36 - Cemburu (2)

201 37 2
                                    

Motor Asahi sudah terparkir di parkiran sekolah. Sebelum turun dari motornya, Asahi mempersilahkan seseorang turun terlebih dahulu lalu ia melepas helmnya dan turun dari motor.

"Sini," ucap Asahi sembari menerima helm yang dipakai orang itu yang tak lain adalah Ryujin dan ia menyimpannya di atas jok belakang.

Pagi ini setelah resmi berpacaran, Asahi dan Ryujin berangkat sekolah bersama. Awalnya Ryujin menolak tapi Asahi tetap ingin menjemput Ryujin, apalagi ia memberitahukannya saat sudah di depan rumah pacarnya itu.

"Banyak yang liatin Sa."

"Terus? Biasanya juga gitu. Santai aja."

"Tapi...Sorry Sa," ucap Ryujin sembari berjalan meninggalkan Asahi.

Asahi hanya menggelengkan kepalanya lalu berjalan menyusul Ryujin. Namun saat sudah di samping Ryujin, gadis itu berjalan lebih cepat lagi. Asahi tidak habis pikir dengan Ryujin, padahal sebelum mereka jadian pun orang-orang sudah terbiasa melihat keduanya bersama-sama.

Saat berada di persimpangan dan seharusnya arah kelas Asahi dan Ryujin itu belok ke kanan, namun Ryujin malah mengambil jalan sebaliknya, yaitu belok ke kiri. Padahal apabila lewat sana, Ryujin harus memutar.

Asahi dibuat melongo oleh tingkah Ryujin, namun mau bagaimana lagi. Bahkan kini batang tubuh Ryujin saja sudah tidak terlihat lagi dan alhasil Asahi berjalan sendirian menuju kelasnya.

Dari arah kejauhan, Ryujin yang sudah memutar itu harus menunggu Asahi melewati kelasnya terlebih dahulu, baru ia akan masuk kelas. Benar saja setelah Asahi masuk kelasnya, barulah Ryujin berani berjalan menuju kelasnya.

Sebelum masuk ke kelas, ia berpapasan dengan Somi dan Jake. Mereka berdua keluar dari kelas Ryujin dan kini ketiganya berdiri di depan kelas.

"Nah Ryujin udah dateng."

"Ada apa emangnya?"

"Ini loh Jake nyariin lo Jin. Ya udah gue masuk kelas lagi, bagian piket nih."

"Dih lo piket kesiangan Som?"

"Iya," balas Somi sembari cengengesan kemudian berjalan masuk ke dalam kelasnya.

"Ada apa Jake?" tanya Ryujin heran karena ini masih pagi dan Jake sudah mencarinya.

Sejujurnya semenjak kejadian penyerangan waktu itu, Ryujin belum membicarakannya pada sahabat-sahabatnya karena ia sedikit trauma. Jaemin sudah tercoret dari daftar kandidat yang harus diwaspadai, maka hanya tinggal Somi dan Jake. Ryujin masih berusaha bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa sampai ia mengetahui yang sebenarnya.

"Ini kak terima ya," ucap Jake sembari menyerahkan satu paper bag.

"Apa ini?" tanya Ryujin lagi sembari menerima paper bag tersebut.

"Lilin aromaterapi kak. Orang tua gue baru habis liburan dan beli itu banyak banget terus gue inget kalau kakak suka juga, jadi gue bawain deh buat kakak."

"Serius ini lilin aromaterapi?"

"Iya kak, cek aja sendiri."

Ryujin membuka isi papar bag tersebut dan benar saja itu adalah lilin aromaterapi. Ryujin memang suka dengan lilin aromaterapi karena itu memberikan suasana nyaman baginya.

"Eh kok ada kotak, ini apa?"

"Itu kotak musik kak, aku sengaja aja pengen kasih itu. Gapapa ya kak?"

"Em iya gapapa Jake, makasih ya semua hadiahnya. Bilangin ke ortu lo, makasih lilin aromaterapinya."

"Iya sama-sama, kalau gitu gue balik kelas ya kak."

17 Tahun (Lalu) - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang