Happy reading 🐣❤️
**
Di sore hari pukul 16:00 WIB Ipeh yang sedang mencari angkutan umum, akan tetapi angkutan tidak ada sama sekali. Handphone nya lowbat ia tidak bisa menelpon Umi nya. Begini lah nasib jika berangkat bersama Abi nya pasti pulang tidak ada yang menjemput.
Ipeh menengok kearah Kanan dan kiri ga ada angkutan umum yang tidak datang. Ia melihat jam tangan nya yang bermotif hello Kitty kesukaan nya.
Tiitt tiitt
"Belum pulang?" tanya seorang pria memakai jas berwarna hitam.
Ipeh menoleh kearah ke belakang ternyata itu Pak Riki. "Ga ada angkutan umum." Jawab nya singkat. Bukan singkat tapi Ipeh berjaga-jaga agar tidak ada yang menimbulkan fitnah.
Riki melihat kearah nya ternyata tidak ada angkutan umum sama sekali satu pun. "Ayo sama saya aja." Tawar Riki secara halus.
Ipeh menatap nya kaget karena dosen nya itu mengajak nya untuk pulang bersama, padahal belum mahram kenapa ia mengajak sepert ini "Maaf, Pak. Ipeh lebih baik pulang jalan aja dari pada pulang sama bapak." Lagi-lagi Ipeh menolak ajakan Riki yang berniat baik. Meskipun niat nya baik, tapi Ipeh tidak mau di pandang buruk oleh siapa pun, dan tidak mau di pandang buruk oleh Allah.
Riki turun dari motornya menyamperin Ipeh yang masih berdiri. "Dari pada disini, sudah sepi. Sama saya aja, nanti soal berdua saya yang tanggung jawab nya."
Aku tahu maksud mu, Pak.
"Gausah deh, Pak."
"Gapapa, Ayok! Nanti keburu magrib lho," Riki memaksa agar Ipeh pulang bersama nya. Ia takut calon istri nya terjadi apa-apa.
Riki memaksa bukan karena ia berpura pura akan tetapi ia mengajak nya dengan baik. Riki tidak mau jika seorang Ipeh kenapa napa. Apalagi Riki belum menyebut nama nya di depan penghulu dan di depan kedua orang tua nya. Dengan terpaksa, Ipeh menurutinya. Ia duduk di bagian belakang yang di halangi oleh tas Riki dan juga tas Ipeh. Kalau menurut orang lain, di lakuin seperti ini akan senang. Tetapi, berbeda dengan Ipeh yang terus saja berwas-was. Untung saja Riki tidak mengendarai nya dengan kecepatan kencang, bisa jadi Ipeh akan bisa memeluk Riki.
Setiba di rumah Ipeh ada beberapa orang yang di rumah nya yaitu Abi, dan juga Om Ali adik nya Abi setelah Abi. Om Ali ini orang bandung dan istri nya orang Jakarta. Mereka tinggal di Makassar, karena itu Om Ali membangun perusahaan di daerah Makassar.
"Assalamualaikum." Ipeh dan Riki mengucap salam bersamaan.
Ali dan juga Abi Herman yang sedang asik bicara, mereka sentak kaget karena ada gadis dan juga lelaki yang ada di depan matanya "Waalaikumsalam,"
"Om Ali sudah lama, kah?" tanya Ipeh memastikan.
"Udah lama." Jawab Ali yang di angguki oleh Ipeh. Pantes saja Abi nya tidak menjemput anaknya ternyata di rumah ada tamu.
"Maaf Abi, om. Saya Riki. Maaf saya telah lancang membawa Ipeh pulang berdua karena tadi di area kampus tidak ada angkutan umum." Riki menjelaskan pada Mereka yang sedang duduk asik.
"Oh ya Abi lupa. Tadi nya Abi mau jemput Ipeh karena ada tamu jadi nya ga sempat jemput Ipeh. Makasih ya nak sudah menjemput anak saya," kata Abi nya Ipeh pada Riki
Riki seraya tersenyum. "Iya, sama-sama, Bi."
"Duduk dulu, atu. Kita ngobrol bersama." Ajak Ali.
"Abi, Ipeh ke dalam dulu, ya." Pamit Ipeh.
Ipeh berjalan menuju rumah nya, di ruang tamu ada beberapa keluarga Abi nya Ipeh Yaitu Bibi Nisa dan beserta anak nya yang berusia 17 tahun dan 3 tahun kedua anak Bi Nisa yaitu lelaki semua.
"Assalamualaikum."
Mereka pun membalas nya. "Waalaikumsalam."
"Bibi Nisa! Apa kabar, Bi? Ipeh kangen banget sama Bi Nis!" kata nya sambil memeluk Nisa.
"Alhamdulillah, baik."
"Kamu pulang sama siapa?" kini gantian yang bertanya umi Halimah pada putri nya.
Ipeh menoleh ke arah umi nya "Ipeh pulang bareng, pak Riki." Jawab nya.
"Siapa pak Riki?" tanya Nisa dengan wajah kepo.
Umi Ipeh memberi kode dengan adik ipar nya. Yang di angguki oleh Nisa. Nisa tersenyum sendiri melihat Ipeh yang salah tingkah sendiri.
"Sekarang Riki nya di mana?" tanya Umi Halimah.
"Di luar bareng Abi sama om Ali."
"Oh ya, Ipeh mau ambil air minum dulu." izin Ipeh lalu menuju ke dapur untuk mengambil air minum untuk Riki. Setelah itu, Ipeh keluar untuk mengasih. Begini rasanya bila mengasih air minum pada Riki yang insya Allah calon suami nya? "Silakan di minum,"
"T-terimakasih."
**
Waktu sudah malam menunjukkan pukul 20:00, Ipeh baru saja selesai shalat isya. Seusai shalat Ipeh berjalan menuju meja makan. Di meja makan ada umi dan juga Abi. Ipeh menyamperin mereka, lalu ia duduk di bangku yang sudah di sediakan.
"Selamat malam umi, Abi." Sapa Ipeh pada mereka yang sedang menunggu Ipeh untuk melakukan makan malam.
"Malam juga," balas nya.
Ipeh merapikan posisi tempat duduknya dan mengambil nasi beserta lauk pauk untuk nya.
"Nak?" panggil Abi Herman yang sedang memegang sebuah piring.
"Iya, Bi. Kenapa?"
"Gimana dengan jawaban doa-doa mu?"
Ini adalah pertanyaan yang sulit untuk di jawab oleh Ipeh, sebenarnya Ipeh juga mau tapi Ipeh takut dengan kekerasan di dalam rumah tangga (KDRT). Dan Ipeh juga belum siap untuk menjadi seorang istri. Tetapi sebenarnya saat ia melakukan shalat istikharah, Ipeh selalu mendapat bisikan di setiap ia tidur. "Alangkah baik nya kamu terima saja, insya Allah pemberian dari Allah tidak akan mengecewakan."
"Hemm...,, Ipeh insya Allah siap menerima lamaran ini." Akhir nya Ipeh membuka suara nya tanpa gugup.
"Alhamdulillah." Sahut Umi dan Abi bersamaan.
Ipeh seraya tersenyum melihat kedua nya bahagia.
"Nanti kamu chat bilang ke Riki." Pesan Abi Herman pada putri nya.
Ipeh pun mengangguk kepala nya. "Iya, Abi."
Keluarga Ipeh melanjutkan makan malem nya,setelah makan beres Ipeh mencuci piring. Karena membantu umi Nya. Setelah cuci piring Ipeh berjalan menuju kamar nya dan menaiki tangga.
Tak tak tak
Setiba di kamar Ipeh mengambil handphone miliknya membuka aplikasi WhatsApp mencari nomor kontak milik Pak Riki. Ada beberapa pesan dari nya.
Pak Riki: Assalamualaikum Ipeh
Pak Riki:Lagi apa?
Pak Riki:Sibuk ya Peh?
Pak Riki:Saya mau bicara soal jawaban 3 hari itu. Karena saya di tagih terus sama mamah dan juga papah
Pak Riki: Apakah Ipeh bersedia?kalau tidak nanti saya bilang ke mereka
Pak Riki: Selamat malem HABIBATI❤️.
Tanpa di sadari Ipeh tersenyum karena Riki menyepam nya,padahal kalau di kampus ia cuek dan tidak mengrespon sama sekali. Hingga Ipeh sadar dari senyuman nya ia beristighfar berulang ulang.
Jari milik Ipeh membalas pesan dari Riki.
Me: Waalaikumsalam
Me:Saya ga sibuk pak.
Me:Saya bakal menjawab nya besok malem, jadi bapak beserta keluarga untuk malem besok bisa kerumah.
Ipeh membalas hanya tiga pesan saja. Setelah itu ia menaruh handphone nya lalu menarik selimut nya kembali tidur.
L
SATU KATA CHAPTER INI>>>Siapa yang menunggu debay lagi dari hasil mereka?😵🔥
10 Vote 10 komen dalam waktu yang tepat saya up secepat nya!!!
10 VOTE!!! RAMEIN BESTI!! LEBIH DARI 10 SAIA TAMBAH WORDS NYA!!! INTINYA CHAPTER INI SAMPAI KEDEPAN NYA AKAN UWU UWU DULUU🤧.
10 KOMEN>> SEMANGAT!!!
HAPPY 19 RIBU PEMBACA 😣🔥🔥 DI TUNGGU 20 RIBU NYAA🐣💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
DOSEN BUCIN [PROSES REVISI]
JugendliteraturSingkat saja. Ini adalah kisah tentang seorang dosen dengan mahasiswi nya. Dia adalah Riki dengan Ipeh. Riki, Nama lengkap nya adalah Muhammad Riki Nurrofiq, selaku dosen pengganti dari teman ayah nya yaitu untuk mengajar di beberapa fakultas yang...