Setiap hari senin gerbang sekolah selalu ditutup lima belas menit sebelum dimulainya upacara bendera. Ryujin sedang berlari dari halte bus sembari terus melihat jam tangannya.
"Tiga menit lagi, lo bisa Ryujin!" ucap Ryujin sembari terus berlari.
Kreat – pintu gerbang sekolah mulai ditutup saat Ryujin hendak menyebrang jalan. Kemudian gadis ini berteriak di sana. Sebenarnya bukan hanya dia yang telat namun ada beberapa murid lainnya juga.
"Pak satpam jangan ditutup dulu."
Setelah jalanan sepi, Ryujin langsung berlari dan menerobos kerumunan para murid yang berdiri di depan gerbang sekolah.
Gagal – Ryujin dan beberapa murid itu tidak bisa masuk ke dalam sekolah.
"Aish, huh. Semua gara-gara si kidal, awas aja tuh anak," umpat Ryujin sembari berjalan keluar dari kerumunan.
Brug – badan Ryujin bertabrakan dengan seseorang yang ada di sana.
"Es batu?" ucap Ryujin heran, ia tidak menyangka kalau Asahi telat juga hari ini.
Asahi tidak memedulikkan Ryujin dan ia kembali berjalan untuk berbicara dengan pak satpam yang masih menunggu di balik gerbang.
"Percuma, gak akan dibukain."
Lagi-lagi Asahi tidak mendengarkan perkataan Ryujin, ia masih mencoba membujuk pak satpam. Ini adalah kali pertama seorang Asahi kesiangan berangkat sekolah. Murid-murid yang ada di sana juga tak menyangka.
Tak lama bel berbunyi dan pak satpam juga sudah kembali ke tempatnya. Ryujin berjalan menyusuri pinggir sekolah, ia berjalan ke tempat biasanya kalau ia kesiangan. Namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, ia tidak bisa berhenti memikirkan Asahi dan akhirnya Ryujin kembali lagi ke depan gerbang.
Kerumunan murid itu sudah terpencar, Asahi juga sudah berjalan kembali ke motornya.
"Es batu lo mau di sini aja? Gak masuk?"
"Maksud lo?"
"Gue tau caranya biar kita bisa masuk."
"Terus motor gue gimana?"
"Itu, lo parkir di sana aja. Itu tempat biasa murid lain parkir juga kok."
Asahi mengikuti arah tunjuk Ryujin dan benar saja di sana banyak sekali motor yang terparkir.
"Gue tunggu lima menit lagi di sana," ucap Ryujin sembari menunjuk bagian ujung sekolah.
"Emang gimana caranya bisa masuk?"
"Udah ah lo banyak tanya, cepet sana parkir dulu. Gue tunggu, kalau lebih dari lima menit belum dateng juga, lo gue tinggal."
Kini Ryujin mulai berjalan menuju tempat yang ia maksudkan itu. Asahi sebenarnya tidak yakin tapi akhirnya laki-laki ini menuruti perkataan Ryujin juga, ia sudah mengendarai motornya.
Setelah memarkirkan motornya, Asahi bergegas menyebrangi jalan dan berjalan menuju tempat Ryujin saat ini.
"Bagian tubuh lo yang mana yang kuat? Kaki sama tangan lo kuat kan?"
"Malah gak dijawab. Sekarang lo lepas tas lo terus lempar ke sana," lanjut Ryujin sembari melempar tasnya ke dalam sekolah.
Asahi dan Ryujin berada di belakang sekolah. Di sana biasanya tempat untuk para murid kalau telat atau mau bolos sekolah.
"Bentar, ini maksudnya manjat benteng?"
"Yoi, noh ada bangku kan. Sekarang kita naik itu baru loncat."
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...