Jam dinding yang terpajang di kelas sudah menunjukkan pukul 09.50 pagi dan sebentar lagi adalah waktunya istriharat pertama. Ibu Dahyun sudah menghentikan mengajarnya dan segera menutup pertemuan hari itu.
"Pelajaran hari ini sudah selesai. Dua minggu lagi ada ujian tengah semester dan ibu harap kalian semua mempersiapkannya dengan semaksimal mungkin," ujar Ibu Dahyun sembari membereskan buku-bukunya.
"Baik bu," balas para murid.
Tak lama bel istirahat berbunyi, beberapa murid sudah mulai keluar kelas dan saat itu pula ibu Dahyun menghampiri meja Asahi.
"Asahi ikut ibu ke ruang guru ya."
Setelah berkata begitu, ibu Dahyun berjalan lebih dahulu dan Asahi mengikuti dari belakang. Sesampainnya di ruang guru, Asahi dipersilahkan duduk di kursi depan meja kerja ibu Dahyun.
"Gimana bimbingan belajarmu? Kamu tutornya Ryujin kan?"
"Iya bu, lancar."
"Baguslah, setelah ujian tengah semester ini akan ada evaluasi dari pak Doyoung. Ibu harap Ryujin bisa lolos kali ini."
"Iya bu."
"Ada satu hal yang sangat saya khawatirkan. Ini ada kaitannya sama kamu dan Ryujin."
"Ada apa sama Ryujin?"
"Kamu sudah tau kan soal kasus pembulian yang dilakukan Ryujin?"
Pertanyaan ibu Dahyun langsung membuat suasana hati Asahi buruk. Sepertinya kasus itu harus segera terungkap agar tidak ada yang menganggap kalau Ryujin adalah seorang perundung temannya sendiri.
"Ibu khawatir kalau kamu bisa terseret sama masalah Ryujin. Ya walaupun belum ada kejelasan dengan kasusnya tapi Ryujin sudah terkenal banyak masalah dan poin pelanggarannya sudah banyak, jadi..."
Belum saja ibu Dahyun menyelesaikan ucapannya, Asahi sudah menyela "Tolong langsung ke intinya."
Ibu Dahyun sedikit terkejut dengan tanggapan dari Asahi namun akhirnya ia melanjutkan perkataannya.
"Saya ingin kamu berhenti jadi tutor Ryujin sementara sampai kasus ini selesai. Kamu tau sendiri kan kalau kelas sains satu itu kelas unggulan dan menjadi contoh untuk kelas lain. Kalau sampai kamu terlibat..."
"Ibu tidak berhak untuk meminta saya berhenti jadi tutor Ryujin," jawab Asahi yang menyela ucapan ibu Dahyun lagi.
"Maksud saya...ini demi kebaikan kamu sendiri."
"Kebaikan saya atau kelas ibu?"
Pertanyaan Asahi langsung membuat ibu Dahyun terdiam sejenak dan baru saja akan menjawab pertanyaan itu, Asahi sudah melanjutkan perkatannya.
"Bimbingan belajar gak ada sangkut pautnya sama kasus pembulian, bahkan kasusnya belum terpecahkan. Saya yang bersedia menjadi tutor, jadi saya harus bertanggungjawab sampai selesai dan bukan hal ini yang menghentikan tanggungjawab saya."
Asahi bangun dari duduknya dan hendak pergi namun langkahnya terhentikan.
"Kamu mau kemana? Saya belum selesai bicara."
"Maaf bu saya harus menjalankan hukuman saya, permisi," ujar Asahi sembari mulai berjalan keluar dari ruang guru.
"Hukuman?"
Ekspresi wajah ibu Dahyun seakan menjelaskan betapa terkejutnya ia saat mendengar kalau seorang Asahi bisa mendapatkan hukuman.
.
.
.
"Gue kira lo gak mau jalanin hukuman," ujar Ryujin pada Asahi, laki-laki ini baru saja datang ke lapangan upacara.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun (Lalu) - Asahi Ryujin
Fanfiction[COMPLETED] ✓ "Adakalanya kisah cinta itu tak harus selamanya dimiliki, namun cukup untuk dikenang." - 17 Tahun (Lalu) Bagaimana kisah cintamu saat berusia tujuh belas tahun? Ayah bilang cinta masa sekolah itu hanya "cinta monyet". Nanti saat sudah...