16 - Munculnya saksi mata

260 50 4
                                    

Jaehyuk sedang bersama seorang murid perempuan yang ia akui sebagai gebetannya, mereka berdua berjalan menuju ruang OSIS.

"Hari Minggu kamu ada acara gak?" 

"Gak ada kak."

"Ada film baru yang pengen gue tonton tapi kalau sendirian gak asik deh. Mau nonton bareng?" ajak Jaehyuk sembari memalingkan wajahnya, ia malu.

"Boleh kak," jawab murid itu sedikit malu-malu.

"Serius Isa?" kini Jaehyuk menatap murid yang bernama Isa itu.

Isa menjawab pertanyaan Jaehyuk dengan anggukan sembari tersenyum. 

"Yes," ucap Jaehyuk dalam hatinya.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan ruang OSIS. Isa hendak masuk ruangan dan bersamaan dengan Heeseung yang keluar dari sana.

"Aku masuk dulu ya kak."

"Iya, semangat ya."

"Makasih kak," balas Isa dengan tersenyum kemudian masuk ke dalam ruangan.

Heeseung yang memperhatikan interaksi tersebut langsung mengahampiri Jaehyuk sembari menertawakan sahabatnya itu.

"Ciee yang lagi kasmaran."

"Diem lo."

"Tolong diingat dia sekretaris gue, lo harus minta restu sama gue dulu Jae."

"Bodo amat."

"Gak akan gue restuin lo."

"Emang lo bapaknya?"

"Tapi gue bisa bikin dia sibuk kalau lo gak baik-baik sama gue," ucap Heeseung sembari tertawa mengejek pada Jaehyuk.

"Iya iya pak ketua OSIS."

"Omong-omong, Asahi ada di kelas?"

"Enggak. Tadi sih ke perpus, biasa lah."

"Oke," ucap Heeseung sembari mulai berjalan pergi.

"Eh tunggu."

Jaehyuk mengikuti langkah Heeseung dan kini keduanya sudah berjalan bersama menuju perpustakaan.

.

"Oke, yang ini udah benar tapi kurang rinci penjelasannya," kata Asahi sembari menunjuk hasil pengerjaan Ryujin.

"Gue kira gak harus dikasih penjelasan banyak."

"Guru lebih suka dikasih penjelasan serinci mungkin, apalagi soal-soal turunan dan penyelesaian."

"Oke deh."

"Sekarang ke halaman selanjutnya. Lo udah baca kan?"

Pertanyaan Asahi tidak dijawab oleh Ryujin. Laki-laki ini melihat pada Ryujin yang malah bengong saja. Asahi mengambil pulpen dan menjitak kepala Ryujin sampai akhirnya gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Aw sakit," ucap Ryujin sembari memegangi kepalanya.

"Lo niat belajar gak?"

"Kenapa lo jitak gue sih?"

"Malah balik tanya."

"Sakit tau," gerutu Ryujin kesal.

"Lanjut baca."

"Eh Sa gue barusan tiba-tiba aja mikir, kira-kira otak lo terbuat dari apa ya?"

"Maksud lo?"

"Lo pinter banget sih. Terus murid di sekolah ini sama aja, mereka enak banget ya"

17 Tahun (Lalu) - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang