Pagi ini Ryujin dan Jaehyuk diantar oleh kedua orang tuanya, padahal Ryujin ingin berangkat bersama Asahi. Bahkan Asahi sudah sampai di rumah Ryujin namun ternyata pacarnya itu sudah lebih dulu berangkat.
"Kok tumben banget sih ayah sama bunda pergi sepagi ini?" tanya Ryujin heran.
"Iya bener, padahal Jae pengen bawa motor sendiri aja."
"Gapapa kok, bunda sama ayah ada keperluan. Tempatnya searah sama sekolah kalian. Biar sekalian aja gitu," jawab Rose sembari memandang Junhoe yang sedang menyetir itu, ia duduk di samping suaminya.
"Sekali-kali kalian berangkat bareng," lanjut Junhoe.
Ryujin maupun Jaehyuk tidak menanggapinya, keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Ryujin yang khawatir kalau Asahi akan marah padanya dan Jaehyuk yang tidak bisa menjemput Isa.
Setelah sampai di depan sekolah, Ryujin dan Jaehyuk turun bersama. Berbeda dari sebelumnya, keduanya selalu menghindar satu sama lain namun kini tidak. Mereka sudah tidak peduli dipandang seperti apa, kalaupun orang-orang tahu mereka saudara kembar justru bagus.
"Ayah sama bunda hati-hati ya," ucap Ryujin sembari melambaikan tangannya.
"Hati-hati ayah bunda," ucap Jaehyuk.
"Iya, kami pergi dulu ya," balas Junhoe, dan tak lama mobilnya sudah melaju pergi.
*
Beberapa menit kemudian, mobil Junhoe sudah terparkir di salah satu rumah sakit swasta. Ia dan Rose bergegas turun dan berjalan bersama untuk menemui dokter yang sudah mereka hubungi sebelumnya.
Sesampainya di dalam ruangan, dokter itu menyambut Junhoe dan Rose dan mereka bertiga terlihat senang bisa bertemu kembali.
"Sudah lama sekali ya pak Junhoe dan ibu Rose, silahkan duduk."
"Iya dok terimakasih," balas Rose dan kini ia beserta Junhoe duduk di sofa.
"Bagaimana kabar kalian sama anak-anak?"
"Baik dok, sekarang mereka sudah kelas dua SMA."
"Sudah besar ya anak-anak ibu, syukurlah saya senang mendengarnya."
"Iya dok. Begini dok, sebenarnya kami ingin memastikan sesuatu. Makanya kami langsung datang ke sini."
"Memastikan apa bu Rose?"
Rose menatap Junhoe yang duduk di sampingnya itu, seolah memberikan isyarat bahwa suaminya lah yang harus mengatakannya dan Junhoe mengerti.
"Jadi begini, apa kami boleh tau soal kecelakaan enam tahun lalu?"
"Maksud pak Junhoe kecelakaan yang kalian alami?"
"Iya dok, selain itu kami ingin tau daftar korban lainnya dari kecelakaan itu. Ada sesuatu yang mengganjal dan kami sangat ingin memastikannya. Apa dokter masih mengingatnya?"
"Oh tentu saya masih mengingatnya, karena beliau masih sering check up dan konsultasi pada saya. Kebetulan sekali, hari ini juga beliau akan datang. Mungkin sebentar lagi sampai."
Benar saja seperti disampaikan oleh dokter itu, tak lama terdengar ketukan pintu dari luar dan masuklah seorang laki-laki berpakaian rapi menggunakan setelan jas.
Betapa terkejutnya Junhoe dan Rose saat melihat orang itu. Ternyata dugaan Junhoe selama ini benar, mungkin sudah takdirnya bagi mereka untuk dipertemukan kembali.
.
.
.
Pagi ini pelajaran Bahasa inggris sedang disampaikan oleh guru di kelas Asahi, tentu seperti biasanya kelas ini sangat tertib.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...