BAGIAN 7

1.6K 97 1
                                    

HAPPY READING 🐣

Kaliannnnm jaga kesehatan ya 🤗

Intinya vote dulu ya ges ya🙂

**
Mata kuliahan sudah berakhir, Ipeh merapikan beberapa buku nya yang berada di atas meja. Setelah sudah ia masuk kan ke dalam tas, Ipeh menghampiri teman nya. Karena ia jika keluar dari kampus harus bersama teman nya. Teman yang berada satu ruangan belum tahu jika Ipeh di berikan sebuah CV ta'aruf. Bila tahu, mereka akan terus memaksa untuk bercerita. Hanya kedua teman Ipeh yang tahu.

Ipeh masih menyimpan CV ta'aruf nya di dalam tas, bahkan ucapan yang di keluarkan oleh dosen nya tadi saat di kantin masih terngiang-ngiang di telinga Ipeh. Ipeh saja tidak tahu maksud laki-laki itu untuk apa. Pertama kali diri nya di lamar oleh laki-laki, biasa nya mereka pada mengajak Ipeh untuk pacaran tetapi Ipeh menolaknya dengan halus. Jika memang ingin berpacaran yaitu dengan cara sudah halal atau sah dalam agama dan negara.

Setiba sampai di parkiran, Ipeh memang jika berangkat ke kampus yaitu menggunakan motor kesayangan nya. Mobil pemberian sang kakek masih ia taruh di bagasi belum di pakai oleh nya. Meski di pakai, ia harus izin terlebih dahulu pada Abi nya.

Ipeh melihat sosok laki-laki yang tadi ia temui. Siapa lagi jikalau bukan Riki yang tengah menatap nya dari kejauhan. Riki tersenyum melihat Ipeh tetapi Ipeh tidak merespons karena memang tidak penting. Ipeh memarkirkan motornya, ternyata beberapa motor yang berada di depan dan di belakang Ipeh malah membuat motor Ipeh sempit. Bahkan Ipeh saja hampir hendak jatuh. Riki yang melihat pun segera membantunya. "Kali ini jangan di tolak," pinta Riki.


Riki tahu wajah Ipeh yang bagaimana dan seperti apa, Riki meminta Ipeh untuk turun sementara. Dengan setuju, Ipeh menurutinya. Ipeh mengikuti apa yang di inginkan Riki.
Dan, akhirnya motor Ipeh sudah tidak terkena motor lain nya. Sebelum Ipeh pergi dari hadapan Riki. Ipeh mengambil sebuah makanan yang tadi ia belikan tadi di kantin.
"Terimakasih, jangan lupa di terima."

Ipeh menyodorkan beberapa makanan yang ia belikan tadi di kantin pada Riki. Sebenarnya Riki ingin menolak tetapi jarang-jarang Riki di kasih makanan oleh calon istri. BERCANDAAA....

"Terima kasih, lain kali, hati-hati." Pesan Riki pada Ipeh.

Ipeh menyalakan motor nya menuju rumah. Setiba sampai nya di rumah, ia melihat Abi nya yang sedang asik minum kopi sambil membaca kitab. Entah kitab apa. Ipeh menaruh motor nya di bagasi tempat biasa menaruh motor dan mobil. Sebelum ia menghampiri Abi nya, Ipeh membuka alas kaki lalu ia taruh kan di rak sepatu yang di sediakan.

Ipeh menyamperin Abi nya lalu ia mencium serta memeluk Abi nya. "Assalamualaikum, Abi." Senyuman manis yang ia berikan pada Abi nya. Herman mencubit hidung putri nya. Tak terasa ia bisa mempunyai seorang anak perempuan yang sekarang sudah mau berusia 30 tahun dan yang akan sebentar lagi akan menjalankan skripsi meski masih lama.

"Waalaikumsalam, putri ku tersayang."

Ipeh mencium pucuk tangan Abi nya. "Umi mana, Bi?" tanya Ipeh.

"Di dalam, Nak,"

"Ipeh ke umi, ya?"


Abi Herman mengangguk kepala nya.

**

Ipeh menuju ke dalam rumahnya sebelum ia memasuki rumah nya Ipeh di biasakan untuk mengucap salam terlebih dahulu meski di rumah tidak ada orang. Ipeh menuju dapur, Diman di dapur sudah ada umi nya yang sibuk memasak untuk makan malam.

"Assalamualaikum, Umi!" pekik Ipeh membuat umi Halimah terkejut. "Astaghfirullah, Waalaikumsalam, Nak."

Ipeh terkekeh geli melihat nya, ia mencium pucuk tangan beliau dengan lembut. Setelah salim, Ipeh berniat untuk membantu umi nya. Tetapi justru umi Halimah menolak putri nya untuk membantu masak.


"Kamu mandi dulu, nak." Pinta umi Halimah pada putri nya. Ipeh mendadak lesu, akhirnya ia menuruti perintah sang umi nya. "Baiklah."


Ipeh segera menyusul ke kamar nya yang berada di lantai atas. Badan nya sangat lelah, dan mengapa tiba-tiba rasa lelah itu menjadi mengantuk? Sebenarnya tidur sebelum magrib itu tidak di bolehkan. Ipeh merapikan seluruh tubuh nya.


**

Saat ini keluarga Ipeh berada di sebuah meja makan untuk melaksanakan makan malam bersama. Hanya Hilman yang tidak ada, karena Hilman masih melanjutkan perjalanan nya di Kairo-Mesir untuk menggapai cita-cita nya.

Ipeh bersyukur karena masih bisa merasakan keluarga nya di berikan sehat badan, sehat panjang umur, dan sehat kantong baju.

Beberapa menit kemudian... Makanan sudah habis, tugas Ipeh yaitu mencuci piring yang tadi mereka makan. Selesai mencuci piring, Ipeh melihat umi dan Abi nya masih berada di ruang tamu yang sedang menonton televisi.

Ipeh menuju ke atas untuk mengambil sebuah CV ta'aruf pemberian dosen nya tadi siang. Sebenarnya sekarang sudah tidak da lagi zaman yang memakai CV ta'aruf. Bahkan jarang banget, biasanya mereka langsung bertemu dengan orang tua nya. Tetapi Riki ingin berbeda dari yang lain.

Begitu katanya.

Ipeh membaca apa yang di tulis oleh dosen nya, ternyata di situ ada data identitas Riki. Ipeh membaca satu persatu hingga di bagian cita-cita Riki, ia terkejut membaca nya. Riki mempunyai cita-cita yaitu punya anak kembar 3. Gila!

Aneh sekali satu dosen ini!

Begitu Ipeh membaca bagian akhir, ia melihat tanda tangan Riki yang sangat lumayan estetik bagi nya.

Ipeh menuju umi dan Abi nya yang berada di ruang tamu. Ipeh mendekati kedua nya membuat mereka bingung.

"Kamu kenapa, dek?" tanya Abi Herman yang tadi nya fokus ke mushaf Al-Qur'an sekarang fokus ke anak nya yang tiba-tiba mendekat.

"Umi, Abi, kalau putri kalian ada yang melamar, apa kalian setuju?" tanya Ipeh hati-hati.

"Hah? Melamar?" beo umi Halimah.

Ipeh mengangguk kepala nya. "Iya, Mi."

"Dari mana kamu tahu, Nak?"

"Ini." Ipeh menyodorkan sebuah CV ta'aruf yang di bikin oleh Riki.

**

AYO DONG GES PROMOSIIN CERITA KU DI INSTAGRAM, TWITTER, TIKTOK😵👊

jangan lupa tag akun ku

@Wattpad@stykrmllh(tiktok)
@stykrmllh (Instagram)

Sedikit ya,..

Ga mood soalnya 🙂😌

DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang