47 - P.u.t.u.s

211 34 21
                                    

Chapter ini masih panjang, 🥀💔

***

Ryujin terkejut saat tubuhnya didorong oleh Jake dan tepat saat itu pula ia langsung ditolong oleh Asahi dan Jaehyuk.

"Jake!" pekik Ryujin setelah menyadari apa yang sudah terjadi.

Ryujin membalikkan badannya dan melihat ke bawah rooftop dan ia berteriak histeris setelahnya.

"Jake, aaaaa."

"Ryu," Asahi mencoba menenangkan Ryujin.

Namun Ryujin tidak bisa tenang, ia melepaskan tangan Asahi yang memegangi tubuhnya lalu berlari begitu saja keluar dari rooftop dan menerobos para petugas polisi yang sedang turun dari tangga untuk mengevakuasi Jake.

Selama Ryujin berlari, pikirannya sudah kemana-mana. Ia juga selalu mengucapkan nama Jake, beharap kalau Jake masih hidup. Saking kencangnya berlari, Ryujin sempat terjatuh dan ditolong oleh salah satu petugas polisi.

Dikarenakan Ryujin sangat buru-buru, walau lututnya terasa sakit ia kembali berlari. Sampai akhirnya Ryujin sudah sampai di depan sekolah, tempat tubuh Jake yang tergeletak berlumuran darah akibat ia menjatuhkan dirinya sendiri dari rooftop.

Ryujin histeris melihat Jake yang seperti itu dan langsung memeluknya, "Jake, gue mohon bangun Jake."

Tangisan Ryujin pecah, terutama saat ia tidak bisa merasakan detak jantung milik Jake lagi.

"Jake lo gak boleh pergi kayak gini, gue mohon...Jake bangun. Kenapa lo tega ninggalin gue? Jake...Aaaaa Jake..."

Tangisan Ryujin bertambah dan Ryujin menyadari kalau Jake tidak benar-benar memiliki niat jahat padanya. Buktinya ia melepaskan Ryujin begitu saja, tidak seperti yang Jake katakan sebelumnya.

Walaupun Jake sudah tega melakukan hal buruk itu, namun Ryujin sudah menganggap Jake seperti adik dan sahabatnya sendiri. Sesakit apapun luka yang ia dapat dari Jake, namun hatinya lebih sakit melihat Jake yang harus pergi dengan cara seperti ini.

Asahi, Jaemin, Jaehyuk dan para polisi sudah menghampiri Ryujin. Jaemin meminta Asahi untuk menenangkan Ryujin agar tubuh Jake bisa dibawa oleh polisi.

"Ryu udah ya lepasin Jake," ucap Asahi.

"Enggak, lepas Sa lepas!" Ryujin berusaha melepaskan tangan Asahi.

"Permisi dek, kami harus membawa jasad saudara Jake," ucap salah satu polisi.

Tak lama dua mobil ambulance sudah datang dan para petugas kesehatan langsung mengecek keadaan Jake terlebih dahulu dan mereka mengatakan kalau Jake memang sudah meninggal lalu setelahnya mereka mengangkat tubuh Jake dan memasukkannya ke dalam mobil ambulance.

Sedangkan mobil ambulance satunya adalah untuk Jaehyuk, kondisinya juga sangat memprihatinkan.

"Tolong kalian semua untuk ikut kami ke kantor polisi untuk memberikan laporan kesaksian."

"Baik pak," ucap Jaemin mewakili.

Ryujin masih belum berhenti menangis dalam pelukan Asahi. Jujur Asahi juga sangat syok saat ini, apalagi pikirannya mulai bercabang seperti terdoktrin dengan ucapan Jake soal tragedi kecelakaan itu.

.

.

.

Pemakaman Jake diadakan langsung di hari itu, tepat di malam hari karena keluarganya tidak ingin menundanya. Jake dimakamkan tepat di samping makam ibunya, untung saja lahan itu belum ada yang mengisi.

17 Tahun (Lalu) - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang