06 - Kebetulan lagi? atau?

285 54 0
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi, banyak murid yang sudah berhamburan keluar kelas. 

Ryujin sudah menggandeng Somi untuk pergi bersama ke kantin tapi saat sudah keluar kelas, ia malah melihat orang menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan Asahi, musuh baru Ryujin. 

Asahi mengeluarkan sesuatu dari tas jinjingnya kemudian menaruh apa yang ada dalam tas itu ke pangkuan Ryujin. Saking beratnya, Ryujin sedikit oleng menahannya. 

"Apa ini?"

"Buku yang harus lo pelajari." 

"Apa? sebanyak ini?" Asahi tak menjawab, ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan menaruh di atas buku itu. 

"Gak ada yang gratis." 

Somi membantu Ryujin dengan mengambil beberapa buku dipangkuan Ryujin, kemudian Ryujin mengambil sesuatu yang ditaruh Asahi dan itu adalah struk pembayaran dari buku tersebut. 

"Jadi maksudnya gue harus bayar ini?" Asahi mengangguk. 

"Ogah, emang gue minta lo beliin ini? enggak ya, jangan ngadi-ngadi deh lo." 

"Emang lo tau buku apa aja yang harus lo pelajari?" 

Ryujin terdiam, benar kata Asahi. Dirinya tidak tahu buku atau apapun itu yang harus ia pelajari. 

"Ya tapi gak gini juga."

"Ikut gue." 

"Kemana?"

"Perpus." 

Ryujin menggerutu dan menyumpahi Asahi terus menerus.

"Som tolongin gue." 

"Maafin gue Jin, kali ini gue angkat tangan." 

"SOMI." 

Somi menaruh kembali buku yang ia pegang itu pada pangkuan Ryujin. 

"Cepat!"

Ryujin menatap dingin Asahi, sedangakan yang ditatap hanya cuek saja kemudian berjalan pergi. 

"Tunggu woy, es batu tunggu." 

"Seengaknya lo bantuin gue napa." 

"Woi." 

"Kenapa semua bukunya mahal banget?" 

"Budeg ya lo." 

"Es batu."

Begitulah ocehan Ryujin sepanjang jalan menuju perpustakaan. Walaupun Ryujin terus mengomel seperti itu, Asahi tidak peduli. Ia hanya berjalan santai di depan Ryujin. 

"Sekarang lo baca itu." 

"Apa lagi ini?"

"Aturan main bimbingan belajar gue." 

"Harus ya gini?" Asahi mengangguk. 

Ryujin mulai membaca tulisan dalam secarik kertas yang Asahi sebut sebagai aturan main bimbingan belajarnya. 

"Nomor lima maksudnya gimana? gue harus bawa catatan kecil buat gue hafal kemanapun gue pergi?" 

"Iya, itu bakalan bantu lo banget." 

"Aduh pusing." 

Belum juga mulai belajar, Ryujin sudah pusing duluan dengan aturan main yang diberikan Asahi. 

Setelah selesai membaca, Ryujin mulai mengomel lagi, "Ini sih namanya belajar paksa, masa gak ada istirahatnya. Di sekolah belajar, di luar sekolah belajar lagi." 

17 Tahun (Lalu) - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang