Prolog

999 105 13
                                    

Matahari telah menampakkan wujudnya, itu tandanya memaksa kita untuk memulai aktivitas. Hari ini seperti biasa, laki-laki itu akan berangkat bekerja sembari mengantar anaknya. 

"Pamit dulu sama ibu." 

"Bu, Eunseo berangkat sekolah dulu ya." 

"Iya sayang. Belajar yang serius, dengarkan perkataan gurumu." 

"Siap bu bos." 

"Ya ampun siapa yang ngajarin nih, sini ibu cium dulu." 

"Aku juga." 

Laki-laki itu mendekat pada istrinya kemudian ia mendapatkan ciuman di pipi. Ia juga memberikan ciuman di kening istrinya. 

"Aku berangkat dulu ya." 

"Hati-hati sayang." 

.

"Ingat pesan ibu tadi nak?"

"Belajar yang serius dan mendengarkan perkataan ibu guru." 

"Bagus, pintarnya putri ayah."

"Ayah aku masuk dulu ya." 

Laki-laki itu melambaikan tangannya pada putrinya, Eunseo. Setelah Eunseo bergabung dengan teman-temannya, ia berjalan pergi menuju mobilnya yang ia parkirkan dipinggir jalan. 

Kebetulan sekolah Eunseo itu masuk di area yang sepanjang jalan terdapat banyak gedung sekolah, mulai dari sekolah Taman Kanak-kanak, SD, SMP juga SMA. 

Tepat di seberang sekolah Eunseo adalah sekolah SMA laki-laki itu dulunya. Laki-laki itu tidak langsung masuk ke dalam mobil, tiba-tiba ia merasa merindukan masa sekolahnya. 

Ada satu yang menjadi perhatiannya sekarang, ada satu siswa laki-laki yang berjalan dengan sangat cueknya sedangkan disampingnya ada seorang siswi perempuan yang mengoceh tapi tak dihiraukan. Tiba-tiba ia jadi teringat akan kenangan itu, apa yang dilakukan kedua siswa itu pernah ia alami. 

"Waktu cepat juga berlalu." 

Tiba-tiba ponsel laki-laki itu bergetar dan ia langsung melihatnya, ternyata ada pesan masuk dari grup obrolan. 

"Reuni?"

.

.

.

Suasana pagi yang cukup merepotkan bagi seseorang sekarang, sedari pagi ia menyiapkan banyak hal terutama kebutuhan suami dan anaknya. 

Setelah suami dan anaknya berangkat untuk kerja dan sekolahpun, dirinya masih harus mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. 

"Ya ampun punggung gue sakit banget, semoga bi Siti cepat balik sini. Ternyata ngerjain pekerjaan rumah sendirian itu cape banget." 

Perempuan itu duduk di ayunan rooftop rumahnya, untuk beristirahat. Namun sebelumnya menyalakan musik dari speaker yang memang ada disana. Rumah perempuan itu memiliki rooftop yang sengaja di desain untuk ruang bersantai.

Ting 

"Grup apa nih?"

"Grup angkatan?" 

Perempuan itu langsung mengecek isi dari pesan di grup tersebut, awalnya tidak yakin kalau itu benar-benar grup angkatan sekolahnya dulu tapi sampai akhirnya yang mengirimkan informasi adalah salah satu gurunya, ia percaya. 

"Reuni?"

.

.

.

17 Tahun (Lalu) - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang