14 - Mata dibalas mata

265 54 2
                                    

Asahi dan Ryujin sudah sampai di rumah kemudian keduanya langsung masuk ke dalam. Saat berada di ruang keluarga, mereka bertemu dengan Lia yang hendak berjalan menuju kolam renang. 

"Ryujin?"

"Iya kak, gue ke sini mau latihan."

Asahi melihat ke arah Ryujin dengan tatapan menyelidik "Katanya gak mau latihan," gumamnya pelan.

"Lo tunggu di sini," lanjut Asahi sembari berjalan menuju lift untuk ke kamarnya.

"Ryu ikut gue yuk."

Lia menggandeng lengan Ryujin dan mengajaknya bersantai bersama di dekat kolam renang.

"Kalian pulang bareng ya? Naik apa? Perasaan tadi Asa ke sekolah bareng Sieun deh."

"Naik bus."

"Bus? Gue gak salah denger?"

"Enggak kak."

Lia tersenyum karena akhirnya Asahi mau naik bus, ia juga merasa bersyukur.

"Gue berterima kasih ya Ryu, lo udah bisa bikin Asa berani naik kendaraan umum."

"Emang kenapa sih kak?"

Lia tidak langsung menjawab pertanyaan Ryujin, bahkan untuk beberapa saat hanya diam saja. Hal tersebut langsung disadari oleh Ryujin.

"Em... gapapa Ryu, mungkin karena gak pernah aja," akhirnya hanya itu jawaban yang bisa Lia ucapkan.

"Oh gitu," jawab Ryujin sembari menganggukan kepalanya.

"Oh iya, gue udah denger masalah lo itu Ryu. Pasti ulang Reza lagi kan?"

"Sarah kak, tapi Reza juga terlibat. Gue dijebak tapi syukurnya ada saksi mata cuma dia gak mau lapor."

"Kenapa?"

"Dia takut, buktinya juga masih kurang."

"Gue juga udah denger dari Jaemin kalau Reza itu parah banget."

"Parah?"

"Kelakuannya di sekolah gak seberapa dibanding kelakuannya kalau di luar, dia itu iblis. Dia itu sebenarnya gak sejago Jaemin tapi dia gak kenal takut. Ibarat orang normal kalau potong ayam itu dipilih sesuai bentuknya tapi kalau dia enggak, potong acak dan brutal."

"Pantes waktu itu dia gak berani kelahi sama gue tapi mainnya langsung nyekik aja."

"Nah itu. Kalau lokasinya kemarin gak di sekolah, mungkin bisa aja lo beneran dilempar sama Reza."

"Kenapa iblis kayak gitu masih bisa hidup tenang?"

"Keluarganya gak ada yang tau kelakuan busuk anaknya. Reza itu manipulatif."

"Psikopat dong kak."

"Iya. Makanya kalau lo mau lawan dia, lo harus nekat. Mata di balas mata, lo dijebak ya lo juga harus jebak balik."

"Oke, gue ngerti kak."

"Tapi ada satu hal yang gue khawatirin Ryu."

"Apa kak?"

"Bentar lagi masa pemilihan dan ayahnya Reza masuk kandidiat. Pasti mereka nyiapin segala hal untuk menutupi apapun kalau-kalau memang ada yang bikin masalah, termasuk Reza."

"Gue gak peduli kak, yang salah tetap salah."

"Siapa yang salah?"

Ryujin dan Lia sama-sama membalikkan badannya saat mendengar suara Asahi yang kini sudah ada di samping keduanya.

17 Tahun (Lalu) - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang