Seperti malam biasanya, saat ini Asahi dan anggota keluarganya sedang makan malam bersama. Ayah Asahi bernama Younghoon, ia merupakan direktur utama di salah satu perusahaan stasiun Tv.
Asahi juga memiliki kakak perempuan, Lia. Lia satu sekolah dengan Asahi, sekarang berada di tingkat tiga atau kelas dua belas. Asahi dan Lia hanya berbeda satu tahun saja.
"Gimana sekolahmu hari ini Asahi?" pertanyaan Younghoon tidak dijawab oleh Asahi.
Lia melihat pada Asahi yang duduk disebelahnya. Semenjak kejadian itu, Asahi menjadi pribadi yang dingin, bahkan pada ayahnya sendiri.
"Kalau kamu Lia?"
"Hari ini berjalan seperti biasa, guru udah minta kita untuk lebih fokus belajar."
"Gak kerasa ya, kamu udah kelas dua belas."
"Iya ayah. Ayah gimana? hari ini banyak kerjaan?"
"Hari ini memang banyak kerjaan tapi semua lancar aja ko."
"Syukurlah, ayah jangan sampai kecapean ya."
"Terimakasih putri ayah."
Sret - tiba-tiba Asahi memundurkan kursinya, bangun dari duduknya kemudian beranjak pergi dari sana.
Younghoon yang melihat itu terlihat sedih. Benar, ia juga merasakan perubahaan dari putranya semenjak kejadian itu.
"Ayah jangan khawatir ya, nanti Lia bicara sama Asahi. Mungkin hari ini dia lagi gak mood aja."
.
"Sa, lo kenapa?" tidak ada jawaban.
"Eh bentar, kenapa pergelangan tangan lo merah gitu?"
Asahi langsung menutup pergelangan tangannya dengan memasukkannya pada saku hoodie. Kini Asahi dan Lia sedang berada di ruang bersantai dekat kolam renang.
"Asahi?"
"Gue gapapa."
"Jelasin dulu itu pergelangan tangan lo kenapa?"
"Gapapa."
"Sini gue liat."
Lia berusaha untuk melihat pergelangan tangan Asahi, awalanya susah tapi akhirnya bisa juga.
"Ya ampun, udah lo obatin?"
"Gue gapapa kak."
"Lo berkelahi?" Asahi menggelengkan kepalanya.
"Terus?"
"Ada cewek gila masuk kelas dan nyerang gue."
"Cewek gila? siapa?"
"Anak langganan masuk BK, teman pacar kakak."
"Somi? Ryujin?"
"Ryujin."
"Ryujin? serius? ko bisa? sejak kapan kalian saling kenal? bentar, gak mungkin dia yang lakuin itu."
"Gak usah tanya kalau ujung-ujungnya gak percaya."
"Ya bukan gitu Sa, gue tau dia gimana jadi ya gue bingung aja. Gak mungkin Ryujin gitu kalau tanpa sebab."
"Malas gue ngomongin dia."
Setelah berkata begitu, Asahi bangun dari duduknya kemudian berjalan menuju lift untuk ke lantai dua, kamarnya.
"Loh malah pergi."
Lia sedang berpikir sekarang, Ryujin tidak mungkin tiba-tiba menyerang Asahi tanpa sebab.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
أدب الهواة[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...