Setelah kencan pertama di sea world, Asahi dan Ryujin pergi makan bersama. Kini mereka sudah sampai di salah satu cafe yang satu arah dengan jalan pulang. Cafe itu cukup ramai dari biasanya karena akhir pekan. Sembari menunggu makanan, mereka berdua saling mengobrol bersama.
"Ini," ucap Asahi sembari menyerahkan satu kotak kecil yang sedari tadi tersimpan di saku jasnya.
"Apa ini Sa?"
Asahi tidak menjawab, ia membuka kotak tersebut dan setelahnya Ryujin terlihat senang.
"Cantik."
"Walau gue gak pernah liat lo pake jepit rambut tapi semoga lo suka."
Ryujin menerima jepit rambut itu dan berusaha untuk mencobanya, namun sedikit kesusahan karena itu jepit rambut yang bagusnya dipakai di belakang bukan di samping.
Tanpa diminta, Asahi bangun dari duduknya dan mendekat pada Ryujin. Ia meminta jepit rambut tersebut lalu dipakaikannya di rambut Ryujin, tak lupa ia memfotonya dan memperlihatkan pada Ryujin.
"Liat, bagus."
"Makasih ya Sa," ucap Ryujin sembari tersenyum.
Walaupun jepit rambut adalah hal sederhana namun Ryujin sangat bahagia menerimanya. Tak terasa pesanan mereka sudah datang, kini Asahi dan Ryujin mulai makan bersama.
"Sa."
"Iya Ryu."
"Em..."
"Kenapa gak dilanjut?"
Benar, Ryujin menghentikan bicaranya. Ia bingung apakah harus membicarakannya atau tidak namun sepertinya Asahi harus tetap tahu.
"Sa kita backstreet ya, gapapa?"
"Dari? Orang tua lo Ryu?"
"Semuanya."
"Semuanya?"
"Iya, gak mau ya? Maaf...," Ryujin menundukkan kepalanya.
"Kok nunduk gitu, Ryu liat gue."
Ryujin menuruti Asahi dan ia sudah menatap wajah Asahi.
"Oke kalau itu mau lo Ryu, tapi jangan sampai karena hubungan kita backstreet terus lo bisa seenaknya sama cowok lain. Gue gak mau itu, lo cuma milik gue."
Ryujin tersipu lagi, oh sungguh hari ini Asahi membuatnya jatuh cinta tiada habisnya.
"Iya gue milik lo Sa," ucap Ryujin meyakinkan, ia juga tersenyum pada Asahi.
.
.
.
Sieun sedang mengurung diri di kamarnya, kali ini karena ayahnya tahu soal gangguan kecemasan yang ia alami. Selama ini, Sieun memang mengunjungi dokter psikolog diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Ketukan pintu selalu terdengar dari luar kamarnya, ibu Sieun memintanya untuk membukakan pintu namun Sieun tidak melakukannya. Bahkan ia tidak memikirkan rasa laparnya, sedari tadi ia hanya menangis dan melamun di lantai samping kasurnya.
"Kenapa Tuhan gak adil sama gue? Kenapa gue harus punya ayah seperti dia. Kenapa Tuhan?" monolog Sieun lirih.
Dari kecil Sieun dididik dengan keras dan tegas, ia bahkan sangat jarang bisa bernafas lega. Maka dari itu saat ia bersama Asahi, ia merasakan kehidupan yang sebenarnya. Apa alasannya? Ayah Sieun mempercayai Asahi. Selain itu, Asahi pintar pasti akan memberikan dampak baik juga untuk Sieun. Oleh sebab itu, Sieun akan selalu menemui Asahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...