44 - Permainan yang sebenarnya dimulai

157 29 6
                                    

Pagi ini keluarga Asahi sedang sarapan bersama, kebetulan Younghoon sedang tidak ada jadwal kerja jadi ia bisa leluasa menghabiskan waktu bersama kedua anaknya.

"Sa gimana keadaan Ryujin? Kakinya masih di perban?" tanya Lia pada Asahi di sela-sela makannya.

"Udah membaik kok kak."

"Syukurlah, nanti siang gue mau main ke rumahnya."

"Iya kak."

"Kalian lagi ngomongin apa? Itu yang diperban, Ryujin temannya Asahi?"

"Iya ayah, itu loh cewek yang pernah main piano di sini. Pas acara Dies Natalis kemarin ada kecelakaan terus kakinya luka," jelas Lia.

"Oh ya ampun, parah gak? Semoga lekas sembuh buat nak Ryujin."

"Lumayan tapi Ryujin udah baik-baik aja," kini Asahi yang menjawab.

"Lia gimana rencana studi di luar negeri? Jadi gak? Kalau iya, ayah udah dapat informasi dari teman ayah, kampusnya bagus dan fasilitasnya lengkap."

"Em..."

Lia sempat menghentikan ucapannya, jujur ia sangat ingin kuliah di luar negeri namun ia juga memikirkan Jaemin. Tapi sebenarnya, hal ini sudah mereka berdua bicarakan dan Jaemin tidak merasa terbebani karenanya. Jaemin mengatakan bahwa jarak bukan penghalang bagi dirinya, ia akan tetap berusaha menjaga komunikasi.

"Iya ayah, aku mau kuliah di luar negeri."

"Kakak yakin?" tanya Asahi.

"Iya Sa. Gimanapun ini mimpi dan janji gue ke ibu," balas Lia sembari tersenyum dan Asahi mengangguk.

Setelahnya, mereka kembali melanjutkan sarapannya. Setelah sarapan, mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Kini Younghoon duduk di depan piano mendiang istrinya sembari membuka halaman demi halaman dari album foto.

Namun mendadak Younghoon teringat saat ia bertemu dengan dua orang di rumah sakit waktu itu.

Flashback on

Pintu ruangan dibuka oleh Younghoon dan ia langsung masuk ke dalam. Saat di dalam ruangan, ia heran karena dokternya sedang menerima tamu tapi saat ia melihat tamu tersebut ia seperti mengenalnya.

"Nah kebetulan sekali orang yang pak Junhoe dan ibu Rose cari sudah datang. Pak Younghoon silahkan duduk."

Younghoon sudah duduk di sofa dan ia memperhatikan dua orang yang disebut sebagai Junhoe dan Rose itu.

"Sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya, benar begitu?"

"Iya pak. Perkenalkan saya Junhoe dan ini istri saya, Rose. Kita bertemu saat sama-sama menjemput anak kita di sekolah malam itu," ucap Junhoe sembari berjabat tangan dengan Younghoon.

Younghoon menerima jabat tangan dari Junhoe kemudian beralih pada Rose lalu berkata, "Iya saya ingat sekarang, pantas saja seperti tidak asing."

"Pak Younghoon."

"Iya dok."

"Maksud kedatangan mereka ke sini ingin menanyakan soal kecelakaan yang sama-sama kalian alami waktu itu."

"Kecelakaan yang kita alami?" tanya Younghoon heran.

"Iya, kecelakaan enam tahun lalu pak. Pak Junhoe dan Ibu Rose beserta anaknya termasuk korbannya juga waktu itu."

Younghoon yang mendengar itu sontak langsung terkejut, ia tak menyangka kalau orang tua teman anaknya ternyata korban kecelakaan yang sama dengannya.

"Kalau begitu kalian bisa saling mengobrol, saya izin ada jadwal operasi," ucap dokter itu.

"Tapi tak apa kami di sini?"

17 Tahun (Lalu) - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang