.
Tetapi Riki tetap mencueki Ipeh. Ipeh di buat kesel dengan suami nya.

Cup

Satu kecupan mendarat di sebuah pipi kanan Riki. Dengan berani nya Ipeh malah cium di tempat umum yang sangat ramai. Tetapi Ipeh tidak peduli jika orang lain melihat nya, asal suami nya tidak marah dan mendiami nya.
Apa Ipeh tidak tahu, jika sekarang Riki menahan salah tingkah nya? Ipeh menahan senyum nya dengan menundukkan kepalanya tanpa melihat istri nya yang sudah berada di depan diri nya.

Sebenarnya Riki pikir, Ipeh akan pergi meninggalkan Riki di tempat umum. Tetapi hasil nya lebih memuaskan menurut Riki. Ipeh yang polos-polos nya mencium Riki di tempat umum.
Ipeh menoel-noel pipi kiri suami nya yang tak terkena ciuman. Ipeh tahu Riki sangat malu dan sangat salah tingkah. Tetapi begitu lucu wajah nya yang sudah memerah.

“Sayang, ke bagian sana, yuk!” ajak Riki mengalihkan topik pembicaraan.
Ipeh pun menuruti nya.

Sepanjang jalan mereka bergandengan lalu tangan kiri memegang perabot rumah tangga yang di ambil tadi. Mereka berjalan menuju bagian SAYURAN DAN BUAH BUAHAN ada beberapa sayuran yang tertera di rak.

Jikalau ke mall seperti ini ia mengingatkan beberapa tahu lalu bersama umi dan Abi nya. Membeli sayuran, Ipeh mengambil sayuran kacang panjang. Ia aneh ko ada kacang yang panjang.

Flashback on...

"Umi!” Ipeh menarik baju umi nya. Halimah pun kaget lalu berjongkok menatap ke arah gadisnya
"Iya, sayang?" tanya Halimah.

Ipeh mengambil kacang panjang dan menanyakan ini apa. "Umi, Abi ini sayuyan apa, ya?” tanya Ipeh dengan suara cadel nya. Ipeh ini sangat tidak tahu sayuran. Hanya saja ia tahu cabai dengan wortel.

Halimah dan Herman saling menatap satu sama lain. "oh ini, kacang panjang, sayang. “jawab Herman.

Ipeh melirik ke arah kacang panjang. Ia terheran heran. "Acang pajang? Memang nya ada acang yang pajang ya, Mi, Bi?" tanya Ipeh.

"Nanti kamu tahu sayang, Kalau kamu suka ambil aja."

"Nggak ah, nggak enak.” tolak nya lalu menaruh kacang panjang di tempat nya tadi


Flashback off..
Setiba sampai di sebuah tempat sayuran yang sangat banyak, dari banyak nya sayuran Ipeh dan Riki belum memilih sayuran-sayuran yang akan nanti mereka bawa.

Riki melirik istri nya yang sedang kebingungan, lalu Riki berniat bertanya kepada Ipeh yang berada di samping nya.  "Kamu mau beli apa, sayang?” tanya Riki.

"Sayur sup aja, atau, Mas juga ada request lain?” tanya Ipeh pada suami nya.

“Mas, terserah kamu aja.” Meski aslinya Riki sangat tidak menyukai sayuran yang bernama sup. Meski itu sayuran sup ayam, sayur sup kambing, sup sapi. Kalau yang nama nya ada kata Sayur sup Riki akan menolak nya.

Oh ya Ipeh memang sangat suka sayur sup dari kecil. Sayuran itu sehat. Mendengar sayur sup, Riki bergidik ngeri ia sangat tidak suka sayur sup. Aneh rasanya. Mau gimana pun jika ia bilang ke istrinya tidak enak hati.
Riki menyetujui saja, meski hanya terpaksa.

Ipeh pun mengambil beberapa sayuran yang sesuai Riki mau. Dan, setelah ia sudah mengambil beberapa barang nya. Ipeh pun menyamperin Riki yang sedari tadi menatap diri nya dari kejauhan.
"Ayo kita ke kasir!"

Riki pun mengangguk, dan mengambil beberapa belanjaan yang mereka beli tadi.

Mereka berjalan menuju kasir. Tidak antre hanya 3 orang saja yang mengantri.

"Ada lagi Pak, Bu?” tanya mbak kasir
"Tidak ada."

"Total nya 500.000."

Riki mengasih uang seratus lima lembar. Setelah mereka di kantin, mereka menuju keluar sama-sama.

DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang