04 - Tutor

314 59 8
                                    

Tok tok tok

"Masuk."

Setelah mendapatkan perintah, orang yang mengetuk pintu itu kini sudah ada di depan pak Doyoung. Saat Ryujin melihat siapa orangnya, ia sedikit kaget tapi tidak terlalu memperdulikannya.

"Silahkan duduk Asahi."

Orang itu adalah Asahi, dan kini Asahi sudah duduk disamping Ryujin.

"Nah karena Asahi sudah datang, saya akan langsung saja pada intinya. Saya ingin Asahi melakukan bimbingan belajar untuk Ryujin."

"Apa pak? saya harus bimbingan belajar sama Asahi?"

"Saya? kenapa harus saya pak?"

"Iya, saya sudah meminta murid yang lain tapi tidak ada yang mau. Sedangkan guru-guru juga sudah sangat sibuk dan saya tidak bisa membiarkan Ryujin dibimbing orang lain karena dia pasti bohong lagi."

"Ini nilai Ryujin, walaupun begitu untungnya tidak semua nilainya jelek."

"Eh pak, ko main dikasih ke dia gitu aja sih."

Ryujin mencoba merebut dokumen nilai itu tapi tangannya ditepis oleh pak Doyoung.

"Kamu diam saja."

Ryujin memalingkan mukanya, ia sudah semakin kesal sekarang.

"Nak Asahi tidak usah membimbing semua mata pelajaran, cukup yang inti saja dan yang nilainya sangat kurang. Kamu juga jangan khawatir, saya tau tidak ada yang gratis. Makanya saya sudah menyiapkan sesuatu."

"Maksud bapak?"

"Kamu tau kan sekolah ini memiliki kerja sama dengan banyak kampus. Kami pasti akan merekomendasikan kamu lebih awal dalam akademik maupun non akademik sehingga kamu bisa melanjutkan menjadi ikon kampus nantinya. Tapi dengan syarat, kamu berhasil membantu Ryujin memperbaiki nilainya." 

Asahi tidak langsung menjawab, jelas ia tidak mau jadi tutor Ryujin. Asahi melihat kelakuan Ryujin seperti orang gila saja sudah muak apalagi harus membimbing dia.

"Maaf pak tapi saya tidak bisa." 

Ryujin tersenyum, untuk kali ini ia berada di pihak Asahi. Kalau Asahi sendiri yang menolak, berarti dirinya juga tidak akan belajar bersama dengan Asahi. 

"Saya mohon untuk dipertimbangkan lagi ya Asahi, sebentar lagi akan ada penilaian sekolah dan untuk murid lain yang harus dibimbing  sudah diarahkan dan mendapat tutor juga, hanya tinggal Ryujin saja." 

"Kalau Asahi gak bisa jangan dipaksain pak, bapak tenang saja ya. Saya berjanji untuk kali ini pasti saya ikut bimbingan belajar ko asal gak sama Asahi." 

"Baik kalau begitu. Ini," pak Doyoung menyerahkan sesuatu pada Asahi.

"Itu adalah pergelaran seni ekslusif yang hanya bisa diliat oleh perwakilan tiap sekolah saja. Saya yakin kamu juga pasti tau itu, kali ini senimannya dari luar negeri. Bukannya Asahi suka melukis?"

"Jadi maksud bapak..."

"Iya, saya akan berikan itu pada kamu asal kamu mau jadi tutor Ryujin. Kamu bisa bimbing dalam satu tahun ini atau mari kita liat sampai enam bulan kedepan, sebelum penilaian sekolah. Bagaimana?"

Asahi sempat goyah dengan pendiriannya karena apa yang disuguhkan tidak bisa ia tolak begitu saja. 

Ryujin khawatir, ada kemungkinan Asahi menerimanya. Ia melihat ke arah Asahi dan Asahi juga melihatnya. Ryujin mengirim sinyal dengan menggelengkan kepalanya agar Asahi tidak usah menerima. 

"Kalau begitu saya terima tawaran bimbingan belajar ini." 

Pak Doyoung tersenyum mendengar keputusan Asahi, sedangkan Ryujin sudah pasrah saat ini. 

17 Tahun (Lalu) - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang