Sesuai yang dibilang oleh Ryujin, pulang sekolah ia dan yang lainnya akan menjenguk Jaemin. Katanya setelah penyerangan oleh Reza, Jaemin masuk rumah sakit.
Ryujin, Somi dan Jake masih menunggu Lia di parkiran dan tak lama orang yang ditunggu datang tapi tidak sendirian.
"Lama ya nunggunya? tadi ada urusan dulu sama wali kelas."
"Gak ko kak" jawab Somi dan didukung dengan anggukan oleh Ryujin dan Jake.
"Oh iya, gue ajak Asahi gapapa kan? soalnya tadi pagi dia berangkat bareng gue."
Tak ada jawaban dari tiga orang itu, hingga Somi menyenggol lengan Ryujin. Di antara ketiganya, cuma Ryujin yang sudah lebih kenal Asahi.
Ryujin menoleh pada Somi dan menatapnya seolah bilang "apa?". Somi sempat menarik nafas kesal karena Ryujin tidak mengerti, kemudian kepalanya bergerak seolah menunjuk kearah Asahi.
"Em...boleh ko kak, santai aja," akhirnya Ryujin mengerti juga.
"Ya udah kita berangkat sekarang aja."
Lia sudah bisa membawa mobil ke sekolah, jadi Ryujin dan Somi yang memang tidak membawa kendaraan itu akan ikut di mobil Lia. Namun saat Ryujin akan masuk, tiba-tiba tangannya dipegang oleh Jake.
"Kenapa?"
"Kak mau naik motor aja temenin gue gak?"
Ryujin sebenarnya ingin naik mobil saja soalnya Jake itu naik motor dan rumah sakit lumayan jauh, kalau tidak pakai helm nanti malah kena tilang.
"Kak Ryujin tenang aja, gue bawa helm ko hari ini."
"Oh gitu, oke. Bentar gue bilang ke yang lain dulu," Jake mengangguk sembari tersenyum.
"Kak Lia, gue nemenin Jake aja naik motor. Somi sorry ya gue bareng Jake."
"Oke Ryu."
"Santai aja Jin."
Asahi sedari tadi hanya diam seperti tidak memperdulikan apa-apa, namun sempat melirik pada Ryujin dan Jake. Entah mengapa keberadaan Jake sedikit mengganggu bagi Asahi, mungkin karena pertemuan keduanya yang kurang baik waktu itu.
.
.
.
"Kenapa kamu gak cerita sih?"
"Maaf ya sayang, aku gak mau kamu khawatir. Ini aja mami terlalu lebay, masa disuruh ke rumah sakit."
"Justru aku jadi tambah khawatir, terus kamu bilang apa ke tante? dikeroyok?"
"Enggak ko, alasannya jatuh aja dari tangga."
"Tapi sekarang beneran udah lebih baik?"
"Iya sayang."
Pembicaraan Jaemin dan Lia membuat Asahi, Ryujin, Somi dan Jake terdiam. Bahkan ekspresi ke empat orang itu tidak bisa ditebak, bagaimana bisa mereka yang jomblo itu harus terjebak dengan orang yang sedang pacaran. Apalagi saling panggil "sayang", rasanya geli bagi mereka.
"Makasih ya kalian udah jengukin gue, gue udah gapapa ko."
"Iya sama-sama kak Jaemin, kita tuh khawatir kak."
"Iya benar, Ryujin sampai nemuin Reza sendirian."
"Kenapa lo nekat Ryujin?"
"Gue gak bisa diam aja kak, pokoknya bakalan gue pastiin dia sama orang-orang bermasalah itu bakalan nerima balasannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
Fiksi Penggemar[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...