Hari ulang tahun sekolah tiba, semua siswa sudah mulai memenuhi auditorium dan tak lama acara dimulai dengan sambutan dari jajaran sekolah.
Sedangkan para pengisi acara sedang bersiap di belakang panggung, ada juga yang masih berlatih. Contohnya seperti Asahi dan Ryujin yang masih berlatih piano, bukan hanya mereka tapi tim paduan suara dan orkestra juga.
Selagi para siswa sedang berlatih di ruangan musik, ada seorang perempuan yang berjalan sangat pelan mendekati ruang tersebut namun ia tidak masuk ke dalam.
Hal yang ia lakukan adalah mencari sesuatu di rak sepatu dan setelah mendapatkan apa yang ia cari, ia langsung membawanya dan buru-buru berjalan pergi dari sana sebelum ada orang yang melihatnya.
"Oke bagus semuanya, mari kita berdoa agar penampilan kita lancar malam ini," ucap ibu Jihyo dan kini semua orang mulai berdoa bersama.
Bu Jihyo sendiri memang bagian penanggungjawab tim paduan suara, vokal dan penampilan piano Asahi dan Ryujin.
Saat semua orang sudah keluar ruangan, Asahi dan Ryujin masih di sana dan itu membuat Ryujin bingung karena tiba-tiba saja Asahi menggenggam tangannya.
"Ada apa Sa?"
Asahi tidak menjawabnya, yang ia lakukan saat ini adalah menatap mata Ryujin sangat dalam.
"Cantik, kenapa pacar gue cantik gini sih?"
Ryujin tersipu mendengarnya, sungguh Asahi itu orang yang tidak bisa ia tebak.
"Gombal."
"Enggak kok, lo emang cantik. Semangat ya, kita harus buat penampilan yang bagus dan gue yakin orang-orang bakalan suka sama penampilan piano lo Ryu."
"Iya, lo juga semangat ya Sa."
"Iya sayang," ucap Asahi sembari tersenyum.
Lalu kini mereka berdua sudah keluar dari ruangan namun saat Ryujin akan memakai heelsnya, sepatunya itu hilang.
"Sa heels gue gak ada."
"Loh kok bisa?"
"Gak tau, jelas-jelas tadi gue simpen di sini."
Ryujin mulai mencari ke setiap rak sepatu dan memang sudah tidak ada apa-apa di sana.
"Gimana ini Sa?"
"Lo tenang ya, sekarang lo pake sepatu gue dulu aja. Kita harus ke backstage sekarang juga."
"Tapi Sa..."
Tanpa persetujuan, Asahi berlutut dan mulai memakaikan sepatunya itu pada Ryujin. Setelah terpasang dengan baik, mereka berdua mulai berjalan bersama.
Penampilan demi penampilan sudah dipertunjukkan dan tidak lama lagi adalah waktunya penampilan piano Asahi dan Ryujin namun heels gadis ini belum juga ketemu.
Selagi Asahi dan Ryujin sibuk mencari, tiba-tiba datang Jake yang memang ia ingin menemui Ryujin untuk memberikan semangat. Ia kebingungan mengapa Ryujin sangat cemas dan sedari tadi pergi ke sana kemari.
"Kak Ryujin," sapa Jake sembari menghampiri Ryujin.
"Jake," ucap Ryujin pelan, seketika ia bingung dan merasa bersalah. Bagaimana kalau jake tahu sepatu yang ia berikan itu malah hilang?
"Kak Ryujin kenapa? Kok kayak lagi cari sesuatu."
"Itu..."
"Heels Ryujin hilang, ini masih nyari," ucap Asahi sembari masih mencari.
"Maaf ya Jake."
"Ya ampun gak usah minta maaf kak, ya udah gue bantu cari ya."
Kini Jake mulai mencari sepatu heels Ryujin itu, hingga saat ia melihat ke bangku kecil tidak jauh dari belakang panggung, Jake menemukan sepatu tersebut lalu dengan segera memberikannya pada Ryujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...