Alarm pada ponsel Ryujin berbunyi dan sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Dengan mata masih mengantuk, Ryujin mematikan alarm tersebut lalu tidur kembali. Baru saja sepuluh menit berlalu, alarm itu berbunyi kembali.
"Lima menit lagi," gumam Ryujin masih dengan mata tertutup, walau alarm itu berbunyi tapi ia kembali tidur.
Tak lama, pintu kamar Ryujin dibuka oleh seseorang dan orang itu langsung berjalan menghampiri Ryujin. Apa yang dilakukan orang itu membuat gadis yang sedang tertidur lelap ini seketika bangun.
"Aaaa hujan," teriak Ryujin terkejut dan langsung duduk.
"Bangun kribo, lo disuruh bangun pagi susah banget sih."
"Jaenudin lo ngapain di sini? Atap kamar gue bocor apa gimana sih?"
"Ini," ucap orang itu sembari mengangkat sebuah botol minuman.
"Dasar adik kurang aja lo ya."
Ryujin melempar guling pada adiknya itu, untung saja lemparan tersebut meleset.
"Lo itu dipanggil ayah dari tadi gak nyaut-nyaut dan cuma pake cara ini biar lo bisa bangun pagi."
"Awas lo ya, lo gak akan bisa lolos dari gue. Sini lo!"
Ryujin bangun dari duduknya dan hendak menarik tubuh Jaehyuk namun ia malah terjatuh karena didorong oleh adiknya itu.
"Berani lo ya."
"Bodo amat, cepet mandi. Lo ada latihan di sekolah kan jam 09.00, si Asahi telfon gue mulu. Lo gak bales pesan dia apa gimana sih?"
Setelah berkata begitu, Jaehyuk buru-buru lari keluar dari kamar. Ryujin masih duduk di lantai sembari menepuk jidatnya, ia melupakan soal latihan piano di sekolahnya itu.
"Mampus," ucap Ryujin sembari bangun dari duduknya lalu berjalan ke arah lemari.
Sepertinya Ryujin bingung memilih antara dua baju, ia mengeluarkan baju-baju tersebut dan mencoba melihatnya di depan cermin.
"Pake yang mana ya? Pengen yang hitam tapi bosen, ya udah deh pake yang warna coklat aja."
Setelah memutuskan akan menggunakan baju yang mana, Ryujin buru-buru berjalan menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Ryujin sudah selesai mandi lalu ia langsung merapikan rambutnya sembari membuka gorden.
Sebelum keluar kamar, Ryujin mengecek kembali penampilannya di depan cermin dan saat itu pula ponselnya berdering ada pesan masuk. Ryujin mengira kalau itu mungkin dari Asahi, terlihat senyuman di wajahnya.
Namun saat melihat notifikasi tersebut, ekspresi wajah Ryujin berubah. Pesan tersebut bukan dari Asahi dan ia sangat terkejut saat membacanya. Apalagi pesan itu terus saja bermunculan.
Tiba-tiba tubuh Ryujin merinding karena ia seperti sedang diawasi, makanya Ryujin langsung melihat sekeliling kamar dengan perasaan was-was.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...