Setelah membaca pesannya, Asahi dan Ryujin saling pandang namun terlihat sekali kalau mereka sangat terkejut.
"Gue harus jemput Jaehyuk sekarang," ucap Ryujin hendak berjalan ke kamarnya namun langkahnya ditahan oleh Asahi.
"Kita jemput bareng."
"Enggak Sa, lo harus cari kak Lia. Gue bisa pergi sendiri kok."
"GAK!" Ryujin cukup terkejut saat Asahi berkata dengan suara tinggi seperti itu.
"Asahi dengerin gue ya. Jaehyuk ada di sekolah, dan gue bisa ke sana sendiri tapi kalau kak Lia beda, kita gak tau tempatnya ada dimana. Kalau sampe terjadi sesuatu gimana? Kak Lia harus cepet-cepet di tolong."
"Ryu..."
"Sa lo percaya sama gue, gue bisa ngelawan. Jadi gue mohon, Sekarang lebih baik lo cari kak Lia ya."
Ryujin menyentuh wajah Asahi dan memandanginya sangat dalam, ia berusaha untuk meyakinkan Asahi kalau dirinya akan tetap baik-baik saja walau pergi sendirian.
"Lo boleh pergi sendiri tapi inget kalau ada apa-apa langsung hubungi gue atau langsung telpon polisi."
"Iya Sa," Asahi mengangguk.
"Lo pergi bawa mobil Ryu?"
"Enggak, ini gue mau pesen taksi online. Bentar ya gue ke kamar dulu."
Setelah berkata begitu, Ryujin langsung berjalan menuju kamarnya. Di sana ia mengambil dompet dan tasnya, lalu turun kembali ke lantai bawah dan menghampiri Asahi.
"Gue tunggu sampe lo naik taksi."
"Iya."
Ryujin langsung memesan taksi online dan mereka menunggu di depan rumah. Sesampainya taksi itu, Ryujin langsung naik dan mobil sudah melaju pergi.
Sedangkan sebelum pergi dari sana, Asahi menelepon ayahnya terlebih dahulu memberitahukan Lia yang diculik itu. Asahi juga mencoba menelpon nomor yang mengirim foto Lia tadi.
Panggilan pertama dan kedua tidak diangkat padahal tersambung, hingga tak lama Asahi menerima pesan dan memperlihatkan satu nama lokasi di sana. Dengan buru-buru ia menyalakan motornya.
Lokasi itu cukup jauh dan gedungnya pun cukup tua. Setelah memarkirkan motornya, Asahi langsung masuk ke dalam gedung tersebut. Ia menyusuri setiap sudut ruangan yang ada di sana.
"Kak Lia," teriak Asahi.
"Kak Lia lo dimana?"
Tidak ada balasan sama sekali hingga kini Asahi mulai menaiki tangga menuju lantai atas, di sana ia juga berteriak memanggil Lia namun sama saja tidak ada sahutan apapun sampai sudah di lantai tiga pun masih sama saja.
"Sial, ini pasti jebakan. Argh," umpat Asahi sembari menendang sembarang, ia cukup kesal kenapa harus gegabah seperti ini.
Asahi mencoba menelepon nomor tadi, namun tidak ada jawaban.
"Angkat br*ngs*k!"
.
.
.
Sedangkan di lain tempat, Ryujin sudah menuruni taksi dan berjalan terburu-buru hendak masuk ke dalam sekolah. Namun karena sedang liburan, sekolah sepi dan gerbang pun di tutup sehingga ia memutuskan untuk memanjat benteng.
Setelah berhasil memanjat benteng, Ryujin bergegas berjalan mencari Jaehyuk. Walau ia tidak yakin adiknya itu ada di ruangan apa tapi ia tetap mencarinya.
Pertama, Ryujin mencari di setiap ruang kelas namun tentu saja pintunya terkunci sehingga dia harus berjinjit dan melihat dari kaca jendela. Kedua, ia mencari di setiap kelas minat dan bakat, juga ruang organisasi namun tetap tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...