Siang ini sesuai janji yang sudah dibuat, Heeseung sedang menunggu seseorang di salah satu cafe. Sedari tadi ia terus menerus mengecek ponselnya karena pesan yang sebelumnya belum dibalas juga oleh orang yang akan ia temui itu.
Sampai minuman yang ia pesan sudah hampir habis pun masih belum datang juga, sehingga ia berinisiatif untuk menelepon orang itu namun panggilan tersebut tidak diangkat.
"Apa gak jadi ya? Atau terjadi sesuatu?" gumam Heeseung sembari menyeruput minumannya.
Tak lama datang seorang pelayan cafe menyerahkan sajian kue rasa dark choco di atas meja, Heeseung kebingungan.
"Aku gak pesen ini mbak," ucap Heeseung pada pelayan cafe itu.
"Saya cuma diminta memberikannya sama kakak, oh iya udah dibayar kok. Kalau gitu, saya permisi."
Pelayan cafe itu sudah pergi dan Heeseung melihat kue tersebut sekilas lalu bangun dari duduknya, ia berjalan ke area kasir namun tidak ada seseorang yang ia kenal. Ia juga melihat sekeliling dan keluar dari cafe namun ternyata sama saja, sehingga ia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam dan berjalan menuju tempat duduknya semula.
"Siapa ya?"
Heeseung melihat kembali kue itu dengan teliti sampai akhirnya ia menyadari sesuatu dan ternyata ada sobekan kertas yang terselip di bagian bawah kue tersebut.
Gue gak bisa dateng ke situ, kita ketemuan di tempat ini aja.
Gedung xxx, Jl xxx No xxx
Setelah membaca isi tulisan tersebut, Heeseung langsung beranjak pergi dari sana untuk menuju tempat yang dimaksud tanpa memikirkan apakah itu memang dari orang yang sedang ia tunggu atau bukan.
Di lain tempat, ada seorang perempuan yang sedang menunggu seseorang di sebuah gedung kosong. Perempuan ini terlihat cemas, sedari tadi ia melihat sekitar gedung karena merasa was-was.
Sudah kurang lebih hampir tiga puluh menit ia menunggu di sana. Ia tidak bisa berbuat banyak apalagi menghubungi orang yang ia tunggu karena ponselnya mati, ia lupa mengisi daya ponsel sebelumnya.
Sampai akhirnya perempuan ini mendengar suara langkah kaki dari belakang dan dengan buru-buru ia membalikkan badannya. Namun bukan ekspresi senang yang terlihat dari wajahnya, melainkan ia terkejut dan takut secara bersamaan.
"Surprise."
"Lo kenapa? Kok muka lo pucet gitu? Lo takut? Kaget ya karena gue bukan orang yang lo tunggu," lanjut seorang perempuan dengan senyum menyeringai di wajahnya.
.
Heeseung sudah sampai di tempat yang di tulis dalam kertas itu. Ia memarkirkan motornya di luar dan segera masuk. Tempat tersebut adalah sebuah gedung kosong dan sangat tua yang berada di pinggiran Jakarta.
Lalu sekitar sepuluh menit kemudian, ada panggilan masuk pada ponsel Heeseung dan ia langsung mengangkatnya.
"Halo?"
"...."
"Ini siapa?"
"....."
"Ini lo yang minta gue datang ke gedung ini kan? lo dimana? Gue udah sampe dari tadi."
"....."
Heeseung bingung karena orang dalam panggilan itu tidak menjawab sama sekali. Saat ia mengecek kembali panggilan telepon tersebut tiba-tiba....
Bruk – Punggung Heeseung dipukul oleh seseorang dari arah belakang dan kini mengakibatkan dirinya terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...